Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Mitos Jalan Karanggetas Cirebon Bikin Para Pejabat 'Ketakutan'
22 Februari 2020 12:38 WIB
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon - Kota Kediri dianggap sebagai tempat yang memiliki mitos kuat hingga membuat para petinggi atau pejabat negara enggan mengunjungi wilayah tersebut. Entah benar atau tidak, jika pejabat hingga presiden mengunjungi Kediri, dipercaya akan lengser dari jabatannya.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma Kediri, di Cirebon pun ada wilayah yang dianggap memiliki mitos serupa. Adalah Jalan Karanggetas yang dianggap terlarang bahkan mistis untuk dilewati orang-orang yang memiliki jabatan atau pesugihan dan ilmu kebatinan.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika pejabat atau orang yang memiliki pesugihan dan ilmu kebatinan namun memiliki sifat sombong, maka semua itu akan luntur saat melintasi Jalan Karanggetas.
Jalan Karanggetas sendiri menjadi salah satu pusat perekonomian di Kota Cirebon, di kanan kirinya terdapat pertokoan yang berjejer tidak berbeda dengan ruas jalan-jalan lainnya di Kota Udang.
Menurut Budayawan Cirebon Noerdin M Noer, mitos itu berasal dari kisah seorang pangeran yang berasal dari Baghdad bernama Syekh Magelung Sakti. Dari kesaktiannya, tidak ada seorang pun yang mampu memotong rambutnya yang panjang hampir menyentuh tanah.
ADVERTISEMENT
"Ia orang sakti, rambutnya tidak mempan dipotong oleh benda tajam," katanya kepada Ciremaitoday, belum lama ini.
Hingga akhirnya, pangeran sakti itu sampai di suatu tempat di Cirebon dan bertemu dengan orang tua yang tidak dikenalnya. Orang tua itu pun menawarkan diri untuk memotong rambut Syekh Magelung Sakti. Dengan nada menantang dan congkak, ia menyanggupi tawaran tersebut, dan orang tua itu dapat dengan mudah memotong rambut yang kebal terhadap benda tajam hanya dengan jari tangannya.
"Dengan kesaktiannya itu, ia menyombongkan diri barang siapa yang dapat memotong rambutnya maka ia akan berguru padanya. Orang tua yang memotong rambut Syekh Magelung Sakti itu adalah Sunan Gunung Jati," ujarnya.
Namun, ada versi lain yang menyebutkan bahwa, berdasarkan Kitab Pangeran Wangsakerta "Caruban Nagari" yang ditulis pada tahun 1670. Karanggetas berasal dari dua kata yakni 'Karang' yang berarti Tanah dan 'Getas' bermakna mudah patah (rapuh).
ADVERTISEMENT
"Daerah itu tanahnya mudah ambrol jika dilewati alat transportasi pada zamannya yaitu pedati. Hal ini terbukti ketika hendak membangun Masjid Agung di Keraton, pedati-pedati yang mengangkut kayu jati ketika melewati jalan itu kerap amblas," terangnya.
Pedati itu dinamakan 'Pedati Gede' yang hingga kini tersimpan di sekitar Jalan Karanggetas. Ia sendiri, berpegang pada catatan-catatan yang tertulis dalam kitab tersebut yang kini tersimpan di museum Sri Baduga Bandung Jawa Barat.
"Saya lebih berpihak pada yang tercatat saja, sebab mendekati rasional dan merupakan fakta karena manuskrip aslinya ada dan disimpan rapi di museum," tuturnya.
Menurutnya, Jalan Karanggetas tidak sekuat mitosnya karena beberapa kali kegiatan-kegiatan masyarakat dan kenegaraan yang dihadiri pejabat pernah diadakan di ruas Jalan Karanggetas.
ADVERTISEMENT
"Mitos saja itu, ada satu tempat perbelanjaan di Jalan Karanggetas dulunya kan Kantor Korem sering mengadakan acara-acara yang dihadiri pejabat namun tidak terjadi apa-apa. Mungkin hanya kepercayaan atau sugesti sebagian orang saja," tutupnya.