Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Tiga Ruang Kelas di SMPN 1 Talun Cirebon Ambruk, Tujuh Siswa Luka-luka
10 Desember 2024 12:34 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon-Insiden mengejutkan terjadi di SMP Negeri 1 Talun, Kabupaten Cirebon, Selasa (10/11) pagi. Tiga atap ruang kelas ambruk saat 10 siswa tengah mengikuti ujian remedial, mengakibatkan 7 siswa terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Kepala SMPN 1 Talun, Sunarto, menjelaskan peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.15 WIB.
"Sebelum ambruk, terdengar suara gemuruh yang membuat para guru berhamburan keluar. Bangunan yang roboh meliputi dua ruang kelas siswa kelas 9 dan satu laboratorium," ujarnya.
Bangunan tersebut, yang baru selesai dibangun pada tahun 2021 dengan kerangka baja ringan, diduga tidak mampu menahan beban genting berat serta curah hujan tinggi sebelumnya.
"Tujuh siswa yang terluka masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit," ungkapnya.
Kasat Reskrim Polresta Cirebon, Kompol Siswo DC Tari, mengatakan, pihaknya telah menerima laporan kejadian dari Polsek Talun. Selanjutnya, kata dia, pihaknya juga akan segera menyelidiki dugaan tindak pidana atas kejadian tersebut.
“Kami telah mengamankan lokasi kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dugaan adanya unsur pidana masih diselidiki dan menunggu perkembangan lebih lanjut,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Mendapat kabar kejadian tersebut, Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, langsung meninjau lokasi dan menyatakan keprihatinannya. Ia menduga, bangunan yang menggunakan baja ringan tersebut tidak mampu menahan beban tambahan akibat hujan deras sebelumnya.
“Kami segera menginstruksikan pengamanan lokasi untuk mencegah keruntuhan lanjutan dan mempercepat perbaikan melalui pergeseran anggaran,” ucapnya.
Sebagai langkah darurat, proses pembelajaran akan dipindahkan sementara ke ruang guru.
"Kami juga meminta Dinas Pendidikan untuk segera menginventarisasi kondisi bangunan sekolah lainnya untuk mencegah insiden serupa," ungkap Wahyu.
Wahyu menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap bangunan sekolah, terutama yang menggunakan kerangka baja ringan.
"Kami akan mengadakan rapat koordinasi dengan elemen terkait guna memastikan keamanan siswa," tutupnya.
Saat ini, pihak sekolah dan pemerintah daerah tengah berupaya menenangkan para orang tua siswa yang khawatir.(*)
ADVERTISEMENT