Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Wakil Ketua DPR Geram, Sebut Disdik Lalai soal Derita SDN 3 Pekantingan, Cirebon
26 April 2024 22:09 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon-Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Rudiana, mengeluarkan kritik pedas terhadap dinas pendidikan (disdik) setempat atas penderitaan yang dialami SDN 3 Pekantingan. Ia menilai, disdik telah lalai dan terkesan membiarkan sekolah tersebut tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
ADVERTISEMENT
Sebab, 2 dari 5 bangunan kelas sekolah tersebut telah mengalami kerusakan berat selama bertahun-tahun dan tidak dapat digunakan.
“Dinas harus menyediakan fasilitas pendidikan yang layak bagi siswa,” ujar Rudiana, kepada wartawan, Jumat (26/4).
Belum lagi, kata dia, masalah kekurangan fasilitas yang dirasakan langsung oleh para siswa, yakni tidak adanya WC atau toilet di sekolah tersebut.
“Masa siswa-siswi harus bolak balik ke rumah untuk kencing dan BAB karena sekolah tidak memiliki toilet. Ini sangat tidak manusiawi,” tandasnya.
Selain itu, Politisi PDIP Kabupaten Cirebon ini juga menyoroti kondisi ruang kelas yang tidak layak, di mana para siswa harus belajar di ruangan sekat yang dicampur dengan kelas lainnya.
“Siswa harus belajar di ruangan sekat karena tidak ada ruang kelas yang memadai. Ini sangat menghambat proses belajar mengajar,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dalam menanggapi kelalaian tersebut, Rudiana menyatakan bahwa DPRD Kabupaten Cirebon telah berupaya menganggarkan dana sebesar Rp 215 juta melalui anggaran pokok pikiran (Pokir) untuk memperbaiki ruang kelas yang rusak.
Sebelumnya diberitakan, Kondisi memprihatinkan terjadi di SDN 3 Pekantingan, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon. Di mana siswa dan siswi di sekolah tersebut terpaksa belajar dalam ruangan yang disekat dan harus berbagi ruang dengan kelas lain.
Hal ini disebabkan oleh rusak beratnya bangunan ruang kelas lainnya, sehingga tidak bisa dipakai. Fasbih, operator sekolah SDN 3 Pekantingan, menegaskan bahwa kondisi ini telah berlangsung cukup lama tanpa adanya perbaikan yang signifikan dari pemerintah daerah setempat.
“Kami terpaksa menggabungkan beberapa kelas dalam satu ruangan yang sempit akibat dari rusaknya beberapa ruang kelas lainnya. Ini sangat mengganggu proses belajar mengajar dan tentu saja tidak nyaman bagi siswa,” ujar Fasbih kepada wartawan, Selasa (23/4).
ADVERTISEMENT
Siswa dan siswi SDN 3 Pekantingan, juga terpaksa harus pulang ke rumah hanya untuk buang air besar (BAB) dan kecil saat sedang berada di sekolahnya.(*)