Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Kemenperin Sebut Pengembangan Industri Tekstil Harus Dibarengi Pengembangan SDM
30 Juli 2023 9:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ciremaitoday.com, Bandung, - Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) masih jadi sektor penunjang perekonomian di Indonesia. Hal itu ditandai dengan meningkatnya investasi pada kuartal I tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kementerian Perindustrian, Emmy Suryandari, mengatakan peningkatan yang terjadi itu perlu dijaga dengan mencipta sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM dapat digodok di sekolah vokasi salah satunya Politeknik STTT.
"Sektor industri sekarang dihadapkan dengan revolusi industri dan ini harus bisa diadopsi oleh semua pihak baik Kementerian Perindustrian hingga para pelaku industri," kata Emmy dalam kegiatan Kongres ke-X IKA ITT-STTT-Politeknik STTT di Bandung pada Minggu (30/7).
Menurut Emmy, penyelenggara pendidikan di sekolah vokasi harus terus berupaya menjalin sinergisitas yang intens dengan sektor industri TPT agar SDM yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan industri.
"Senior dari kampus ini yang sekarang sudah ada di berbagai perusahaan atau industri harus bisa membuka kesempatan lebih luas kepada mahasiswa atau lulusan yang bakal menjadi SDM industri TPT ke depannya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Di lokasi yang sama, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, Ditjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Adie Rochmanto Pandiangan, mengatakan kondisi sektor TPT sudah mulai membaik setelah sempat dihantam COVID-19.
"Industri TPT masih jadi salah satu sektor strategis nasional. Pemerintah menginginkan agar industri TPT ini bisa masuk dalam lima besar dunia pada 2030," ucapnya.
Maka dari itu, Adie menilai kini merupakan momentum yang tepat bagi industri TPT di tanah air menciptakan produk yang dapat bersaing dengan negara lain. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dibutuhkan SDM yang memang berkualitas.
"Gonjang ganjing mengenai tekstil secara global ini ternyata tidak dirasakan di negara lain seperti Korea dan Taiwan. Itu bisa ada karena ekosistemnya sudah terbentuk, dan ini yang coba kami siapkan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hampir senada dengan Emmy dan Adie, Ketua IKA ITT-STTT-Politeknik STTT Riady Madyadinata menilai sinergisitas di antara lembaga pemangku kepentingan diperlukan untuk lebih menggairahkan kembali industri TPT pasca pandemi.
"Kami akan coba berbicara dengan seluruh stakeholder yang berkepentingan sehingga industri tekstil ini jangan turun terus, tapi harus ada peningkatan," katanya.
Begitupun, Sekjen IKA ITT-STTT-Politeknik STTT, Ananta Dwihasto, penguatan di sektor industri tekstil harus sejalan dengan penguatan SDM. Dengan kata lain, pengembangan industri TPT yang berkualitas harus dibarengi juga dengan pengembangan SDM-nya.
"Ini menjadi konsen bersama bahwa industri TPT yang baik dan tetap tumbuh tidak terlepas dari keberadaan SDM berkualitas," tandasnya.