Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Terpuruk dalam Kebobrokan Infrastruktur, SD Negeri di Cirebon Ini Makin Sekarat
22 April 2024 16:09 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon-Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Pekantingan, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, tenggelam dalam kebobrokan infrastruktur pendidikan. Sebab, hanya 3 ruangan dari 5 ruang kelas yang dapat digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah ini, sementara siswa dan guru terpaksa berbagi ruang dalam keadaan yang memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Kepala Sekolah SDN 3 Pekantingan, Jari, melalui staf operator sekolah, Fasbih Asrory, mengatakan, sekolah ini telah lama mengalami kerusakan namun tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Bangunan sekolah yang berdiri sejak tahun 1983 hanya mengalami satu kali revitalisasi pada tahun 2004.
Akibatnya, 2 ruang kelas di sekolah tersebut rusak parah dan tidak bisa digunakan. Bangunan bekas rumah dinas yang berada di lingkungan sekolah pun sempat diubah menjadi ruang guru dan ruang kepala sekolah, namun kini sudah tak terpakai, karena sudah lapuk termakan usia. Sedangkan bangunan perpustakaan hanya tersisa temboknya.
“Untuk tahun-tahun sebelumnya tidak mengajukan karena kurang sosialisasi dari pemerintah. Dan alasan tidak lolos mendapatkan bantuan kita belum tahu alasannya, karena dari dinas pun tidak memberikan penjelasan terkait pengajuan bantuan dana DAK yang tidak lolos,” ungkap Fasbih, Senin (22/4).
ADVERTISEMENT
Bahkan, kata dia, ruang kelas sekarang digunakan untuk KBM, dengan kelas 2 dan 3 di ujung, kelas 4 dan 5 menggunakan 2 ruang kelas yang di sekat tengah. Sementara untuk kelas 6, karena memiliki jumlah paling banyak mendapat 1 ruang kelas.
Total siswa di SD N 3 Pekantingan adalah 62 siswa, dengan 7 guru yang mengajar. Menurutnya, jumlah siswa per kelasnya tidak merata.
Kelas 6 memiliki siswa sebanyak 21 orang, namun jumlah ini semakin menurun setiap tahunnya, seperti kelas 3 yang hanya berisikan 4 orang siswa. Pada tahun berikutnya, sekolah tersebut kembali mendapat siswa sebanyak 14 orang.
Namun mirisnya, pada tahun ajaran 2023-2024 sekolah tersebut tidak mendapatkan murid. Hal itu karena pihak sekolah tidak membuka pendaftaran siswa baru, karena sarana dan prasarana yang tidak memadai.
ADVERTISEMENT
Para siswa merasa terganggu dan tidak fokus dalam belajar karena konsep KBM yang disatukan dalam ruangan yang sama.
“Masyarakat sekitar memilih untuk sekolah lain untuk anaknya, karena melihat bangunan sekolah yang tidak mendukung, oleh karena itu kita berharap tahun ini mendapatkan bantuan dana DAK,” katanya.
Atas hal ini, pemerintah diminta untuk memberikan perhatian yang serius terhadap kondisi ini agar pendidikan di SDN 3 Pekantingan dapat berjalan dengan baik. Dukungan dana DAK sangat diharapkan agar sekolah ini dapat direvitalisasi dan menerima peserta didik baru.(*)