Konten dari Pengguna

Membiarkan Hidup Mengalir Seperti Air

Citra Deva Tulila
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
26 Mei 2023 17:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Citra Deva Tulila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Resensi Buku The Effortless Life (A Concise Manual for Contentment, Mindfulness, and Flow)
zoom-in-whitePerbesar
Resensi Buku The Effortless Life (A Concise Manual for Contentment, Mindfulness, and Flow)
ADVERTISEMENT
Judul Buku  : The Effortless Life (A Concise Manual for Contentment, Mindfulness, and Flow)
ADVERTISEMENT
Penulis  : Leo Babauta
Penerbit : Bright Publisher, Yogyakarta
Tahun Terbit  : Cetakan 1, 2021
Tebal Buku  : xii + 100 halaman
Ukuran Buku : 13,5 x 20 cm
Harga Buku  : Rp 49.000,00
Peresensi : Citra Deva Tulila / Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
Hidup itu sulit. Atau begitulah yang kita bayangkan. Yang benar adalah hidup hanya sesulit yang kita biarkan. Kebanyakan dari kita  terburu-buru melakukan banyak tugas dan memenuhi banyak pesanan setiap hari, terburu-buru berbisnis dan akhirnya kita berakhir dalam drama. Akibatnya, sebagian besar harus berjuang.
ADVERTISEMENT
Kita sesungguhnya adalah makhluk sederhana. Makanan, tempat tinggal, pakaian, dan hubungan dengan sesama manusia adalah semua yang kita butuhkan untuk hidup bahagia. Tumbuhan-tumbuhan untuk bahan makanan tumbuh secara sederhana dan alami. Tempat hunian cukuplah bangunan yang beratap sederhana. Pakaian cukuplah lembaran kain. Hubungan sederhana memungkinkan kita menikmati harapan yang berlebihan. Diluar kebutuhan-kebutuhan sederhana ini, kita telah menambahkan kebutuhan yang dibuat-buat; karier, atasan, dan rekan kerja; gawai, perangkat lunak, dan media sosial baru; mobil, pakaian bagus, dompet, tas laptop, televisi, dan lain-lain.
Dalam buku ini terdapat tiga poin yang menceritakan untuk mencapai kepuasan, perhatian, dan arus. Sebenarnya yang kita butuhkan bahwa kebutuhan dasar sedikit: makanan, pakaian, tempat tinggal, dan hubungan. Sebagaimana kebutuhan sejati kita sangatlah sederhana. Kebutuhan ini diperumit oleh status sosial. Status sosial tampaknya diukur dari seberapa mahal kita makan, pakaian kita, dan seberapa mewah rumah yang kita tinggali.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, penulis tidak ingin mendorong kita untuk kembali ke masa kehidupan ketika hanya ada  makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang cukup, melainkan apa yang penting untuk kita perhatikan. Apa yang benar-benar dibutuhkan. Saat kita menyadari bahwa sesuatu itu sebenarnya hanyalah kebutuhan yang tidak begitu penting, kita bisa memilih untuk mengesampingkan kebutuhan itu. Jangan  mempersulit diri sendiri dengan berusaha terlalu keras untuk memuaskan keinginan kita yang berlebihan.
Jika seseorang mengurangi kebutuhan dan belajar untuk merasa puas dengan sedikit hal yang dimiliki, hanya perlu berbuat sedikit. Kebutuhan akan berkurang menyebabkan upaya menjadi ikut berkurang. Dengan memiliki sedikit kebutuhan, dapat memperoleh lebih sedikit tekanan untuk sukses dan bisa lebih rileks.
ADVERTISEMENT
Di zaman sekarang ini di mana kita dapat dengan mudah melihat kehidupan dan pencapaian orang lain  di media sosial,  kita membandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain dan menganggap hidup kita seperti tidak sukses, kita cenderung bisa merasakannya. Keinginan untuk melakukan sesuatu semakin tumbuh. Jika tidak bergerak, kita akan merasa tertinggal. Pada akhirnya, hal ini membuat kita merasa stres, takut akan masa depan, dan terlalu banyak berpikir saat tidak melakukan apa-apa. Buku ini setidaknya memberi kita informasi bahwa kita tidak lagi mengukur nilai diri kita dengan pencapaian kita.
Dalam buku ini, terdapat bagian yang menarik pada bagian ”Tidak Mematok Harapan” penulis mengatakan bahwa ketika segala sesuatu tidak berjalan seperti yang kita harapkan, kita akan mengalami stres, frustasi, kekecewaan, amarah, kejengkelan, suasana hati buruk, sumber permasalahan tersebut karena satu hal yaitu ekspektasi. Ketika kenyataan tidak memenuhi fantasi kita, kita berharap dunia ini berbeda. Maka dari itu, penting bagi kita untuk tidak menaruh ekspektasi yang tinggi dalam hal apapun. Biarkan air di dunia bersihkan diri kita dari dunia dan berjalan dengan ringan di dunia kita yang tidak imajinatif. Menyingkirkan kebutuhan palsu adalah perasaan yang baik, dan dengan menyingkirkannya, kita dapat membebaskan diri kita sendiri.
ADVERTISEMENT
The Effortless Life, memberikan gambaran bahwa hidup tidak begitu sulit, hidup itu mudah. Untuk menemukan kata "cukup" kita hanya harus menjalani hidup apa adanya. Tetapi mewujudkan buku ini tidak dapat disangkal sulit. Mudah, karena buku ini meminta kita untuk melakukan hanya yang perlu dan meninggalkan yang tidak penting, dan sulit, karena kita terbiasa menetapkan rencana dan tujuan yang jelas, kita ingin terus memenuhi ekspektasi yang kita terapkan untuk diri kita sendiri, yang terkadang membuat kita kecewa karena ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Saya pikir buku ini tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi kita tanpa melakukan apapun dalam hidup. Sebaliknya, buku ini memberi pembacanya nafas, mengarahkan kehidupan dengan penuh kesadaran dan kepedulian. Tetapi di dalam buku ini terlalu sedikit gambar sehingga membuat pembaca bosan karena disajikan hanya tulisan saja. Tentunya, hal ini akan lebih baik jika diubah dengan sesuatu yang baru sehingga terlihat bervariasi. Buku ini menyarankan pembaca untuk lebih tenang, tidak terburu-buru bertindak, tidak menetapkan rencana dan tujuan tertentu, tidak menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi. Ini seperti membiarkannya mengalir, membiarkan hidup mengalir seperti air.
ADVERTISEMENT