Kisah Porter Stasiun Cirebon Menyambung Hidup Saat Kereta Tak Lagi Berhenti

Konten Media Partner
7 Mei 2020 13:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi, para porter atau pramuantar di Stasiun Senen, Jakarta memberi salam terima kasih dan hormat kepada penumpang kereta api. (Foto: Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi, para porter atau pramuantar di Stasiun Senen, Jakarta memberi salam terima kasih dan hormat kepada penumpang kereta api. (Foto: Kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ciremaitoday.com, Cirebon - Lebih dari 100 orang porter atau pekerja jasa panggul barang bawaan di Stasiun Cirebon kehilangan pendapatan sejak pandemi COVID-19 mewabah di berbagai daerah dan pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), disusul Peraturan Menteri Perhubungan terkait pengendalian transportasi, termasuk transportasi umum.
ADVERTISEMENT
Saat ini, mereka kesulitan memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, terlebih saat bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Sebelum pandemi COVID-19 melanda, setidaknya para pramuantar dapat mengantongi Rp100 ribu setiap harinya, dan saat bulan Ramadan tiba, jumlah penghasilan mereka biasanya meningkat hingga lima kali lipat.
Salah seorang porter di Stasiun Cirebon, Gono mengatakan, saat ini dia dan keluarga bertahan hidup hanya mengandalkan donasi dari pemerintah dan para dermawan, karena kehilangan pekerjaan akibat Pandemi COVID-19 yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan sosial sehingga moda transportasi tidak diizinkan beroperasi.
Saat kereta api penumpang tak lagi berhenti menurunkan dan menaikan penumpang di Stasiun Cirebon, praktis dia dan rekannya sesama porter tak mendapat pemasukan.
"Kereta penumpang tidak ada yang jalan satu pun hanya kereta batang saja. Saya tidak ada pemasukan karena tidak ada penumpang," katanya, Kamis (7/5/2020).
ADVERTISEMENT
Ia pun merasa resah, kalau wabah ini tidak segera berakhir, maka kesulitan pun akan semakin panjang.
"Ya semoga saja kondisinya cepat normal kembali," imbuhnya.
Dia menyatakan, banyak porter lainnya yang beralih profesi seperti menjadi penarik becak, kuli bangunan, dan lainnya.
"Untuk mendapat penghasilan tambahan ada yang jadi tukang becak dan kuli bangunan, itu pun sepi order," ujarnya.
Hal serupa dialami porter lainnya yakni Andi. Dia terpaksa meninggalkan pekerjaannya karena PT KAI menghentikan sementara operasional kereta penumpang.
"Tidak ada penumpang, sekarang di rumah saja," katanya.
Beruntung, salah satu anaknya masih bekerja. Untuk kebutuhan makan dan lainnya ditopang oleh anaknya.
"Saya masih ada anak yang kerja jadi bisa untuk makan sehari-hari. Yang lainnya juga sama," pungkasnya.
ADVERTISEMENT