Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Kericuhan Pecah di Depan Keraton Kasepuhan Cirebon, Perebutan Tahta Memanas
2 Oktober 2024 17:53 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon-Polemik tahta Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, kembali memanas setelah kericuhan terjadi di Alun-alun Sangkala Buana, tepat di depan Keraton Kasepuhan, Rabu (2/10). Puluhan warga terlibat bentrokan dan mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas umum.
ADVERTISEMENT
Ketegangan ini dipicu oleh klaim dari beberapa pihak yang merasa berhak menduduki tahta Kesultanan Kasepuhan, yang saat ini dikuasai oleh Sultan Pangeran Raja Adipati Luqman Zulkaedin.
Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali (LMA) Nuswantara Cirebon, Prabu Diaz, mengatakan, kericuhan ini bermula dari klaim dua individu yang merasa layak menjadi Sultan Kasepuhan.
“Tidak ada polemik di dalam Kesultanan sebenarnya, tapi ada dua pihak yang mengklaim menjadi Sultan. Mereka adalah Heru Nursamsi dan Raharjo,” ujar Prabu Diaz kepada wartawan.
Menurut Prabu Diaz, pihak Heru Nursamsi dan Raharjo telah mengutus orang untuk berdiskusi dengan LMA guna mencari solusi atas perselisihan ini.
“Mereka datang ke markas kami untuk meminta bantuan dalam menjembatani diskusi terkait siapa yang sebenarnya berhak menjadi Sultan. Kami berencana menghadirkan sejumlah pakar sejarah dan arsip negara untuk menuntaskan polemik ini,” katanya.
ADVERTISEMENT
Polemik ini sudah berlangsung sejak wafatnya Sultan Sepuh Pangeran Adipati Arif Natadiningrat pada tahun 2020, dan saat ini tahta diteruskan oleh putranya, Luqman Zulkaedin. Namun, kepemimpinan Luqman terus menjadi perdebatan dan memicu perebutan tahta.
Laskar Macan Ali berjanji akan melibatkan berbagai pihak dalam upaya menyelesaikan konflik ini secara damai dan berdasarkan fakta sejarah.
“Kami ingin menyelesaikan masalah ini dengan adil. Manis atau pahit hasilnya, semuanya akan berdasarkan fakta sejarah yang valid,” ucapnya.
Dengan kericuhan yang kembali terjadi, masyarakat berharap polemik ini dapat segera diselesaikan agar situasi di sekitar Keraton Kasepuhan kembali kondusif.(*)