Produsen Rotan di Cirebon Keluhkan Kelangkaan Bahan Baku

Konten Media Partner
2 Desember 2020 10:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi produksi rotan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (Dok.ciremaitoday)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produksi rotan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (Dok.ciremaitoday)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ciremaitoday.com, Cirebon, - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengeluhkan langkanya bahan baku rotan. Aktivitas produk kerajinan rotan pun terganggu. Salah satu faktornya masih terjadinya penyelundupan bahan baku rotan.
ADVERTISEMENT
Ketua Presidium HIMKI, Abdul Sobur mengatakan kelangkaan bahan baku rotan sudah terjadi sejak empat bulan lalu. Hal itu berimbas pada produksi rotan secara keseluruhan.
"Penyelundupan bahan baku salah satu masalahnya. Kemudian, menurut saya ada yang keliru ketika Kemendag melarang ekspor bahan baku rotan, tapi laporan surveyor produk rotan dihilangkan. Jadi, saat loading di kontainer harusnya dicek," kata Sobur, Rabu (2/12/2020).
Selain penyelundupan, Sobur juga mengatakan pandemi Corona menjadi faktor lain yang menyebabkan bahan baku rotan mengalami kelangkaan.
"Kemudian, sekarang juga musim hujan, ada bencana longsor, banjir dan lainnya. Ada juga alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit. Kasus terorisme, adanya terorisme di hutan juga membuat petani rotan enggan ke hutan. Ini dari sisi keamanan," kata Sobur menambahkan.
ADVERTISEMENT

Bahan Baku Rotan

Lebih lanjut, Sobur mengingatkan pemerintah agar kebijakan yang melarang ekspor dalam bentuk bahan baku rotan tetap dipertahankan, sehingga industri dalam negeri dapat berkembang dan terlindungi. HIMKI menentang keras adanya rencana membuka kembali keran ekspor bahan baku rotan karena sangat bertentangan dengan program hilirisasi yang telah dicanangkan pemerintah. Di sisi lain, saat ini industri mebel dan kerajinan rotan masih dalam tahap recovery.
Sobur menyebutkan kelangkaan bahan baku ini terjadi di Cirebon, Jabodetabek, Sukoharjo, Jepara, Surabaya dan lain-lain kesulitan mendapatkan bahan baku rotan sehingga beberapa perusahaan terpaksa berhenti produksi. Akibatnya, para perajin mebel dan kerajinan rotan tidak bergairah lagi menjalankan usahanya. Kelangkaan bahan baku rotan tersebut juga menyebabkan banyak perusahaan besar yang berbasis rotan terpaksa menolak order.
ADVERTISEMENT
"Ada satu perusahaan yang ordernya naik 150 persen, tetapi enggak bisa dipenuhi karena tidak ada bahan baku. Artinya, kesempatan pasar sangat besar tetapi bahan baku tidak ada. Ini sangat menyayat hati," kata Sobur.
Menurutnya, kebutuhan rotan untuk Cirebon dan sekitarnya saja mencapai 9.000 ton per bulan. Namun, hampir semua perusahaan kesulitan bahan baku. Bahkan, lanjut dia, untuk memenuhi pesanan, para perajin kecil terpaksa harus berbagi bahan baku seadanya.
"Ada juga yang sudah berhenti produksi. Karena sudah membuat kerangka, tapi tidak ada bahan untuk anyaman. Saat ini harga bahan baku rotan, di Cirebon itu sekitar Rp 17 ribu per kilogram. Sebelumnya, sekitar Rp 13 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogram," kata Sobur.
ADVERTISEMENT
Kasubdit Industri Kayu Rotan dan Bahan Alami Lainnya di Kementerian Perindustrian, Mediarman mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan daerah-daerah penghasil rotan untuk mencari solusi atas apa yang dialami HIMKI.
"Kita akan cari apa permasalahannya sehingga bisa terjadi kelangkaan," katanya.
Mediarman juga mengaku akan mempertahankan kebijakan larangan untuk mengekspor bahan baku rotan. "Larangan ini akan kami pertahankan," kata Mediarman.