Sopir Bus Positif COVID-19, Satu Desa di Majalengka Diminta Terapkan Lockdown

Konten Media Partner
3 Juni 2020 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi COVID-19
Ciremaitoday.com, Majalengka, - Bupati Majalengka Karna Sobahi meminta agar Desa Sadomas melakukan lockdown.
ADVERTISEMENT
Himbauan itu dilakukan menyusul hasil tracing dan tracking pasien COVID-19 yang ketujuh di Majalengka ini, pernah melakukan kontak fisik selama melakukan karantina mandiri dengan berbagai masyarakat.
"Saya meminta agar masyarakat desa Sadomas melakukan lockdown selama 14 hari, mengingat riwayat perjalanan sopir itu sempat berbaur dengan banyak orang seperti shalat tarawih, lebaran dan interaksi lainnya. Meski sopir sendiri secara fisik dalam keadaan baik,"kata Karna.
Alasan lain mengapa pihaknya meminta agar dilakukan lockdown lokal, karena khawatir terjadi transmisi lokal penyebaran COVID-19 di Majalengka.
Jika diperlukan bantuan makanan bagi masyarakat desa setempat, Pemkab Majalengka siap memberikan subsidi.
"Saya sendiri belum diketahui dari mana penularan secara pastinya, tapi besar kemungkinan akibat imported case,"ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Majalengka melakukan pemeriksaan tes polymerase chain reaction (PCR), terhadap 4 orang yang memiliki kontak erat dengan sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang terkonfirmasi positif Covid-19. Pemeriksaan sendiri berlangsung di Desa Sadomas Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka, Selasa (2/6/2020).
Juru Bicara (Jubir) Covid-19 Kabupaten Majalengka H Alimudin menuturkan, pemeriksaan sendiri sebenarnya diperuntukan untuk 5 orang yang memiliki kontak erat dengan pasien Covid nomor 7 Majalengka. Mereka terdiri dari isteri, dua anaknya, saudara dan kondektur sopir.
"Kalau kondektur tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas, padahal dia sudah kami undang. Kalau tempat tinggalnya di Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka,"ujar Ali saat dikonfirmasi via ponselnya, Rabu (03/06/2020).
ADVERTISEMENT
Jumlah ini tentunya kemungkinan bisa bertambah jika memang hasil tracing dan tracking ditemukan fakta baru. Tapi hasil ini masih menunggu laporan dari pihak desa setempat dan muspika di Kecamatan Rajagaluh.
"Sesuai dengan protap, kalau yang memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19 itu harus menggunakan metode tes PCR. Tidak lagi tes rapid diagnostic test (RDT, supaya hasilnya cepat terdeteksi dan tidak menimbulkan polemik di kemudian hari," ujarnya.
Menurut dia, setelah timnya melakukan pemeriksaan spesimen terhadap mereka, hasil tes PCR ini akan dibawa ke Laboratorium Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Djati (Unswagati) Cirebon.
"Kalau hasilnya baru bisa diketahui sekitar 2-3 hari mendatang,"ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, sopir bus jurusan Rajagaluh-Cirebon-Jakarta asal Majalengka diketahui positif COVID-19. Identitas pasien berasal dari Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 52 tahun.
ADVERTISEMENT
***