Konten Media Partner

Tokoh-tokoh Perempuan Hebat dalam Pusaran Pilkada Kota Bandung 2024

3 Juni 2024 15:05 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pilkada 2024. (Foto: Ilustrasi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pilkada 2024. (Foto: Ilustrasi)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Bandung - Isu kepemimpinan perempuan selalu menjadi diskursus menarik menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di seluruh Indonesia yang akan diselenggarakan serentak pada bulan November 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
Di Jawa Barat khususnya di Kota Bandung, isu kepemimpinan perempuan menjadi sangat strategis mengingat munculnya banyak nama dari kalangan perempuan hebat dengan prestasi luar biasa, yang layak berkontestasi dan memimpin sejumlah kota maupun kabupaten melalui proses Pilkada 2024 mendatang.
Demikian pendapat yang dirangkum pada Senin (3/6/2024), dari sejumlah pengamat dan akademisi tentang kepemimpinan perempuan dan kemunculan nama tokoh-tokoh perempuan dalam pusaran politik menjelang Pilkada Kota Bandung.
Kepemimpinan perempuan di Jawa Barat dan Kota Bandung pada khususnya, seperti diketahui memiliki sejarah panjang. Bahkan, tokoh-tokoh perempuan di tatar Sunda merupakan tokoh luar biasa.
Sebut saja Raden Dewi Sartika yang memiliki sekolah dengan nama Kautamaan Istri. Jika diartikan sekolah ini pun berarti mengutamakan perempuan dan menjadi cikal bakal berkembangnya dunia pendidikan di Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
Memasuki Pilkada Kota Bandung 2024 pun nama-nama mulai bermunculan dari kalangan perempuan. Sebut saja Siti Muntamah atau yang akrab disapa Ummi Oded, Atalia Praratya Kamil, Nurul Arifin, hingga Yena Iskandar Ma'soem.
Pengamat politik yang menjabat sebagai 'Director Centre for Political Analysis Strategic Indonesia', Nana Rukmana, memberikan pandangannya. Menurut Nana, tatar Sunda tidak akan lepas dari kultur memuliakan perempuan.
"Makam Cut Nyak Dien di Sumedang sangat terpelihara karena beliau selain pahlawan juga sebagai tokoh perempuan pergerakan melawan kolonialisme yang sangat dihormati di Aceh. Sedangkan di Kota Bandung ada pula Sekolah Kautamaan Istri yang merupakan warisan dari Raden Dewi Sartika," katanya.
Terkait Pilkada di Kota Bandung, Nana pun menilai bukan menjadi masalah jika nantinya Kota Bandung dipimpin perempuan. Beberapa kandidat perempuan pun memiliki kualitas yang mumpuni.
ADVERTISEMENT
"Kita lihat bagaimana Ummi Oded sering terjun ke masyarakat, lalu Atalia yang kuat dengan Jabar Bergeraknya, Nurul Arifin dengan anak mudanya. Lalu sekarang ada lagi calon perempuan lainnya yaitu Yena Iskandar Ma'soem yang merupakan penggiat dunia kesehatan sekaligus entrepreneur yang sukses," ujar Nana.
Sementara menurut Koordinator Lingkar Studi Ilmu Politik (LSIP), Amir Sudrajat, munculnya nama Yena Iskandar Ma'soem menjadi menarik lantaran dia bisa menjadi figur alternatif dibandingkan dengan nama-nama yang sebelumnya sudah terlalu sering dimunculkan.
Kader perempuan PDI Perjuangan itu, imbuh Amir, bisa menjadi jalan tengah dari kebekuan lahirnya pemimpin perempuan di Kota Bandung.
"Selain dikenal sebagai politisi yang tangguh, dia juga dikenal sebagai aktivis pendidikan yang berpengaruh, Dia juga dikenal sebagai pengusaha perempuan yang sukses. Pengalamannya yang lengkap dan panjang diberbagai bidang itu bisa mejadi modal besar dalam kontestasi Pilkada Kota Bandung," kata Amir.
ADVERTISEMENT
Menurut Amir, Yena juga bisa menjadi representasi di dunia pendidikan dan kesehatan. Terlebih generasi ketiga Al'Masoem ini memiliki banyak sekolah dan lembaga pendidikan yang terbilang sukses.
Yena juga dinilai berhasil dalam mengelola dunia usaha kesehatan. Banyak bidang usaha kesehatan mulai dari pengelolaan rumah sakit, berbagai klinik kesehatan dan sukses mengelola banyak apotek.
"Pengalamannya dalam dunia kesehatan bisa dijadikan bekal untuk membuat Kota Bandung lebih baik lagi dalam melayani kesehatan sebagai kebutuhan dasar publik. Seperti diketahui meski memiliki puluhan rumah sakit yang menerima BPJS, warga Kota Bandung masih kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan," ungkapnya.
Yena pun lanjut Amir, memiliki kapasitas untuk membantu generasi muda dalam sektor ekonomi kreatif. Hal tersebut karena Yena memiliki pengalaman sebagai pengusaha yang harus melek terhadap perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT
"Hanya saja kita masih menunggu sejauh apa langkah-langkah Yena yang saya baru dengar akan maju di Pilwalkot Bandung. Mudah-mudahan dengan hadirnya Yena, Pilwalkot Bandung semakin berkualitas," kata dia.
Guru Besar Universitas Pajajaran, Prof Muradi menambahkan, karakter kultur politik di Jabar dan khususnya Kota Bandung masih membutuhkan proses. Ini karena hingga kini belum ada 'pecah telur' kepemimpinan perempuan di Kota Bandung.
"Meski sebenarnya sangat memungkinkan adanya beberapa nama yang layak. Seperti Atalia, Ummi Oded hingga Nurul Arifin. Hanya saja penentuan nama-nama ini harus selesai dulu di internal partai," ucapnya.
Namun, semua bisa saja terjadi, kata Muradi, hanya saja semuanya masih belum 'clear' betul. Dinamika Pilwalkot Bandung masih sangat terbuka, dan kemungkinan perempuan maju pun masih ada. Hanya saja peta politik secara keseluruhan belum terlihat. (*)
ADVERTISEMENT