Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Kisah Agen Koran di Cikapundung Bandung Bertahan di Tengah Gempuran Media Daring
10 Februari 2022 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Bandung - Surat kabar seperti koran dan majalah, pernah menjadi sumber informasi yang paling ditunggu dan menjadi idola masyarakat untuk mendapatkan informasi terhangat berbagai isu.
ADVERTISEMENT
Kawasan Cikapundung di Kota Bandung, Jawa Barat, adalah bagian dari saksi kejayaan surat kabar beberapa dekade ke belakang. Di Cikapundung, karya jurnalistik dari para pewarta disebarluaskan melalui para agen dan loper koran.
Penyebaran koran dilakukan para agen di kawasan Cikapundung Timur, tepatnya Jalan Dr. Ir. Soekarno. Sejak 1970-an, sepanjang jalan ini, hingga Jalan Banceuy menjadi salah satu pusat distribusi surat kabar di Kota Bandung.
Tetapi, kisah klasik perkembangan media cetak di Cikapundung, kota Bandung, nampaknya harus rela tergerus gempuran teknologi. Sejak era konvergensi media cetak ke daring dekade 2010, penyusutan omzet mulai dirasakan para agen koran di Cikapundung.
Di momen Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap tanggal 9 Februari, para agen koran di kawasan Cikapundung mengungkapkan kisahnya bertahan di tengah gempuran media digital seiring pesatnya perkembangan media dalam jaringan (daring) atau online.
Eneng misalnya, wanita yang tinggal di Sukajadi ini sudah menjadi agen koran sejak akhir dekade 90-an. Ia mengaku omzet yang didapatnya menurun hingga 10 kali lipat dibanding 20 tahun silam.
ADVERTISEMENT
Ia ditemani seorang putrinya saat menjaga agen koran. Ia sibuk melayani pesanan koran dari loper-loper yang membeli koran dari lapaknya.
"Dulu itu bisa sampai 15 juta per-hari (hasil penjualan). Sekarang sih sekitar 1,5 juta saja," ungkapnya.
Bila dipukul rata, awal dekade 2000-an, dalam sehari Eneng bisa menjual hingga 1.500 eksemplar koran. Jumlah itu menyusut hingga sekitar 180 eksemplar saja di tahun 2022.
"Tapi mau bagaimanapun, kehadiran teknologi enggak bisa ditolak. Mungkin sekarang kebiasaan orang sudah bergeser," ucap Eneng.
Kendati jumlah penjualannya menyusut jauh, tetapi para agen koran dan loper menyebut surat kabar masih punya segmen pembeli. Koko selaku pemilik agen koran mengakui hal tersebut.
Saat ditanya ketersediaan surat kabar media tertentu, ia menjelaskan ada surat kabar yang memang dijual untuk segmen pembeli umum. Namun ada pula surat kabar yang hanya dijual kepada mereka yang berlangganan.
"Biasanya kantor-kantor dan beberapa rumah di kawasan tertentu masih pesan. Enggak banyak lagi, tapi masih cukup," terang Koko.
ADVERTISEMENT
Selain Koko, masih ada Agus Mulyana. Pria yang berprofesi sebagai loper koran ini mengaku jika surat kabar yang diantarnya belum sepenuhnya kehilangan pembeli.
"Tiap hari mengantar koran. Waktu adzan Subuh, saya sudah ada di sini. Karena memang harus pagi kan," ucap pria yang sudah menekuni profesi ini sejak 1993.
Saat membawa dan mengantar koran, Agus membawa sekitar 120 eksemplar koran dari empat media nasional dan lokal yang cukup mainstream. Keempatnya menurut Agus masih punya banyak pembeli.
"Enggak bisa dibandingin sama dulu. Tapi kalau ukurannya sekarang orang pada pindah ke online, bisa bawa sebanyak ini (eksemplar koran) dan laku, itu sudah cukup bagus penjualannya," terang Agus.
Meski sebagian besar akses pemberitaan sudah bergeser ke dunia maya, tetapi tak bisa dipungkiri, media cetak pernah jadi nomor satu di hati para pembaca.
ADVERTISEMENT
Di tengah kemudahan mengakses informasi, tak ada salahnya mengenang masa lampau dengan berkunjung dan membeli surat kabar di sini.
Untuk anda yang mencari surat kabar di Cikapundung, sebaiknya datang di antara pukul 05.00 hingga 07.00 WIB. Setelah membeli koran, anda bisa membacanya sembari menikmati suasana pagi di Kota Bandung, tepatnya di Cikapundung Riverspot.***