Konten dari Pengguna

Patriarki Basi: Kesetaraan adalah Prioritas Masa Kini!

Citra Aldilla
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang
6 Agustus 2024 8:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Citra Aldilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/
ADVERTISEMENT
Kita sering dengar istilah "patriarki" di mana-mana, tapi apa sih sebenarnya maksudnya? Merujuk pada KBBI Patriarki didefinisikan sebagai perilaku mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Kedengarannya kuno banget, kan? Tapi sayangnya, dampaknya masih terasa sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Coba deh kita lihat sekeliling. Masih banyak nih stereotip yang membatasi potensi kita semua. Misal, cewek dianggap lemah dan nggak cocok jadi pemimpin, sementara cowok dianggap nggak boleh nangis atau show emotions. Padahal, hello? Kita hidup di abad 21, lho!
Nah, patriarki ini bukan cuma merugikan cewek aja, tapi juga cowok. Gimana nggak? Cowok jadi terbebani ekspektasi harus jadi "macho" dan jadi tulang punggung keluarga. Sementara cewek sering kali nggak dianggap capable dalam karir. Unfair banget, kan?
Ketika Setengah Populasi Merasa Terkekang
Pekerja litografi wanita muda memegang tanda "diremehkan"
Oke, mari kita bicara serius sejenak tentang patriarki. Sistem sosial ini, yang sudah mengakar sejak lama, ternyata masih menjadi momok bagi banyak perempuan di zaman now. Bukan cuma soal stereotype atau ekspektasi sosial, tapi juga tentang kenyamanan dan kebebasan yang seharusnya menjadi hak setiap individu.
ADVERTISEMENT
Banyak perempuan merasa nggak nyaman dengan budaya patriarki. Kenapa? Karena mereka sering merasa:
1. Suara mereka kurang didengar, apalagi di ruang-ruang pengambilan keputusan.
2. Prestasi mereka sering dikerdilkan atau dianggap "kebetulan".
3. Harus bekerja dua kali lebih keras untuk mendapat pengakuan yang sama.
4. Keamanan mereka terancam, baik di ruang publik maupun privat.
5. Pilihan hidup mereka sering dipertanyakan, dari karir sampai keputusan untuk tidak menikah atau punya anak.
Faktanya, banyak perempuan merasa terkekang oleh ekspektasi sosial yang berakar dari patriarki. Misalnya:
• Harus selalu tampil sempurna, padahal cowok dengan penampilan seadanya aja dianggap oke.
• Diharapkan jago masak dan urus rumah, sekaligus sukses di karir. Double standard much?
• Dianggap 'galak' kalau tegas, sementara cowok dengan sikap sama dibilang 'berwibawa'.
ADVERTISEMENT
• Sering jadi objek komentar tentang tubuh atau penampilan, bahkan di lingkungan profesional.
Nah, patriarki ini bukan cuma soal cowok vs cewek lho. Ini tentang sistem yang sudah tertanam dalam masyarakat, yang bahkan kadang tanpa sadar kita ikut melanggengkan. Makanya, penting banget buat kita semua, cowok maupun cewek, buat sadar dan mulai bergerak.
Mencari Solusi Dari Adanya Budaya Patriarki
Gambar Feminis, Berbaris, Protes.
Tapi jangan khawatir, kita bisa kok jadi bagian perubahan! Yuk, mulai dari hal-hal kecil:
1. Check your bias: Sadar nggak sadar, kita semua punya bias. Coba deh introspeksi, apakah kita punya prasangka tertentu terhadap gender?
2. Speak up: Kalau lihat ketidakadilan gender, jangan diam aja. Suarakan pendapatmu dengan sopan tapi tegas.
ADVERTISEMENT
3. Support each other: Dukung temen-temen kita untuk pursue passionnya, tanpa mandang gender.
4. Be yourself: Jangan takut show your true colors. Cowok boleh kok suka warna pink, cewek juga oke-oke aja main bola.
5. Educate yourself: Baca buku, nonton dokumenter, atau ikut workshop tentang kesetaraan gender. Knowledge is power!
6. Challenge stereotypes: Kalau ada yang bilang "itu bukan kerjaan cewek/cowok", tanyain aja "kenapa?". Bikin mereka mikir ulang.
7. Promote equal opportunities: Di sekolah atau tempat kerja, dorong kebijakan yang mendukung kesetaraan.
8. Be a role model: Tunjukkin lewat aksi nyata bahwa gender nggak ngebatasin kemampuan kita.
9. Create safe spaces: Bikin lingkungan yang nyaman buat semua orang buat express diri tanpa takut di-judge.
ADVERTISEMENT
10. Celebrate diversity: Hargai perbedaan dan lihat keunikan setiap individu sebagai kekuatan, bukan kelemahan.
https://pixabay.com/id/
Pada akhirnya, perjuangan melawan patriarki bukanlah tentang menjatuhkan satu gender untuk mengangkat yang lain. Ini adalah upaya kolektif untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, di mana setiap individu, terlepas dari gender mereka, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka.
Perubahan memang tidak terjadi dalam semalam. Budaya patriarki telah berakar selama berabad-abad, dan mengubahnya membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kerja sama dari semua pihak. Namun, setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini adalah investasi untuk masa depan yang lebih cerah.
Bayangkan sebuah dunia di mana anak perempuan tumbuh tanpa rasa takut atau batasan, di mana mereka bebas mengejar impian mereka tanpa harus khawatir tentang "glass ceiling". Bayangkan juga dunia di mana anak laki-laki tidak terbebani oleh ekspektasi toxic masculinity, di mana mereka bisa mengekspresikan emosi mereka dengan bebas tanpa dianggap lemah.
ADVERTISEMENT
Kita, generasi muda, memiliki kekuatan untuk membentuk narasi baru. Dengan merangkul kesetaraan dan menolak stereotype gender yang kaku, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan supportive bagi semua orang.
Ingatlah bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri. Mulailah dengan mengevaluasi bias dan prejudice kita sendiri. Ajak teman-teman untuk berdiskusi tentang isu ini. Jadilah role model dalam lingkungan kita. Dan yang terpenting, jangan pernah berhenti belajar dan tumbuh.
Patriarki mungkin telah menjadi bagian dari sejarah kita, tapi bukan berarti harus menjadi bagian dari masa depan kita. Dengan kesadaran, empati, dan aksi nyata, kita bisa membangun dunia yang lebih setara, di mana setiap orang dihargai bukan berdasarkan gender mereka, tapi berdasarkan karakter dan kontribusi mereka terhadap masyarakat.
https://pixabay.com/id/
Jadi, mari kita bersama-sama menjadi bagian perubahan. Mulai dari hal-hal kecil dalam keseharian kita, hingga keterlibatan aktif dalam gerakan-gerakan sosial yang lebih besar. Setiap aksi, sekecil apapun, memiliki potensi untuk menciptakan efek riak yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
Kita adalah generasi yang akan menentukan masa depan. Let's break the chain, challenge the status quo, dan bersama-sama menciptakan dunia yang kita impikan - dunia di mana kesetaraan bukan lagi sebuah perjuangan, tapi sebuah kenyataan.
Remember, the future is equal, and it starts with us. Are you ready to be part of the change?