Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Hidup Bak Kelelawar
15 Juni 2022 21:58 WIB
Tulisan dari Clara Amelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, netizen dihebohkan dengan video tentang efek negatif dari bergadang. Aktivitas hingga larut malam itu menjadi perhatian sebagian orang yang melakukannya.
ADVERTISEMENT
Beberapa orang terbiasa melakukan “kesibukannya” di malam hari, salah satunya Zefanya. Sebelum pandemi menyerang, Zefanya selalu tidur secara teratur di bawah jam sepuluh. Kehidupannya sebagai siswa dapat dilalui dengan mudah dan sehat. Ia selalu dapat membagi waktunya, mulai dari bangun hingga tertidur.
Hingga akhirnya, Covid-19 masuk ke Indonesia dan menjadi wabah yang berjangkit serempak di berbagai negara. Saat itu juga, kehidupan Zefanya berubah. Bergadang mulai menjadi kebiasaannya.
Berawal karena dirinya harus belajar untuk masuk ke perguruan tinggi. Zefanya pikir, karena kala itu libur dan pandemi, waktunya di siang hari adalah waktu bermain dan malam hari adalah waktu untuk belajar. Liburan dan pandemi menjadi kombo dahsyat sekaligus alasan Zefanya untuk berleha-leha di siang hari.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, waktu tenang di malam hari terkadang juga digunakan untuk teleponan dengan temannya. Pandemi menahan hasratnya untuk bermain keluar, hingga teleponan menjadi pengganti. Topik yang tiada henti membuat dirinya lupa akan waktu.
“Malam hari adalah waktu tenang untuk melakukan segalanya, khususnya dalam hal belajar dan bertukar pikiran,” jelas Zefanya.
Waktu terus berjalan, hingga Zefanya resmi menjadi mahasiswa. Status berganti, namun kebiasaan bergadang tidak kunjung lepas.
Kini dirinya beralasan bahwa tugas demi tugas yang menunggu untuk diserahkan terlalu banyak. Dari pagi hingga petang, Zefanya harus membantu bisnis kakaknya dan mengurus ketiga anak kakaknya. Sehingga, tugas yang menumpuk itu, mau tidak mau dikerjakannya di malam hari.
“Tidak ada waktu selain malam hari, jika tidak dikerjakan maka tugas terbengkalai itu akan mendapat nilai nol,” tutur Zefanya.
ADVERTISEMENT
Bergadang memang menyelesaikan tugasnya, namun efek negatif juga menghantuinya. Dirinya kerap kesiangan, hingga banyak aktivitas pagi yang tertunda. Lebih dari itu, Zefanya jadi sering lelah tanpa sebab. Dirinya merasa bahwa tubuhnya tidak se-fit dulu, meski olahraga dan makan teratur.
Mengalami dan mendengar efek negatif bergadang membuat Zefanya bertekad untuk mengubah pola tidurnya itu. Tekad itu diwujudkan dengan menyibukan diri di siang hari dan ketika malam datang dirinya sudah siap untuk terlelap. Meski perlahan-lahan dan bertahap, tapi dirinya yakin langkah yang ia ambil sudah tepat. Hingga nanti, Zefanya telah siap untuk mengatakan "selamat tinggal" dari budaya hidup bak kelelawar.