Konten Media Partner

Pabrik Gula Sindang Laut Cirebon di Ujung Tanduk

6 Januari 2020 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Armada truk membawa pohon tebu ke dalam pabrik gula Sindang Laut Cirebon. (Juan)
zoom-in-whitePerbesar
Armada truk membawa pohon tebu ke dalam pabrik gula Sindang Laut Cirebon. (Juan)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon - Salah satu dari dua pabrik gula di Cirebon yakni Tersana Baru dan Sindang Laut, berada di ujung tanduk alias ditutup atau bangkrut. Pabrik Gula Sindang Laut di Cirebon Timur akan ditentukan nasibnya pada pertengahan Januari mendatang.
ADVERTISEMENT
Karena saat ini pabrik Gula Sindang Laut tidak dapat memproduksi gula secara maksimal. Turunnya jumlah produksi gula di Cirebon yang berakibat pada rencana penutupan salah satu pabrik gula disebabkan oleh turunnya lahan tebu dan masyarakat budidaya tebu juga mengalami penurunan, selain itu impor gula turut mereduksi produk gula dalam negeri.
Direktur Produksi PG Rajawali II Muzamzam mengatakan, saat ini bahan baku yang dapat diolah sebanyak 3,5 juta kuintal per hari hanya bisa dilakukan oleh satu pabrik saja yakni Pabrik Tersana Baru.
"Faktanya jumlah bahan baku yang ada di Cirebon Timur hanya cukup diolah oleh satu pabrik gula saja. Kalau dipecah menjadi dua pabrik, maka hari giling yang efektif 150 (hari) menjadi di bawah 100, ini yang akan menyebabkan inefisiensi," katanya, Senin (6/1/2020).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kemungkinan terbesar yang bisa dipertahankan adalah Pabrik Gula Tersana Baru, karena kapasitas pengolahan masih tinggi dan sumber air untuk pengolahan lebih tercukupi daripada Pabrik Gula Sindang Laut. Namun, hingga kini pihaknya tengah melakukan kajian.
"Ini masih menjadi kajian kami, pilihannya akan diputuskan pada pertengahan Januari nanti," ungkapnya.
Sementara, pasokan bahan baku terus berkurang karena lahan tebu mengalami penurunan, lahan tebu yang dapat dikelola PG Rajawali II di Wilayah Cirebon hanya sekitar 30 persen.
"Kita memiliki luas lahan kurang lebih 12 ribu hektare. Dari jumlah itu yang bisa di okupansi menjadi lahan tebu baru 4.500 hektare. Sisanya masih berada di pihak-pihak luar yang masuk secara ilegal di lahan Hak Guna Usaha (HGU)," pungkasnya.
ADVERTISEMENT