Konten Media Partner

Polemik Rumah Sakit Rujukan Covid-19, Bupati Kuningan Jamin Keselamatan Warga

26 Maret 2020 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eks RS Bersalin Citra Ibu Kuningan yang rencananya akan difungsikan jadi Rumah Sakit Darurat (RSD) penanganan pasien Covid-19. (Andri Yanto)
zoom-in-whitePerbesar
Eks RS Bersalin Citra Ibu Kuningan yang rencananya akan difungsikan jadi Rumah Sakit Darurat (RSD) penanganan pasien Covid-19. (Andri Yanto)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Kuningan - Bupati H Acep Purnama SH MH mulai berkeliling menemui dan menyampaikan pemahaman kepada warga yang tinggal di sekitar kawasan eks RS Bersalin Citra Ibu Kuningan.
ADVERTISEMENT
Bahkan Bupati Acep bakal menjamin keselamatan warga, terkait rencana pemerintah daerah untuk menjadikan eks RS Bersalin Citra Ibu sebagai rujukan penanganan Virus Corona (Covid-19).
“Ya ini sehubungan dengan eks RS Citra Ibu, akan dimanfaatkan kembali oleh pemerintah daerah dalam rangka antisipasi penanganan Covid-19. Saya sudah sosialisasi di wilayah paling dekat di Perumahan Ciharendong Kencana, dan warga Ciharendong juga sudah lebih awal diberitahukan oleh tokoh-tokoh setempat,” kata Bupati Acep saat ditemui awak media, Kamis (26/3/2020).
Dia menilai, hal wajar ketika warga di sekitar kawasan eks RS Bersalin Citra Ibu ada kekhawatiran. Namun dipilihnya gedung eks RS Bersalin Citra Ibu ini, sebab salah satu lokasi yang paling memenuhi standar dalam penanganan medis.
ADVERTISEMENT
“Bahwa eks RS Citra Ibu ini yang paling memenuhi standar, apabila dibandingkan kita misalnya suatu tempat dijadikan lokasi penanganan Covid-19. Sebab gedung ini spesifikasinya memang rumah sakit, sehingga disitu sudah memenuhi syarat sebuah tempat penanganan atau perawatan,” tandasnya.
Pihaknya menjamin, telah membuat perencanaan dan pelaksanaan secara matang, jika nanti eks RS Citra Ibu benar-benar berfungsi, maka tidak akan merugikan masyarakat.
“Saya jamin, kita membuat perencanaan dan sampai pelaksanaan nanti kalau ini berfungsi, tidak akan merugikan masyarakat, dan tidak akan menyebarkan itu. Kita juga sudah punya ukurannya terkait dengan penyebarannya, termasuk isolasinya, karena ini bekas rumah sakit jadi lebih mudah kita mengolah, sebab sudah sesuai standar operasionalnya,” beber Acep.
Misalnya saja, kata Acep, seperti instalasi pengolahan air limbah (IPAL) rumah sakit hingga penataan ruangan isolasi yang tertutup, dan tidak menyatu dengan lingkungan setempat.
ADVERTISEMENT
Sementara Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kuningan, dr Asep Hermana SpB FINANCS FICS MM menambahkan, bahwa Virus Corona ini bukan penyakit yang ditularkan melalui udara atau airborne desease. Namun ditularkan melalui droplet dari bersin atau batuk penderita yang menempel ke organ pernafasan baik mulut atau mata orang lain.
“Jadi nanti ruang isolasi pasien ini akan dirancang ketat dan aman. Hanya petugas khusus saja yang boleh masuk,” tandasnya.
Meski bukan penyakit menular melalui udara, pihaknya bekerja keras, agar rumah sakit dilengkapi folter udara dari ruang isolasi. Udara itu akan disterilisasi melalui filter elektronik dengan panas ratusan derajat sebelum dibuang keluar.
“Rumah sakit ini akan dipasang alat netralisir ventalisasi udara, agar udara yang keluar tidak langsung keluar alam bebas. Ada instalasi 1.500 watt dengan panas 800 derajat melalui dua sistem sterilisasi,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT