Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Puslabfor Mabes Polri Uji Material Atap SMPN 1 Talun Cirebon yang Ambruk
16 Desember 2024 13:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon-Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri turun tangan menyelidiki kasus robohnya atap baja ringan di SMPN 1 Talun, Kabupaten Cirebon. Dalam inspeksi ini, tim Puslabfor membawa sampel genting dan baja ringan yang ambruk untuk diuji di Mabes Polri.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ade Kandar, mengkonfirmasi kehadiran tim Puslabfor yang berjumlah tiga orang. Mereka telah melakukan pemeriksaan langsung di lokasi kejadian.
“Sabtu kemarin memang ada dari Puslabfor. Saya sendiri yang mendampingi kedatangan mereka. Kenapa sampai mereka turun, saya juga tidak tahu. Yang pasti, kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian,” ujar Ade kepada wartawan, Senin (16/12).
Ade mengungkapkan, atap baja ringan tersebut baru dibangun tiga tahun lalu dengan nilai proyek sekitar Rp150 juta. Namun, proyek ini bukanlah kali pertama menghadapi masalah. Perusahaan pelaksana, CV Talun Agung, diketahui sudah tiga kali mengalami insiden serupa.
“Perusahaannya CV Talun Agung. Kabarnya sudah tiga kali rekanannya bermasalah dan memakai perusahaan yang lama. Tapi informasinya, dia hanya pinjam bendera saja. Dan baru saja menyelesaikan persoalan robohnya atap di SMPN Greged. Sekarang timbul masalah baru di SMPN 1 Talun,” ucap Ade.
ADVERTISEMENT
Disdik Kabupaten Cirebon telah mengambil langkah tegas dengan mengajukan permohonan blacklist kepada inspektorat untuk perusahaan CV Talun Agung.
“Pokoknya secara otomatis CV Talun Agung sudah kami blacklist. Kalau rekanannya, kita tunggu hasil pemeriksaan kepolisian,” ungkapnya menegaskan.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 6 Desember 2024 lalu. Atap baja ringan SMPN 1 Talun ambruk saat beberapa siswa sedang menjalani tes remedial. Sebanyak tujuh siswa terluka serius dan langsung dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Menurut dugaan awal, ambruknya atap disebabkan baja ringan yang tidak kuat menahan beban genting yang memang tidak sesuai dengan spesifikasi standar. Selain itu, kualitas baja ringan juga diduga tidak memenuhi standar yang diperlukan untuk konstruksi tersebut.
Penyelidikan lebih lanjut akan menentukan penyebab pasti dari insiden ini. Masyarakat berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi, terutama di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa.(*)
ADVERTISEMENT