Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Mengenal Bendungan Kuningan, Suplai Air untuk Pertanian di Jabar dan Jateng
21 Februari 2021 15:14 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bahkan tak lama lagi, Bendungan Kuningan bakal dioperasikan mulai Juni 2021. Ada 6 desa terdampak Bendungan Kuningan akan digenangi air, namun hanya 1 desa yang seluruh wilayahnya akan tenggelam oleh air bendungan tersebut.
Bendungan Kuningan sendiri memiliki luas sekitar 284,45 hektare. Bendungan itu dibangun antara lain dengan tujuan bermanfaat untuk irigasi sebanyak 3.000 hektare, masing-masing D.I Cileuweung = 1.000 Ha (Kuningan) dan D.I Jangkelok = 2.000 Ha (Brebes), pengendalian banjir dengan reduksi banjir 429,24 m3/s (67,83%), pengairan air baku 300 l/det, PLTA 500 kW dan lain sebagainya.
Bendungan Kuningan berlokasi di Sungai Cikaro Desa Randusari Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan. Sedangkan total volume tampungan sekitar 25,955 Juta m3.
“Awal mula adanya proyek Bendungan Kuningan ini mulai dikerjakan sejak tahun 2013 lalu. Sampai sekarang selama 7 tahun ini, secara fisik bangunan itu sudah mencapai 100 persen,” kata Kepala Desa Kawungsari, Kusto kepada awak media, Minggu (20/2/2021).
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu desa yang terdampak paling besar adanya proyek Bendungan Kuningan, Ia merasa cukup berat untuk meninggalkan Desa Kawungsari sebagai tanah kelahiran. Namun karena adanya kesadaran dari masyarakat yang begitu besar, maka ia dan warganya merelakan untuk direlokasi.
Relokasi warga Terdampak Bendungan Kuningan
“Kita menghuni di Desa Kawungsari kan sudah lama, tidak dapat ditukar dengan uang sebetulnya. Masyarakat kalau tanpa kesadaran penuh demi kepentingan masyarakat yang lain, mungkin tidak rela. Karena ini program pemerintah, jadi masyarakat rela dengan ganti rugi, walaupun dari tahun 2013, 2015 sampai 2019 itu masyarakat sangat menunggu, lama banget ingin segera ada pembayaran ganti rugi,” bebernya.
Dia mengaku, banyak kenangan yang terpaksa ditinggalkan dari tanah kelahiran. Walaupun dikatakan mendapat ganti untung atas dampak proyek Bendungan Kuningan, namun cukup berat untuk ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
“Pasti yang namanya tempat kelahiran, walaupun sekarang boleh dikatakan ganti untung, tapi tetap tempat kelahiran sebetulnya tidak mau ditinggal. Kalau disini jelas terendam, mungkin paling dalam,” tutupnya. ***