Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon – Keraton Kasepuhan Cirebon resmi meluncurkan aplikasi berwisata yang disebut GWIDO. Aplikasi ini merupakan inovasi digital untuk berwisata di Kasultanan Kasepuhan Cirebon dengan teknologi Augmented Reality.
ADVERTISEMENT
Sehingga para pengunjung keratin baik dari dalam maupun luar negeri, tidak akan kesulitan mengakses informasi mengenai keratin Kasepuhan Cirebon. Hanya dengan mengunduh aplikasi di Play Store melalui smartphone, kemudian dapat men-scan objek tertentu sehingga muncul informasi detailnya.
Aplikasi GWIDO dalam bahasa Polandia berarti pemimpin ini, dapat pula diartikan refleksi dari kata Guide yang berarti panduan atau memandu. Sehingga semakin memudahkan pengguna dalam mengakses wisata sejarah khususnya Keraton Kasepuhan dan Gua Sunyaragi.
Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat dalam keterangan persnya, Minggu (01/03/2020), mengaku, tidak ingin ketinggalan dengan kemajuan jaman yang kini serba digital. Karena itu, pihak keraton berkolaborasi dengan CV Akses Digital meluncurkan GWIDO yang dapat diakses menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
“Keraton Kasepuhan dan Gua Sunyaragi merupakan tempat wisata yang paling diminati di Cirebon. Sehingga peluang untuk menarik wisatawan masih besar apalagi dibantu dengan aplikasi,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu yang menjadi unggulan GWIDO adalah adanya penerapan Augmented Reality (AR), sehingga dapat menampilkan objek 3D ke dunia nyata dalam waktu yang bersamaan.
“Dalam bahasa Indonesianya disebut Realitas Tertambah, dengan fitur ini pengguna hanya men-scan barcode pada objek tertentu di dalam museum Keraton, maka akan muncul objeknya dalam bentuk 3D,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, aplikasi GWIDO juga dilengkapi dengan fitur lain seperti informasi, acara, dan fitur bilingual. Fitur informasi memuat sejarah detail mengenai berbagai objek di museum dan bangunan-bangunan (Baluarti) di Keraton Kasepuhan dan Gua Sunyaragi.
ADVERTISEMENT
“Pada fitur acara, pengguna akan mendapatkan informasi mengenai agenda acara-acara si dua objek wisata tersebut,” tukasnya.
Dia berharap, pemanfaatan teknologi kekinian yang diaplikasikan pada dunia wisata, semoga dapat menarik minat wisatawan terutama generasi milenial untuk berkunjung dan belajar serta melestarikan baik sejarah maupun budaya Cirebon.
“Tempat wisata sejarah tidak hanya menjadi destinasi untuk sekedar wisata. Tempat ini juga diharapkan menjadi sarana untuk melestarikan kebudayaan dan sejarah di Indonesia khususnya Cirebon,” pungkasnya.(*)