Lesbumi PCNU Cirebon Pentaskan Wayang Toleransi

Konten Media Partner
18 November 2019 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lesbumi PCNU Cirebon menebar pesan toleransi melalui pementasan wayang. (Juan)
zoom-in-whitePerbesar
Lesbumi PCNU Cirebon menebar pesan toleransi melalui pementasan wayang. (Juan)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon - Masih menjamurnya gerakan intoleran dan radikal di Indonesia membuat berbagai pihak ikut berupaya untuk melawannya. Seperti dilakukan oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon.
ADVERTISEMENT
Mereka akan melaksanakan kegiatan Njujug Tajug (mendatangi musala) dengan menggelar sejumlah pementasan dan kegiatan. Pementasan yang dilakukan pun tidak sekedar hanya pementasan biasa, namun akan menggunakan lakon dengan tema toleransi.
Beberapa desa yang akan disambangi Lesbumi Cirebon dalam kegiatan Njujug Tajug ini, yaitu Desa Bulak Kecamatan Arjawinangun, Desa Bojongkulon, Kecamatan Susukan; Desa Pabuaran Lor, Kecamatan Pabuaran; Desa Luwung, Kecamatan Mundu; Desa Suranenggala, Lor Kecamatan Suranenggala; Desa Kalisari, Kecamatan Losari; Desa Kedungsana, Kecamatan Plumbon dan Desa Wanakaya, Kecamatan Gunungjati.
Lesbumi PCNU Cirebon menebar pesan toleransi melalui pementasan wayang. (Juan)
Sekretaris Lesbumi PCNU Kabupaten Cirebon Agung Firmansyah mengatakan, kegiatan Njujug Tajug, akan dilaksanakan di delapan tajug (Musala) di delapan desa di Kabupaten Cirebon. Pihaknya akan melibatkan kelompok seni yang sudah dilatih menggunakan lakon bertemakan toleransi
ADVERTISEMENT
"Kelompok seni yang ditampilkan terdiri atas lima kelompok seni yang sebelumnya dilatih oleh mentor yang ditunjuk LESBUMI, serta kelompok-kelompok seni yang berasal dari wilayah tajug tersebut berada," katanya, Senin (18/11/2018).
Menurut Agung, kegiatan yang mulai dilaksanakan pada 23 November 2019 ini, dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat, bahwa seni budaya yang berkembang di Cirebon sarat dengan pesan kebaikan.
"Pementasan ini juga, bisa memberikan pesan kepada masyarakat, terkait toleransi dalam keberagaman," imbuhnya.
Selain itu, kegiatan ini akan dipenuhi dengan pesan damai, toleransi dan keberagaman. Sehingga, seni budaya bisa digunakan untuk membentengi masyarakat dari faham-faham ekstremisme dan intoleran.
"Sehingga, masyarakat nantinya memiliki benteng dalam menghadapi faham ekstremisme dan intoleran,” tuturnya.
Sementara Ketua PCNU Kabupaten Cirebon, KH. Aziz Hakim Syaerozi menuturkan, bahwa sangat perlu melestarikan tradisi yang berawal dari tajug. "Pembangunan tajug zaman dulu, bukan dibangun oleh kontraktor, melainkan dibangun secara gotong royong dan atas kesadaran masyarakat," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam proses gotong royong tersebut, sama sekali tidak melihat dari suku, golongan, bahasa dan lainnya. Sehingga, gotong royong ini menjadi salah satu bentuk toleransi yang sudah terbangun sejak zaman dulu. "Tradisi yang ada di tajug itu, memotret ragam toleransi dan anti kekerasan," pungkasnya.