Agama dan Kebudayaan

Citra Anggun Yusmia
Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Konten dari Pengguna
16 Januari 2021 12:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Citra Anggun Yusmia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Agama dan Kebudayaan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Secara epistimologi Agama “A” yang berarti tidak, dan “gam” yang berarti lepas merupakan serapan dari Bahasa sanseketa. Agama tidak membutuhkan definisi, karena agama tidak ada definisi yang koprehensif (tidak menyeluruh) yang mewadahi unsur-unsur dan mengungkapkan penghayatan secara tepat (Elisabebth Nottingham). Agama cukup dideskripsikan apa yang di deskripsikan (unsur-unsurnya pada ekspresi atau pengalaman). Agama merupakan sesuatu yang mengikat yang beragama atau terikar pada diri manusia. Agama juga tidak bisa lepas dari manusia.
ADVERTISEMENT
Kebudayaan adalah alat konseptual untuk melakukan penafsiran dan analisis (Garna, 2001: 157). Jadi keberadaan kebudayaan sangatlah penting, karena akan menunjang terhadap pembahasan mengenai eksistensi suatu masyarakat. Kebudayaan sebagai suatu system budaya, aktivitas dan hasil karya fisik manusia yang berada dalam suatu masyarakat dimana kemunculannya itu diperoleh melalui proses belajar, baik itu formal maupun informal. Hal ini menunjukan bahwa kebudayaan tidak akan hadir dengan sendirinya, melainkan ada karena adanya manusia dalam komunitas sosial, sehingga antara manusia, masyarakat dan kebudayaan akan saling mendukung. Manusia menciptakan kebudayaan sebagai usaha untuk mempertahankan hidupnya di muka bumi ini, karena dengan kebudayaan manusia akan mampu melaksanakan tugasnya di muka bumi ini sebagai khalifah. Dengan kebudayaan pula kehidupan keagamaan manusia akan nampak, dan ini menjadikan.
ADVERTISEMENT
Berbicara agama dan budaya lokal, tentu merupakan pembahasan yang menarik, agama merupakan rahmat bagi semesta alam, dan dalam kehadirannya di muka bumi ini. Islam berbaur dengan budaya lokal (local culture), sehingga antara Islam dan budaya lokal pada suatu masyarakat tidak bisa dipisahkan, melainkan keduanya merupakan bagian yang saling mendukung. Islam sebagai agama yang diturunkan oleh Allah SWT untuk semua umat manusia telah memainkan peranannya di dalam mengisi kehidupan umat manusia di muka bumi ini.
Budaya kecil (budaya local) yang ada pada suatu masyarakat merupakan budaya yang sudah dibangun sejak adanya umat manusia di muka bumi ini atau dengan kata lain, keberadaan budaya kecil sebagai bentuk dari keberhasilan umat manusia didalam mempertahankan hidupnya, karena bagaimanapun juga budaya kecil itu ada secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kehadiran budaya besar, tentunya akan membawa suatu perubahan yang akan terjadi pada suatu komunitas yang yang memiliki budaya kecil, sehingga keberadaan budaya besar akan tetap eksis dan dan bisa jadi keberadaan budaya kecil akan mengalami penyusuitan atau bahkan hilang dari eksistensinya pada suatu masyarakat.
ADVERTISEMENT