Pembukaan Sekolah di Kuningan, Jabar, Tunggu Evaluasi Simulasi KBM Tatap Muka

Konten Media Partner
3 September 2020 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Pembinaan SD pada Disdikbud Kuningan, Rizal Arif Gunawan. (Andri Yanto)
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Pembinaan SD pada Disdikbud Kuningan, Rizal Arif Gunawan. (Andri Yanto)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Kuningan - Simulasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka kini tengah dilakukan hampir di seluruh sekolah, khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP), termasuk Sekolah Dasar (SD). Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kuningan langsung mengawasi dengan menerjunkan sejumlah tim.
ADVERTISEMENT
Hasil laporan tim di lapangan, akan menjadi evaluasi Disdikbud Kuningan untuk memutuskan bagi sekolah yang telah siap melaksanakan KBM tatap muka. Sejauh ini, Disdikbud Kabupaten Kuningan telah menerima laporan sedikitnya 80 sekolah, khususnya SD yang dinyatakan siap KBM tatap muka.
“Setelah belajar tatap muka dilakukan jenjang SMP, kami melanjutkan evaluasi bagi pembelajaran tatap muka jenjang SD. Sudah ada sekitar 80 SD yang telah memulai simulasi awal belajar tatap muka, dan diperkirakan masih terus bertambah,” kata Kabid Pembinaan SD pada Disdikbud Kuningan, Rizal Arif Gunawan, Kamis (3/9/2020).
Menurutnya, 80 SD tersebut dinilai telah memiliki standar sarana protokol kesehatan yang memadai. Sekaligus telah menerapkan metode belajar yang sesuai di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
ADVERTISEMENT
“Jadi sekolah ini sudah memiliki sarana protokol kesehatan dan memiliki metode belajar dengan menyesuaikan AKB. Salah satunya yakni jam belajar siswa dibatasi hanya berlangsung selama 3 jam,” terangnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, setiap sekolah di jenjang SD hanya diisi separuh dari jumlah total siswa setiap ruang kelas. Jadi kapasitas ruang kelas diwajibkan hanya separuh dari kapasitas normal.
“Jadi kalau jumlah rata-rata itu hanya 16 siswa setiap ruang kelas. Kemudian siswa saat masuk sekolah dilakukan sistem sift atau bergantian, dalam sepekan hanya tiga kali masuk sekolah,” imbuhnya.
Pihaknya mengimbau, agar pihak sekolah dan orang tua memastikan para siswanya langsung pula ke rumah masing-masing saat jam pulang sekolah. Hal ini untuk memastikan, agar siswa tidak keluyuran ke tempat lain usai pulang sekolah.
ADVERTISEMENT
“Kami mengimbau agar semuanya mengawasi siswa, baik sekolah ataupun orang tuanya. Setelah jam pulang sekolah, usahakan agar semua siswa betul-betul pulang kerumahnya, kalau perlu orang tua menjemput langsung anaknya saat jam pulang sekolah,” ungkapnya.
Kendati terdapat SD yang sudah siap melakukan KBM tatap muka, namun masih lebih banyak SD belum memutuskan untuk mengikuti model pembelajaran tatap muka. “Masih banyak sekolah yang belum memutuskan penyelenggaraan belajar tatap muka. Jumlahnya itu ada 657 Sekolah Dasar baik negeri maupun swasta,” sebutnya.
Adapun proposal pengajuan KBM tatap muka dari sekolah, akan dibuat sejalan dengan belangsungnya simulasi tersebut. Sama halnya dengan jenjang SMP, siswa SD yang mengikuti KBM tatap muka harus mendapat izin dari orang tuanya. Bagi yang memilih belajar dirumah, sekolah berkewajiban memenuhi hak belajarnya dengam cara daring atau luring.
ADVERTISEMENT