Konten Media Partner

West Java Expo 2024: Langkah Strategis Pemprov Jabar Perluas Pasar Ekspor IKM

11 Oktober 2024 19:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
West Java Expo (WJX) 2024 di Hotel Mason Pine, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
West Java Expo (WJX) 2024 di Hotel Mason Pine, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Bandung-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) kembali menghadirkan West Java Expo (WJX) 2024 sebagai salah satu upaya mendorong pertumbuhan ekspor bagi Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Jawa Barat. Acara ini berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat 11 Oktober hingga Minggu 13 Oktober 2024, di Hotel Mason Pine, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
ADVERTISEMENT
Acara bertema food and technology ini menyuguhkan rangkaian kegiatan menarik, termasuk seminar, business matching antara pelaku usaha siap ekspor dengan calon pembeli internasional, lomba diversifikasi produk pangan, serta pelepasan ekspor kopi oleh IKM Wanoja ke Arab Saudi.
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, menyatakan harapannya agar WJX 2024 dapat membuka jalan lebih luas bagi produk-produk unggulan Jabar untuk bersaing di pasar internasional.
"Kami berharap upaya ini dapat memberikan perluasan akses pasar, meningkatkan promosi, daya saing, dan penggunaan produk Jawa Barat di kancah internasional. Ini adalah langkah nyata untuk memperkuat ekonomi daerah," ujarnya dalam pernyataan resmi, Jumat (11/10).
Dalam kegiatan ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Jabar, Noneng Komara Nengsih, menargetkan kehadiran ratusan buyer dari dalam dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Ada 119 buyer dari 10 negara, seperti Filipina, Oman, Papua Nugini, hingga Tiongkok. Kami menargetkan nilai dagang di atas Rp 10 miliar dari kegiatan ini," kata Noneng.
Dia menambahkan, optimisme acara ini bisa menghasilkan nilai transaksi hingga Rp 70 miliar, terutama dari ekspor komoditas kopi. "Dua kopi saja nilainya sudah mencapai Rp 3 miliar," ungkapnya.
Noneng juga membuka peluang bagi provinsi lain untuk melihat teknologi mesin dan produk makanan unggulan Jabar.
Kabid Perdagangan Luar Negeri, M. Lukmanul Hakim, menambahkan bahwa sektor industri pengolahan dan perdagangan menjadi penopang utama ekonomi Jabar.
"Industri pengolahan berkontribusi 42 persen dan perdagangan 15 persen dari perekonomian Jabar. Dari total 46 juta UMKM di Jabar, sebanyak 600 ribu bergerak di sektor industri dan 2,2 juta di sektor perdagangan," jelas Lukman.
ADVERTISEMENT
Melalui WJX 2024, Pemprov Jabar berharap dapat terus mendorong pertumbuhan dua sektor inti tersebut dan memperkuat daya saing produk Jabar di pasar internasional.(*)