Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Tradisi Temoan di Cirebon, Merawat Warisan Seni dengan Gotong Royong
7 Maret 2020 14:19 WIB

ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon - Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, merupakan salah satu wilayah yang sangat lekat dengan perkembangan seni dan budaya di Cirebon.
ADVERTISEMENT
Selain memiliki sejumlah sanggar dan kelompok seni, wilayah ini juga memiliki cara tersendiri untuk bisa berperan dalam menjaga kesenian agar tetap lestari.
Warga Suranenggala atau biasa disebut Bedulan, sudah terbiasa melakukan gotong royong dalam membantu aktivitas warga lainnya.
Tradisi 'Temoan', biasanya terjadi saat pelaksanaan hajatan warga, mereka saling membantu baik itu tenaga atau kebutuhan acara. Semua bantuan tersebut bersifat sedekah, bukan hutang.
Filolog Cirebon Ratffan S Hasyim mengatakan, Temoan ini juga ditemukan dalam kegiatan gelar seni budaya Njujug Tajug di Kecamatan Suranenggala seperti yang dipentaskan pada 29 Februari 2020. Masyarakat secara sukarela, sudah menyiapkan uang yang akan diberikan kepada kelompok seni yang melakukan pementasan.
"Hal tersebut sebagai bentuk apresiasi, sekaligus untuk mendukung pelestarian seni dan budaya lokal Cirebon," katanya kepada Ciremaitoday/Kumparan belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Bahkan, tidak jarang warga Bedulan, bisa menyelenggarakan kegiatan pagelaran dan pementasan lumayan besar, hanya dengan Temoan yang diberikan oleh masyarakat.
"Sudah selayaknya seniman yang ada di Bedulan untuk diberikan apresiasai dan juga ruang. Karena cukup banyak seni dan budaya yang ada di Bedulan, bahkan ada maestro kesenian yang sudah mendapatkan penghargaan dari menteri," ujarnya.
Sementara Ketua panitia Njujug Tajug Kecamatan Suranenggala, Heli Mulyadi, membenarkan bahwa Temoan merupakan salah satu bentuk dukungan masyarakat, terhadap kegiatan kesenian.
"Kita memang sudah merencanakan untuk mengadakan Temoan, pada saat pelaksanaan pagelaran seni dimulai. Kita sediakan wadah, untuk warga yang mau memberikan sumbangan,” katanya.
Menurut Heli, dalam Njujug Tajug ada sekitar 13 pementasan yang dilaksanakan, sejak pagi hingga malam hari. Kkegiatan ini juga diawali dengan pawai yang diikuti oleh setiap perwakilan desa di Kecamatan Surnaneggala.
ADVERTISEMENT
"Kalau didanai secara mandiri, sepertinya berat sekali untuk menyelenggarakan acara sebesar ini,” ungkapnya.