Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Mengenal Tempat Tafakur Keluarga Keraton di Gua Sunyaragi Cirebon
13 Mei 2021 16:53 WIB
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon - Taman Air Gua Sunyaragi merupakan salah satu objek wisata andalan di Cirebon, Jawa Barat. Letaknya yang strategis di sisi jalur pantai utara (pantura), tepatnya di Jalan Brigjen Dharsono, menjadikan tempat ini mudah dikunjungi dari sisi manapun baik dari Jakarta maupun dari arah Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanannya, Gua Sunyaragi selalu berbenah dan mempercantik diri dan hingga kini menjadi daya tarik yang cukup kuat bagi siapapun yang hobi traveling.
Sarana prasarana cukup lengkap mulai dari area parkir yang luas dan bersih, takan bermain, hingga situs gua yang terawat.
Gua Sunyaragi menyimpan kekayaan sejarah dan nilai religi yang begitu kuat untuk dipelajari, sehingga pengunjung tidak hanya disuguhi indahnya peninggalan Kerajaan Pakungwati, tapi juga kisah kejayaan Cirebon saat itu hingga syiar agama Islam di zaman para wali.
Yang menarik, Gua Sunyaragi juga menjadi tempat bertafakur dan mensucikan diri. Proses penyucian dilakukan tidak di sembarang tempat, tapi di beberapa gua yang hampir seluruhnya terbuat dari batu karang dari laut Jawa bagian Selatan.
ADVERTISEMENT
Beberapa tempat yang bisa dieksplorasi di Gua Sunyaragi di antaranya adalah Bangsal Jinem tempat Sultan memberikan wejangan, Gua Pengawal, Gua Pandekemasang, Gua Peteng, Gua Lawa, Gua Pawon, Sumur Pesanggrahan dan lainnya.
Salah satu gua yang memiliki filosofi mendalam adalah 'Gua Peteng'. Menurut Pemerhati Budaya dan Sejarah Cirebon sekaligus pengelola Gua Sunyaragi Jajat Sudrajat, gua ini menjadi tempat keluarga keraton untuk mensucikan diri.
"Gua Peteng berasal dari bahasa Cirebon, yakni peteng yang berarti gelap. Sesuai dengan arti nama Gua Sunyaragi sendiri dalam Bahasa Cirebon yakni 'taman kaputren panyepi ing raga', yang berarti taman keluarga Keraton untuk menyucikan diri," katanya.
Ia menjelaskan, kalimat Penyepi ing raga digunakan sebagai pengganti kata 'bertapa' yang lebih memunculkan kearifan lokal. "Artinya sama yaitu mensucikan diri dari dunia ramai," terangnya.
ADVERTISEMENT
Jajat melanjutkan, Gua Peteng adalah simbol kemampuan manusia keluar dari sisi gelapnya. Gelap di sini berarti gelap pikiran, gelap hari, dan lainnya.
"Oleh karena itu tafakur dilakukan menghadap dari arah barat ke timur, karena mengikuti arah kiblat," ujarnya.
Orang yang hendak bertafakur harus menjalani satu ritual yakni berwudhu dengan air yang ada di bak atau kubangan di dalam Gua Peteng. "Selain untuk wudhu air di dalam bak juga berfungsi sebagai pendingin ruangan," tuturnya.
Gua Sunyaragi merupakan water castle atau istana air yang berada di tengah-tengah danau. Sehingga, di tempat ini dulunya sangat indah dengan gemericik air yang mengalir melalui sela-sela batuan karang, air-air tersebut pun masuk ke dalam Gua Peteng.
ADVERTISEMENT
Live Update