Konten Media Partner

Tanggapan Beragam Petani Cirebon soal Program Swasembada Pangan Presiden

11 Desember 2024 13:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani di Desa Danamulya, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Kartosono, saat memberikan keterangan pers. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday
zoom-in-whitePerbesar
Petani di Desa Danamulya, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Kartosono, saat memberikan keterangan pers. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon-Program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto, dengan tujuan mengakhiri impor beras dari negara lain, mendapatkan tanggapan beragam dari petani di Kabupaten Cirebon. Sebagian besar petani optimis program ini dapat terwujud, namun sejumlah tantangan dan syarat harus dipenuhi oleh pemerintah untuk mendukung keberhasilan program tersebut.
ADVERTISEMENT
Seorang petani penyewa lahan di Desa Danamulya, Kecamatan Plumbon, Kartosono, mengungkapkan optimismenya terhadap program ini.
“Dari setengah hektare lahan yang saya sewa, saya bisa panen sekitar 3 ton padi per musim. Tapi itu hanya bisa tercapai kalau kebutuhan seperti air, pupuk bersubsidi, dan obat-obatan terpenuhi,” ujar Karto kepada wartawan, Rabu (11/12).
Petani di Desa Danamulya, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Kartosono, saat sedang memperbaiki galeng atau tanggul pembatas sawah dengan cangkul. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday
Kendala Pupuk dan Infrastruktur
Petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi, terutama bagi penyewa lahan yang tidak memiliki kartu tani. Mereka berharap program kartu tani yang diterapkan pada era Presiden Jokowi tidak dilanjutkan oleh Presiden Prabowo.
“Kami penyewa lahan tidak punya kartu tani, jadi sulit mendapatkan pupuk subsidi. Idealnya satu hektare sawah membutuhkan 6 kuintal pupuk bersubsidi, tapi itu tidak pernah terpenuhi,” kata Karto.
ADVERTISEMENT
Petani juga keberatan membeli pupuk non-subsidi karena harganya jauh lebih mahal. Kata dia, dalam satu musim untuk 1 hektare sawah, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp6 juta.
Selain itu, masalah irigasi dan jalan usaha tani juga menjadi sorotan.
“Pemerintah perlu memperbaiki saluran air dan infrastruktur jalan agar hasil panen maksimal. Kalau semua terpenuhi, kami yakin bisa mendukung swasembada pangan,” ucapnya.
Salah satu akses jalan utama lahan pertanian dan saluran irigasi di wilayah Desa Danamulya Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, yang belum mendapatkan perbaikan. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday
Pesimisme dan Perubahan Fungsi Lahan
Namun, tidak semua petani berbagi optimisme tersebut. Petani asal Desa Danamulya, Nurhamad, justru pesimis program ini dapat terlaksana di Kabupaten Cirebon.
Ia menilai lahan produktif semakin berkurang setiap tahunnya akibat alih fungsi lahan menjadi kawasan industri, bahkan permukiman.
“Setiap tahun, lahan pertanian berkurang. Kalau tidak ada pengendalian, bagaimana mau swasembada? Lahan saja semakin sempit,” ungkap Nurhamad.
Benih padi yang baru saja di tanam oleh petani di Desa Danamulya, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday
Meski demikian, ia setuju bahwa swasembada pangan tetap memungkinkan, asalkan pemerintah memastikan ketersediaan pupuk, pengendalian hama tikus, dan pasokan air mencukupi.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengenang pengalaman pahit gagal panen tahun lalu akibat serangan hama tikus yang merusak tanamannya.
Petani asal Desa Danamulya, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Nurhamad, saat memberikan keterangan pers. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday
Harapan kepada Presiden Prabowo
Dengan luas lahan pertanian yang masih signifikan di Kabupaten Cirebon, petani berharap Presiden Prabowo memberikan perhatian khusus kepada sektor pertanian.
“Kalau maksimal satu hektare sawah bisa menghasilkan 6 ton padi, program ini pasti berhasil. Tapi semua kebutuhan harus dipenuhi,” kata Karto.
Petani Cirebon percaya bahwa dukungan nyata dari pemerintah dalam bentuk penyediaan pupuk bersubsidi, perbaikan irigasi, dan pengendalian hama dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sekaligus mewujudkan swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. (*)