Kisah Pelarian Penodong Pedagang Roti Bakar di Cirebon

Konten Media Partner
17 Januari 2020 14:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Video rekaman CCTV aksi penodongan terhadap seorang penjual roti bakar di Kota Cirebon.
zoom-in-whitePerbesar
Video rekaman CCTV aksi penodongan terhadap seorang penjual roti bakar di Kota Cirebon.
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon - Setelah video aksi kriminalnya viral di dunia maya, satu dari empat orang pelaku penodongan kepada penjual roti bakar di Kota Cirebon, berusaha menghilangkan jejak dengan melarikan diri ke Bandung Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Pelaku AR, warga Desa Kondangsari, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon bersama ketiga rekannya yakni AR, TS, AR, dan AN (masih buron) merampas handphone milik seorang penjual roti bakar di Kelurahan Kalijaga, Kota Cirebon dengan menggunakan golok dan samurai.
Aksi pelaku yang mengunuskan senjata tajam viral di dunia maya dan menjadi pemberitaan banyak media, setelah terekam kamera CCTV di sekitar tempat kejadian perkara.
Polres Cirebon Kota bergerak cepat melakukan pengejaran terhadap pelaku. Setelah menangkap TS, diketahui tersangka AR melarikan diri dan bersembunyi di salah satu apartemen di kawasan Cihampelas, Kota Bandung, Jawa Barat.
"Petugas menangkap AR di salah satu apartemen yang disewanya di Cihampelas Bandung," kata Kapolres Cirebon Kota AKBP Roland Ronaldy, Jumat (17/1/2020).
ADVERTISEMENT
Pihaknya menjelaskan, awalnya petugas kesulitan melacak jejak AR karena sudah bergerak ke kota lain yang lebih luas dan padat penduduknya. "Yang bersangkutan melarikan diri setelah beritanya ramai di dunia maya dan media sosial," ungkapnya.
Sepandai-pandainya Tupai melompat akhirnya jatuh juga, inilah ungkapan yang tepat disematkan kepada tersangka AR, walaupun berusaha melarikan diri sekuat tenaga polisi berhasil mencium keberadaan pelaku dan langsung ditangkap dengan timah panas bersarang di salah satu kakinya.
"Kami terpaksa melakukan tindakn tegas dan terukur karena ketika hendak ditangkap, pelaku berusaha melarikan diri," pungkasnya.
Sementara, AR mengaku, handphone hasil rampasan itu dijual ke salah satu counter dan uangnya digunakan untuk membiayai keperluan sehari-hari. "Handphone dijual Rp600 ribu untuk bayar kosan, buat makan, dan hiburan," katanya.
ADVERTISEMENT