Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Kuningan – Sebuah jembatan gantung sepanjang 120 meter di wilayah perbatasan antara Kuningan-Cirebon ambruk. Jembatan yang terletak diatas Sungai Cibatu Desa Sukadana Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan ini, baru rampung digarap pada Desember 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Sukadana, Uha Suhanan saat dimintai keterangan persnya, Minggu (12/4/2020), menuturkan, jika musibah jembatan ambruk terjadi pada Kamis (9/4/2020) sekira pukul 15.00 WIB sore. Ambruknya jembatan diduga akibat hujan lebat, sehingga membuat aliran sungai semakin deras dan mengikis tepian sungai tepat di pondasi bawah jembatan.
“Kalau saat kejadian tidak ada korban jiwa, karena memang tidak ada warga yang melintas. Kita sudah lakukan penutupan jembatan, sebab melihat ada retak-retak di beberapa bagian tembok jembatan,” ujarnya.
Dia menyebutkan, bahwa jembatan gantung itu merupakan penghubung Desa Sukadana Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan dengan Desa Karangwuni Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon. Sehingga jembatan gantung itu menjadi salah satu akses penting mobilisasi warga, baik dari Kuningan ke Cirebon maupun sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kuningan, HM Ridwan Setiawan SH MH MSi menyebut, jika tahap awal pembangunan jembatan dilakukan pada Agustus 2019 lalu. Jembatan itu merupakan proyek nasional yang menghabiskan anggaran senilai Rp3 Miliar.
“Jadi kami mendapat enam pembangunan jembatan gantung dari pemerintah pusat, salah satunya yang ini menghubungkan Kuningan dengan Kabupaten Cirebon. Proses pembangunan dilakukan langsung pusat, termasuk penunjukkan perusahaan yang mengerjakan dari pusat dan Kabupaten Kuningan hanya tinggal menerima saja,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, jika proyek jembatan gantung ini rampung sejak Desember tahun lalu. Bahkan sebelum ambruk, pihaknya sempat meninjau lokasi jembatan gantung tersebut.
“Saya sehari sebelum kejadian sudah meninjau kondisi jembatan dan melihat ada beberapa retakan, dan air benar sudah semakin dekat dinding jembatan. Oleh karena itu, hari Kamis pagi satu unit alat berat langsung dikerahkan untuk melakukan normalisasi aliran sungai, namun sayang di perjalanan malah terguling dan jembatan keburu ambruk,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara Kabid Preservasi dan Peralatan II Kementerian PUPR, Apri Artoto mengaku, tengah melakukan investigasi terhadap penyebab ambruknya jembatan gantung tersebut. Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah jembatan tersebut akan dibangun lagi atau dibatalkan.
“Sebenarnya sejak awal pembangunan jembatan tersebut sudah diperhitungkan secara matang, menempatkan pondasi pilon jembatan sekitar 10 meter dari aliran sungai. Namun ternyata kondisi alam menyebabkan aliran sungai terus bergeser dan mendekati pondasi jembatan dan mengikis hingga akhirnya jembatan ambruk. Saat ini kami sedang melakukan investigasi, dan hasilnya nanti kami laporkan ke pimpinan kami di Kementerian PUPR. Apakah nanti hasilnya dibangun kembali atau bagaimana, tergantung kebijakan pusat,” pungkasnya.(*)
***
*kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT