Konten dari Pengguna

Perlu Perhatian Khusus, Jakarta Butuh RPTRA Lebih Banyak Dan Layak

19 Januari 2018 20:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari citizen journalism tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perlu Perhatian Khusus, Jakarta Butuh RPTRA Lebih Banyak Dan Layak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Di tengah hiruk pikuk padatnya Kota Jakarta dengan segala aktivitas yang tinggi dan besarnya tingkat keegoisan orang dewasa, kerap terlupakan hak anak-anak yang tinggal di jantung Ibu Kota. Patut sangat diperhatikan jika bahkan disadari atau tidak anak anak lah yang menjadi korban, mereka tidak memiliki banyak pilihan dalam mengisi aktivitas harian di alam terbuka. Saat ini di Jakarta bisa dikatakan nyaris sulit ditemukan ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan anak-anak menjajal berbagai permainan tradisional. Kalaupun tersedia, itu wahana bermain komersial di mal-mal atau area outbond di luar kota. Sangat sedikit ruang terbuka hijau yang dapat diakses publik dengan mudah untuk melakukan interaksi sosial termasuk untuk tempat bermain anak-anak.
ADVERTISEMENT
Sebagai pusat kota Jakarta memang memiliki taman dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, di antaranya RPTRA Kalijodo, RPTRA Bhinneka di Petukangan Jakarta Selatan dan masih banyak lagi. Hanya saja dari sekian banyak RPTRA yang ada, masih lebih banyak lagi wilayah yang tidak memiliki ruang bermain anak.
Perlu Perhatian Khusus, Jakarta Butuh RPTRA Lebih Banyak Dan Layak (1)
zoom-in-whitePerbesar
Menurut Arie Arifin, selaku konsultan Playground bersertifikasi International masih banyak ruang bermain yang dikelola oleh warga, tapi masih belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh para ahli psikologi anak. “Berdasarkan pengalaman saya di negara tetangga Malaysia dan Singapura, mereka sudah menjadikan rang bermain anak yang berstandar sebagai peraturan yang tidak dapat di tawar lagi. Misalnya untuk satu bangunan apartemen wajib ada satu ruang terbuka untuk anak-anak bermain yang berstandar,” kata Arie.
ADVERTISEMENT
Arie lantas menguraikan bahwa RPTRA tak hanya sekedar tempat bermain, tetapi juga harus dilengkapi dengan alat pengawas yakni CCTV, dan ruangan-ruangan yang melayani kepentingan komuniti yang ada di sekitar RPTRA tersebut, seperti ruang perpustakaan, PKK Mart, ruang laktasi, refleksologi, botanical garden, pendidikan untuk kesehatan, kids mart, ruang belajar seni dan budaya, dan lainnya. “ Jadi selain untuk tempat bermain RPTRA juga untuk tempat edukasi. Dan ini sesuai dengan 10 hak anak yang jadi konvensi PBB,” tambahnya.
Tahun 2017, sebanyak 300 RPTRA telah terbangun di seluruh Jakarta. 200 RPTRA dibangun dengan menggunakan dana CSR dan 100 RPTRA dibangun menggunakan APB.
Sayangnya hingga kini pengelola RPTRA belum dibekali dengan kompetensi secara psikologi serta kemampuan untuk pengawasan didalamnya. Oleh karenanya butuh kehadiran atau pendampingan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai wadah non formal edukasi atau sekolah terbuka sesungguhnya. Dengan demikian Pengelola RPTRA sebaiknya memiliki Kompetensi Pendidik yang bertugas untuk mengawasi RPTRA secara baik dan benar. Paling tidak memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh sebuah lembaga psikologi pendidikan nasional maupun swasta yang terakreditasi.
ADVERTISEMENT
Taman Bermain yang memenuhi ketentuan tersebut harus berbahan Polythene atau plastik yang tidak memuai, tidak luntur, tidak beracun atau anti toxin, tidak mudah pecah, tidak menyimpan bakhteri, bergaransi, berstandar mutu internasional baik Europe dan Amerika.
Perlu Perhatian Khusus, Jakarta Butuh RPTRA Lebih Banyak Dan Layak (2)
zoom-in-whitePerbesar
Berkaca dari Malaysia dan Singapura, kebijakan pemerintah menetapkan setiap satu tower apartemen menyiapkan satu Taman Bermain Anak atau Playground Kids atau setiap 200 KK idealnya memiliki satu Playground. Indonesia belum memiliki regulasi secara sektoral maupun nasional terkait pentingnya membangun karakter bangsa dengan memberikan akses sebesar-besarnya untuk melindungi anak-anak lewat Taman Bermain Anak Berkarakter dan Berstandard International.
Salah satu contohnya yakni Taman Bermain Anak Berkarakter dan Berstandard International di Kalijodo yang diinisiasi PT Landscape Indonesia anggota International Play Equipment Manifacture Association yang telah memenuhi standard ISO, ASTM, dan Tuv Nord, sekaligus bergaransi asuransi Rp 3 Miliar per anak jika terjadi kecelakaan akibat kesalahan produk, dan garansi wahana 5 Tahun. Dimana staf dan manajemennya memiliki CPSI (Certified Playgrounds Safety Inspector).
Perlu Perhatian Khusus, Jakarta Butuh RPTRA Lebih Banyak Dan Layak (3)
zoom-in-whitePerbesar
Secara psikologis mental anak masih banyak para orangtua membiarkan anak-anak waktunya lebih banyak diisi bermain game online atau berselancar di jagad internet, daripada anak-anak berkeliaran di jalan yang dapat membahayakan diri mereka. Sepintas opini tersebut cukup bijak, namun pendidikan sosial dan lingkungan tidak dapat dipenuhi lewat permainan game dari dunia maya. Tanpa pengawasan, justru anak bisa terjebak pada tema-tema permainan yang memuja kekerasan dan mendidik perilaku insividualistis.
ADVERTISEMENT