Konten Media Partner

RSUD Cideres Majalengka Kekurangan APD untuk Tangani Pasien COVID-19

21 Maret 2020 12:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RSUD CIderes Majalengka. (RD Algifari Suargi)
zoom-in-whitePerbesar
RSUD CIderes Majalengka. (RD Algifari Suargi)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.comm, Majalengka - Seiring penetapan sebagai Rumah Sakit rujukan penanganan virus Corona (COVID-19) sektor 2, manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cideres, Kabupaten Majalengka melakukan sejumlah pembenahan.
ADVERTISEMENT
Di antaranya penambahan ruang isolasi, sebagai salah satu persiapan yang dilakukan untuk menampung dan merawat pasien positif ataupun terduga terpapar COVID-19. Sebelumnya, RSUD Cideres memiliki ruang isolasi yang hanya bisa menampung 3 orang pasien. Kini ruang isolasi ditambah kapasitasnya menjadi 12 pasien.
Selain ruangan isolasi, RSUD Cideres juga akan menyiapkan alat ventilator untuk menangani pasien yang sesak napas akut.
"Saat ini ruang isolasi untuk enam pasien masih dalam proses pembenahan. Mudah-mudahan hari ini atau besok sudah ready. Ruang isolasi ini bukan untuk sembarangan ya. Setelah ini (pembenahan) selesai, tidak bisa lagi dimasuki orang," kata Kabid Pelayanan RSUD Cideres Egga Bramasta Akidapi saat dihubungi, Sabtu (21/3/2020).
Egga mengatakan, status RSUD Cideres sebagai rujukan pasien COVID-19 sektor 2 juga belum dibarengi dengan penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai bagi petugas medis.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, APD yang dimiliki RSUD Cideres hanya tersedia untuk empat hari ke depan. Sementara, jumlah tenaga medis yang disiapkan untuk merawat pasien di ruang isolasi sebanyak 21 orang. Mereka dibagi tugas dalam tiga sif, yang mana tujuh orang bekerja dalam tiap sif.
"APD yang kami punya itu stok hanya untuk tiga hari. Tadi malam dapat bantuan dari Dinas Provinsi (Dinas Kesehatan Jabar). Itu (bantuan APD) hanya untuk satu hari. Jadi sampai hari ini kami sudah ready hanya untuk empat hari. Ini masih jauh dari kata ideal," ujar dia.
Menurutnya, penanganan pasien tidak dapat diprediksi dan sampai kapan dilakukan isolasi. Sebab, bisa saja ada penambahan pasien diduga terpapar COVID-19. Jadi, pihaknya sangat berharap Dinas terkait juga memperhatikan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Karena kami tidak pernah tahu pasien yang dirawat akan keluar sampai berapa hari. Kalau kami tidak mendapatkan lagi APD, artinya di hari kelima tidak ada petugas yang bisa mengontrol. Mudah-mudahan Dinas Kesehatan bisa terus memberi dukungan kepada kami yang sudah ditunjuk sebagai rujukan Covid-19 lini 2," tutur Egga.