Konten Media Partner

Workshop dan Rakercab PC IAI Kota Bandung, Bahas Pentingnya Kode Etik Apoteker

27 Juni 2024 20:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengurus Cabang (PC) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Bandung laksanakan workshop dan Rakercab dalam rangka terus mengingatkan pentingnya kode etik dalam dunia apoteker di Kota Bandung. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pengurus Cabang (PC) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Bandung laksanakan workshop dan Rakercab dalam rangka terus mengingatkan pentingnya kode etik dalam dunia apoteker di Kota Bandung. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Bandung - Pengurus Cabang (PC) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Bandung laksanakan workshop dan Rakercab dalam rangka terus mengingatkan pentingnya kode etik dalam dunia apoteker di Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini bertempat di Graha Nanang Ma'soem di Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
Diketahui kegiatan ini difasilitasi langsung oleh Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia (MKEAI) Jawa Barat. Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua MKEAI Jabar, Risa Kota Putra, Wakil Ketua MKEAI Jabar, Ismirni, dan Sekretaris MKEAI Jabar, Febri Khairani.
Selain itu kegiatan ini pun dihadiri oleh anggota-anggota dari MKEAI PD IAI Jabar yaitu Dewi Kusmayani dan Harlina Budiati Kisdarjono.
"Kehadiran dan antusias dari anggota sejawat Kota Bandung menggambarkan komitmen yang tinggi anggota dalam menjalankan praktik kefarmasian. Khususnya praktik yang profesional dan beretika, baik dengan pasien, antar profesi maupun lintas profesi," kata Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Kota Bandung, Yena R Iskandar Ma'soem, pada Kamis 27 Juni 2024.
ADVERTISEMENT
Menurut Yena, dengan workshop tersebut bisa menjadikan para rekan sejawat apoteker mendapatkan ilmu-ilmu baru. Termasuk keterampilan dan tetap menjalankan praktik profesi yang beretika.
"Profesi apoteker adalah profesi yang mulia namun tentu harus memperhatikan etika. Apalagi profesi ini berkaitan langsung dengan kelangsungan hidup mereka yang sedang alami sakit," katanya.
Selain itu, kata Yena, apoteker adalah pilar penting pula untuk menunjang beberapa program pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan. Semisal penanganan stunting, tuberculosis, hingga membantu memperlama harapan hidup mereka yang terjangkit HIV AIDS.
"Jangan sampai kita mencari keuntungan kepada mereka yang sedang kesulitan dengan mempermainkan keahlian kita. Tentunya hal ini sudah menjadi bagian kode etik kami sebagai apoteker," ujarnya.
Sementara pada kegiatan tersebut juga dibagikan dua surat Satuan Kredit Profesi (SKP) secara gratis dari Kemenkes. Kegiatan ini juga dihadiri secara daring 200 anggota IAI. Selain itu, sebagai penutup dibagikan juga berbagai doorprize kepada mereka yang beruntung. (*)
ADVERTISEMENT