Kasus DBD di Kabupaten Kuningan Menurun Sepanjang Tahun 2021

Konten Media Partner
5 November 2021 18:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Kuningan – Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2021 di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Tercatat hingga November 2021 jumlah kasusnya sejumlah 196 kasus DBD.
ADVERTISEMENT
Sementara di tahun 2020, total kasus DBD di Kabupaten Kuningan mencapai 364 kasus. Termasuk kasus kematian akibat terjangkit DBD juga kian menurun dalam tiga tahun terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan Kuningan, dr Susi Lusiyanti melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2) Dinkes Kuningan, dr Denny Mustafa dalam keterangan persnya, Jumat (5/11/2021), mengatakan, apabila dari data penanganan DBD di Kuningan selama Januari-November 2021 jumlahnya ada 196 kasus. Angkanya menurun drastis dibandingkan kasus DBD di tahun 2020 yang menembus 364 kasus.
“Jadi untuk data kasus DBD ini tidak ada lonjakan signifikan. Hanya ada 1-2 kasus di satu tempat dan tidak terus bertambah,” ucapnya.
Dia melihat, jumlah keterjangkitan kasus DBD menurun, salah satunya dimungkinkan karena pusat-pusat pelayanan kesehatan masyarakat masih fokus terhadap penanganan pandemi COVID-19. Ditambah tak banyak masyarakat yang melaporkan adanya kasus DBD.
ADVERTISEMENT
“Pihak penyuluh kesehatan masyarakat juga belum secara rutin melaporkan Angka Bebas Jentik,” tukasnya.
Selain itu, Ia menyebut, jika kasus kematian yang diakibatkan dari keterjangkitan DBD juga alami penurunan. Selama tiga tahun terakhir, kasus kematian yang dilaporkan akibat DBD di tahun 2019 ada 4 kasus, tahun 2020 terdapat 3 kasus dan tahun 2021 hanya 1 kasus.
“Penyakit DBD ini kan ditimbulkan oleh virus. Sama dengan influenza, juga Covid, hanya saja DBD ini ada vektornya yakni nyamuk,” terangnya.
Apalagi saat musim penghujan seperti sekarang, lanjutnya, tentu berpotensi menimbulkan banyak genangan air. Sehingga bisa menjadi tempat berkembangbiak nyamuk jika tidak dibersihkan.
“Misal seperti di kaleng-kaleng bekas, gelas plastik dan pot-pot yang terbuka menghadap keatas berpotensi menimbulkan genangan air yang jadi tempat berkembangbiak nyamuk. Jika ini dibiarkan, ya vektor DBD ini akan menyerang manusia, dan DBD bisa merebak lagi,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Ia mengaku, belum sepenuhnya mampu mengendalikan vektor nyamuk tersebut. Sebab tergantung pada kesadaran masyarakat dalam memperhatikan kebersihan sanitasi lingkungan.
“Kemudian yang paling penting dari penanggulangan DBD ini adalah pemberantasan sarang nyamuk, bukan fogging,” tutupnya.(*)