Keluarga Keraton Kasepuhan Cirebon Tuding Pangeran Kuda Putih Nodai Silaturahmi

Konten Media Partner
15 Agustus 2020 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah tokoh masyarakat melayat sebelum jenazah Sultan Sepuh XIV Cirebon, PRA Arief Natadiningrat dimakamkan, Rabu (22/7/2020).
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah tokoh masyarakat melayat sebelum jenazah Sultan Sepuh XIV Cirebon, PRA Arief Natadiningrat dimakamkan, Rabu (22/7/2020).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ciremaitoday.com, Cirebon - Keluarga Keraton Kasepuhan Cirebon menyayangkan aksi yang dilakukan massa dari kubu Raden Heru Rusyamsyi Arianatareja atau Pangeran Kuda Putih yang dinilai telah menodai silaturahmi.
ADVERTISEMENT
Kubu Pangeran Kuda Putih mendatangi Keraton Kasepuhan Cirebon pada Jumat (14/8/2020) dan mendeklarasikan penolakan terhadap PRA Luqman Zulkaedin diangkat jadi Sultan Sepuh XV. Kubu Pangeran Kuda Putih diketahui merupakan pendukung Raden Rahardjo Djali yang beberapa waktu lalu mengukuhkan diri sebagai Pjs Sultan Sepuh XV.
Polemik dan kegaduhan akibat saling klaim siapa paling sah dan berhak menduduki takhta Sultan Sepuh XV sangat disayangkan karena pihak Keraton Kasepuhan masih dalam suasana berkabung setelah meninggalnya Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat dan belum 40 hari wafat.
Hal inilah yang dirasakan Keluarga Keraton Kasepuhan. Tentu kekisruhan yang terjadi mengganggu suasana hati keluarga yang tengah berduka dan masyarakat Cirebon secara luas.
Salah satu perwakilan keluarga Kasepuhan Cirebon Muhammad Akbar menyayangkan tindakan sejumlah pihak yang terlalu bernafsu untuk menduduki takhta sebagai Sultan Sepuh XV terlebih menimbulkan kekisruhan. Secara etika hal itu tentu sangat disayangkan.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat menyayangkan tindakan saudara Heru Rusyamsi yang melakukan provokasi dimulai ketika Sultan Sepuh XIV wafat hingga kini mencoba menggagalkan tradisi turun temurun yang telah terjaga ratusan tahun di Keraton Kasepuhan Cirebon," katanya, Sabtu (15/8/2020).
Akbar pun menyayangkan sikap tidak konsisten kubu yang bersangkutan karena menodai nilai silaturahmi yang sesungguhnya.
"Saudara Heru dan kawan-kawan pada Jumat (14/8/2020) siang kemarin, berdalih akan bersilaturahmi. Namun sangat disayangkan faktanya Saudara Heru menyiapkan deklarasi penolakan dan berorasi menggunakan pengeras suara, dimana yang disampaikannya bertentangan dengan adat tradisi di Keraton Kasepuhan Cirebon," ujarnya.
Pihaknya pun mengimbau kepada seluruh pihak, agar menjaga kedamaian dan tidak terprovokasi oleh oknum-oknum yang ingin memanfaatkan situasi dan memecah belah kerukunan masyarakat Cirebon pada umumnya.
ADVERTISEMENT
"Hingga saat ini Keraton Kasepuhan Cirebon masih dalam suasana berkabung atas wafatnya Almarhum Gusti Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, untuk itu mohon dimaklumi dan kami mengharapkan selalu doa setulus hati bagi almarhum dan kami Keluarga Besar Kesultanan Kasepuhan Cirebon," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, massa dari kubu Raden Heru Rusyamsyi Arianatareja atau Pangeran Kuda Putih yang berjumlah sekitar ratusan menggeruduk Keraton Kasepuhan Cirebon, Jumat (14/8/2020) kemarin. Mereka menolak Putera Mahkota PR Luqman Zulkaedin dinobatkan menduduki kursi Sultan Sepuh XV.
Raden Heru menilai, pengangkatan Luqman Zulkaedin menjadi Sultan Sepuh XV tidak sah karena tidak sesuai dengan catatan sejarah. Kubu Pangeran Kuda Putih mengklaim yang berhak menduduki singgasana Sultan Sepuh XV adalah keturunan Gusti Sinuhun Sunan Gunung Jati.
ADVERTISEMENT
Penolakan itu dinyatakan dalam deklarasi di depan pintu utama Keraton Kasepuhan, namun perlawanan datang dari massa yang berasal dari dalam keraton dan langsung membubarkan deklarasi tersebut. Pembubaran massa pun hampir menimbulkan kericuhan dan bentrok fisik, namun aparat keamanan dan beberapa anggota lainnya berhasil menenangkan masa kedua kubu.
Raden Heru Rusyamsyi Arianatareja atau Pangeran Kuda Putih menyatakan, kedatangannya bersama massa pendukung untuk melakukan silaturahmi, karena surat yang dikirimkan dua kali sebelumnya tidak mendapat respons.
"Kami sudah mengirimkan surat dua kali untuk silaturahmi, tapi tidak ada tanggapan," katanya, Sabtu (15/8/2020).
Heru menyatakan, hendak meluruskan sejarah Keraton Kasepuhan yang dinilai tidak sesuai dengan silsilah sebenarnya. "Supaya masyarakat Cirebon mengetahui sejarah yang sebenarnya," ujarnya.
ADVERTISEMENT