Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Petani di Majalengka Tolak Rencana Impor Jagung
9 Oktober 2021 18:20 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Majalengka - Petani jagung di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menolak wacana impor jagung oleh pemerintah pusat.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, salah seorang petani jagung, asal Desa Kulur, Kecamatan Majalengka, Tatang mengatakan impor jagung dinilai akan merugikan petani.
"Wacana impor jagung hanya akan menyengsarakan petani. Kami berharap pemerintah membatalkannya," harap Tatang saat dimintai tanggapan soal impor jagung, Sabtu (9/10/2021).
Ditegaskan dia, alasan dirinya menolak impor jagung, sebab setiap tahunnya panen jagung di Kabupaten Majalengka melimpah. Bahkan, keuntungan yang diperoleh petani dari hasil panen jagung juga tidak terlalu besar.
"Sehingga bila pemerintah melakukan impor, maka petani menjadi pihak pertama yang dirugikan," katanya.
Kendati demikian, kata dia, jika pemerintah mengetok palu untuk melakukan impor, hal itu menurutnya harga jagung lokal akan semakin merosot. Sebab, tahun ini saja, dia mengaku, harga jual jagung sedang mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
"Awal panen harganya di atas Rp. 5 ribu, bahkan, ada yang Rp. 5.200. Tetapi harga kemudian terus mengalami penurunan hingga di kisaran Rp. 4 ribu/kg," terangnya.
Impor Jagung
Sementara, seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka Iman Firmansyah, juga menolak terkait wacana yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Pasalnya, menurut Iman, hasil panen jagung di Majalengka saat ini cukup melimpah.
Jika pemerintah bersikeras mengimpor jagung, lanjut dia, dikhawatirkan berpengaruh buruk terhadap penyerapan hasil panen jagung di dalam negeri.
Dia mengatakan, dengan memiliki luas lahan jagung sebanyak 18 ribu hektare. Majalengka rata-rata menghasilkan hampir 144 ribu ton jagung setiap tahunnya.
"Tonasenya per hektare itu hampir menghasilkan sekitar 8 ribu ton, sehingga untuk Kabupaten Majalengka stok jagung itu melimpah. Jadi kami tidak mendukung adanya impor," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Adapun alasan tidak mendukung, kata Iman, sebab stok dan produksi jagung di Majalengka nantinya tidak akan ada yang memanfaatkan.
"Jika impor terus produksi dari kita siapa yang mau membeli," tandasnya. (Erick)