Konten Media Partner

Sejarah Panjang Kebun Binatang Bandung yang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit

5 Agustus 2022 13:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung foto dengan salah satu koleksi satwa di Kebun Binatang Bandung. Foto: Humas Pemkot Bandung
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung foto dengan salah satu koleksi satwa di Kebun Binatang Bandung. Foto: Humas Pemkot Bandung
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Bandung - Keberadaan Kebun Binatang Bandung memiliki sejarah yang panjang yang dimulai pada tahun 1900, saat Bupati R.A.A. Martanegara mendirikan Kebun Binatang di Cimindi dan sejumlah pecinta satwa mendirikan kebun binatang di kawasan Bukit Dago.
ADVERTISEMENT
Dosen Pendidikan Sejarah Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Kepala Museum Pendidikan Nasional UPI, Leli Yulifar mengungkapkan, sejarah mencatat, 1 April 1906 Bandung menjadi gemeente (kotapraja) yang dipimpin seorang wali kota (Burgermaster).
Kemudian, pada tahun 1920 Berdiri Bandoeng Vooruit (Bandung Maju) yakni perkumpulan swasta yang menjadi partner pemerintah dalam menata gemeente khusus di bidang pariwisata, yang terdiri dari orang-orang Belanda.
Bandoeng Vooruit adalah partner gementee dalam membangun, menata kota dan membenahi kota, khususnya untuk bidang pariwisata.
Pada tanggal 1 Oktober 1926, Bandung sebagai gemeente menjadi Kotapraja mandiri (Stadgemeente). Sehingga tidak ada lagi dualisme (antara pemerintah pribumi dan Kolonial).
Kota Bandung sebagai kota mungil yang awalnya hanya desa kecil didirikan untuk kepentingan penduduk Eropa, dengan mengadopsi infrastruktur kota di Eropa.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Pemerintah Kotapraja Bandung (gemeente) mendirikan perumahan dalam skala real estate, gedung pemerintahan, motel/hotel, instansi pendidikan, tempat hiburan, serta taman-taman kota.
Foto: Humas Pemkot Bandung
Satu di antara taman yang didirikan gemeente tersebut adalah Jubileum Park, yang membentang dari ujung paling utara daerah Lebak Gede Barat sampai dengan Cikapundung Timur.
Jubileum Park, atau taman ulang tahun adalah taman botanik yang berupa tanaman keras dan tanaman hias, didirikan pada tahun 1923 dalam rangka memperingati 50 tahun Ratu Wilhelmina memerintah.
Selanjutnya pada tahun 1933, atas prakarsa Bandoeng Vooruit, kedua kebun binatang yang didirikan di Cimindi dan Bukit Dago tersebut disatukan dengan pindah ke wilayah bagian selatan Taman Botanik (Jubileumpark).
"Artinya Kebun binatang tersebut berdiri pada sebagian tanah gemeente (Pemerintah Kota Bandung), yang terletak di Huygensweg (sekarang Jalan Tamansari)," ujar Leli dalam keterangan yang diterima Ciremaitoday, Jumat (5/8/2022).
Foto: Humas Pemkot Bandung
Pendirian ini disahkan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 12 april 1933 dengan nama Bandoengsche Zoologisch Park pimpinan Hogland, Kepala bank Bank DENNIS yang kantornya sekarang ditempati bank bjb, yang secara ekonomi sangat kuat untuk menjadi penyokong dana dalam mengelola taman hewan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pendirian Bandoengsche Zoologisch Park, tertulis pada Kandang Gajah yang dibangun pada tahun yang sama oleh kontraktor Thio Tjoan Tek yang berkantor di Ost Eindeweg (Jalan Sunda).
Pendirian kebun binatang dan taman-taman di Bandung, sama dengan tujuan didirikannya Jubileum park, yakni merupakan bagian dari kelengkapan infrastruktur kota, di samping taman-taman lain, seperti Insulinde Park (Taman Lalu lintas), Molukken Park (Taman Maluku), Ijzerman Park (Taman Ganesa), dan Pieter Park (Taman Merdeka).
Ketika tahun 1942, Jepang mendarat dan melakukan pendudukan, banyak orang Belanda (termasuk Hoogland) ditahan pihak Jepang, dan berada di tempat penampungan (camp interniran).
Foto: Humas Pemkot Bandung
Kebun Binatang diurus oleh sekelompok kaum pribumi, satu di antaranya R. Ema Bratakoesoema, dalam kondisi keterbatasan biaya tentunya.
ADVERTISEMENT
Saat chaos, jangankan memikirkan binatang, manusiapun dalam kondisi darurat pangan, sandang dan papan. Saat kemerdekaan dicapai bangsa ini pada 17 Agustus 1945, kelompok interniran (termasuk Hogland) Kembali ke negaranya (Belanda).
Rentang waktu 1945-1950. Satwa penghuni Kebun Binatang semakin tidak terurus dan memprihatinkan. Karena Indonesia saat itu dalam keadaan mempertahankan kemerdekaan dan menghadapi Agresi Militer I dan II dari pihak Belanda.
Pada saat yang bersamaan, terjadi ketidakstabilan politik dan ekonomi yang disebabkan jatuh bangunnya kabinet. Maka, kondisi Kebun Binatang Bandung makin merana.
Foto: Humas Pemkot Bandung
Pada tahun 1956, Hogland kembali ke Bandung, dan melihat bahwa Taman Hewan sudah tampak seperti hutan, dengan tumbuhan liar, serta sedikit hewan yang bisa diselamatkan.
Saat itu, terdapat kesepakatan dengan R. Ema Bratakoesoema, yakni Pembubaran Taman Hewan (Bandoengsche Zoologisch Park). Kemudian melikuidasi sisa kekayaan Taman Hewan.
ADVERTISEMENT
Lalu, mendirikan Badan Hukum yang dinamai Yayasan Margasatwa Tamansari (Bandoeng Zoolical Garden), dengan Hogland sebagai Ketua Yayasan dan di dalamnya ada beberapa orang Belanda yang dulu terlibat di Bandoengsche Zoologisch Park.
Pada akhir 1957, Hogland bersama rekannya yang lain Kembali ke Belanda, Sehingga Yayasan tersebut dipimpin oleh R. Ema Bratakoesoema sampai meninggal tahun 1984. Selanjutnya YTM dilanjutkan kepengurusannya oleh para ahli warisnya.
Medio 1990, Kebun Binatang Bandung nyaris dipindahkan ke Jatinangor, karena saat itu Pemkot Bandung akan menyerahkan wilayah tersebut kepada ITB, yang akan digunakan sebagai perluasan kampus ITB.
Tetapi karena permasalahan dana, rencana tersebut tertunda. Justru, saat ini Kampus ITB yang sebagian kampusnya berada di Jatinangor.
Saat ini, Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden masih menjadi salah satu destinasi wisata keluarga favorit, karena tiketnya yang terbilang bersahabat dengan kantong.(*)
ADVERTISEMENT