Merajut Asa dalam Alunan Melodi

Riyanti
Mahasiswaa
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2021 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.freepik.com/free-vector/talented-pianist-during-concert-rays-light-isometric-composition-purple_6870612.htm#page=1&query=pianist&from_query=pianis&position=11&from_view=search
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-vector/talented-pianist-during-concert-rays-light-isometric-composition-purple_6870612.htm#page=1&query=pianist&from_query=pianis&position=11&from_view=search
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Kamu serius ingin bermain piano?" tanya Kak Rian.
Aku menganggukkan kepala dengan yakin. Ia kembali fokus melatihku.
ADVERTISEMENT
"Kalau begitu, kamu harus berjuang, belajar piano itu susah," jelasnya.
Kak Rian menghampiriku. Senyum manis menghiasi wajahnya yang kokoh.
"Tapi kalau kamu sudah memiliki tekad yang kuat, kakak yakin suatu saat cita-citamu akan terwujud."
Aku mulai merasakan semangat yang membara. Titik-titik perjuangan yang akan ku rajut dengan semangat. Tentu bukan sebulan atau dua bulan untuk menjadikanku pianis hebat. Aku juga tidak memiliki latar belakang seorang pianis. Aku menumpukan pandangan pada piano yang tengah ku mainkan ini. Banyak pengharapan bertumpu disana.
Hujan di luar sana masih senantiasa berjatuhan seraya menemaniku latihan. Aku semakin tenggelam di antara suara rintik hujan dan alunan piano. Suara syahdu dari piano yang dimainkan Kak Rian mengalun lembut dan menghampiri kedua telingaku. Aku membiarkan alunan itu menguasai telingaku. Rambutku yang terurai sebahu ikut bergoyang kecil seraya mengikuti alunan itu. Aku terdiam, lama, hingga membiarkan diriku hanyut dalam alunan itu. Menggentarkan hati.
ADVERTISEMENT
"Kalau kamu tidak serius, kita akhiri saja latihan sore ini," katanya.
Aku tersentak kaget. Baru kali ini jantungku berdegup kencang mendengar suaranya. Berulang kali Kak Rian mengingatkanku agar fokus latihan. Namun, sepertinya penjelasan Kak Rian tidak ada yang masuk. Ada apa denganku hari ini? Pasti alunan piano yang dimainkan Kak Rian telah membuatku hilang fokus. Ah tidak ... sepertinya hari ini wajah Kak Rian lebih menarik perhatianku. Aku sudah terjerat dalam alunan lelaki itu. Harusnya aku tahu ini tidak boleh terjadi. Aku haruslah fokus untuk mewujudkan mimpiku.