Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Peduli Disabilitas, SMAN 1 Garut Raih Penghargaan di Festival Film Pelajar Jogja
12 Desember 2022 12:52 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Garut - Pelajar SMAN 1 Garut, Jawa Barat, meraih penghargaan di Festival Film Pelajar (FFP) Jogja 2022. Para pelajar SMAN 1 Garut yang berjumlah lima orang berhasil menyabet penghargaan khusus disabilitas kategori Film Pendek Fiksi Sarawati Award.
ADVERTISEMENT
Kelima orang pelajar SMAN 1 Garut tersebut, yakni Cecilia Clairin Rimayansyah, Heliana Putri Ansory, Yasa Satria Ismail, Firman Saputra, dan Rafi Ahmad Gunawan. Untuk diketahui FFP Jogja 2022 diikuti 67 sekolah se-Indonesia.
Pembimbing Lomba dari SMAN 1 Garut untuk FPP Jogja XIII 2022, yang juga sebagai Guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Garut, Yulianti, mengatakan sangat senang dan bangga karena memiliki anak-anak hebat yang selalu memiliki semangat tinggi, untuk terus berprestasi di tengah banyaknya kegiatan di sekolah.
"Anak-anak ini semuanya kelas XII, saya harap mereka tetap memiliki semangat tinggi untuk meraih prestasi di perguruan tinggi mana pun mereka nanti berada. Pencapaian mereka nanti tetap akan mengharumkan nama sekolah dan menjadi bekal mereka untuk menjalani kehidupan ke depannya. Selalu ingin melakukan yang terbaik sedari remaja, akan menjadi bekal mereka baik dalam perkuliahan maupun dalam dunia kerja," ujar Yulianti dalam keterangan yang diterima Ciremaitoday, Senin (12/12/2022).
ADVERTISEMENT
Yulianti mengatakan dalam FPP Jogja XIII 2022 ini Jawa Barat diwakili oleh 4 daerah yaitu Kuningan, Bandung, Depok, dan Garut, di mana untuk Kabupaten Garut sendiri hanya diwakili oleh SMAN 1 Garut.
Yulianti memaparkan jika film pendek yang berhasil menyabet penghargaan ini menceritakan tentang tiga bersaudara yatim piatu yang harus melanjutkan hidup bersama dengan keadaan yang pas-pasan, serta ketidakakuran antara si sulung dan si bungsu.
"Si sulung sering bermasalah dengan yang bungsu namun sebenarnya (mereka) sangat mencintai keluarganya. Ketidakakuran mereka ditengahi oleh anak kedua yang memiliki keistimewaan tidak dapat bicara (atau) tunawicara," papar Yulianti.
Kisah seorang tunawicara yang memiliki sifat kebijaksanaan inilah yang akhirnya mengantarkan film karya SMAN 1 Garut berhasil menyabet penghargaan khusus peduli disabilitas kategori Film Pendek Fiksi Saraswati Award.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Diah Kurniasari, istri Bupati Garut, mengungkapkan rasa bangganya atas raihan prestasi anak-anak yang telah mengharumkan Kabupaten Garut, serta mengapresiasi karya seni mereka, terlebih kecintaan mereka akan seni dokumenter.
Diah berharap, melalui karya seni cerita pendek ini dapat memberi inspirasi kepada anak muda mencintai seni dokumenter. "Mudah-mudahan banyak anak-anak Garut yang mencintai dokumenter, menjadi sutradara, produser (untuk) cerita pendek, tetapi sangat bermakna dalam dokumenter film mereka," ucap Diah.
Selain mengapresiasi hasil karya para pelajar, Diah juga berharap ke depan muncul bibit-bibit baru dalam seni film dokumenter. Seperti diketahui, sejumlah 67 film pendek karya pelajar dari 26 kota/kabupaten di Indonesia berpartisipasi. Melalui seni film, para partisipan berusaha menerjemahkan tema Hamemayu Hayuning Bawono dalam karya mereka.
ADVERTISEMENT
Puncak acara berupa festival dari tanggal 10 hingga 11 Desember 2022 yang dikemas dalam Pemutaran Film Terpilih, Kelas Hamemayu Pendidikan Seni Film, Pertunjukan Seni, Temu Komunitas Film Pelajar Indonesia, Forum Pendidik Film Indonesia, Sarasehan Hamemayu Cipta Rasa Karya dalam Film, Kelas Hamemayu Literasi Digital, serta Penganugerahan Karya.***