Perang Dagang dan Diplomasi: Bagaimana Politik Pengaruhi Perdagangan Global?

Clara Diana
Mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Kristen Satya Wacana
Konten dari Pengguna
10 Oktober 2023 14:28 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Clara Diana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Foto: Jonathan Borba/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Jonathan Borba/Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam era globalisasi yang terus berkembang, perdagangan internasional telah menjadi tulang punggung ekonomi negara-negara di seluruh dunia. Tetapi, sering kali terlupakan bahwa hasil dari negosiasi dagang global tidak hanya bergantung pada faktor ekonomi semata.
ADVERTISEMENT
Politik memainkan peran penting yang sering kali menentukan arah dan akhir dari negosiasi tersebut. Lantas, bagaimana politik—dalam berbagai wujudnya—memengaruhi dan membentuk hasil dari negosiasi dagang global yang menjadi perhatian utama negara-negara di seluruh dunia?

Politik dalam Negosiasi Dagang

Negosiasi dagang global adalah proses kompleks yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah hingga perusahaan dan organisasi internasional.
Dalam proses ini, politik bukan hanya faktor pendamping, tetapi juga unsur integral yang memainkan peran sentral dalam setiap tahapnya. Bahkan, politik mempengaruhi proses negosiasi dagang global, perumusan kebijakan, implementasi kesepakatan, dan pada akhirnya hasil keseluruhannya. Bagaimana bisa?

Peran Sentral Politik dalam Ketegangan Dagang Global

Kasus perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok adalah salah satu konflik dagang terbesar dalam sejarah perdagangan internasional.
ADVERTISEMENT
Perang dagang ini dimulai pada tahun 2018, ketika Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, secara resmi mengumumkan pemberlakuan tarif impor tambahan terhadap sejumlah besar produk impor Tiongkok.
Langkah ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap apa yang dilihat oleh Amerika Serikat sebagai praktik perdagangan yang tidak adil oleh Tiongkok, termasuk pencurian kekayaan intelektual Amerika dan subsidi pemerintah yang memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan Tiongkok.
Namun, perang dagang ini lebih dari sekadar pertikaian perdagangan biasa. Ini adalah konflik yang mencerminkan perseteruan politik, ekonomi, dan ideologi yang mendalam antara dua kekuatan besar dunia.
Berikut beberapa aspek kunci yang menunjukkan bagaimana politik memainkan peran sentral dalam perang dagang ini.

Pertama, politik dan ideologi berperan besar.

Amerika Serikat adalah negara demokrasi liberal dengan pandangan ekonomi yang berfokus pada pasar bebas dan hak kekayaan intelektual.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Tiongkok adalah negara otoriter dengan sistem ekonomi yang dipandang sebagai campuran kapitalisme terkontrol dan komunisme. Perbedaan ideologi ini telah menjadi sumber ketegangan dalam hubungan kedua negara.

Kedua, retorika politik.

Selama perang dagang, pemimpin politik dari kedua belah pihak sering menggunakan retorika politik yang tajam. Donald Trump secara terbuka menyuarakan ketidakpuasannya terhadap praktik perdagangan Tiongkok.
Trump juga menekankan pentingnya melindungi pekerjaan dan industri Amerika. Di sisi lain, Tiongkok menanggapinya dengan keras dan menyatakan bahwa mereka siap untuk melawan tekanan eksternal.

Ketiga, politik domestik.

Politik domestik juga memainkan peran penting dalam konflik ini. Pemerintah Amerika Serikat harus mempertimbangkan opini publik dan dukungan politik dalam mengambil keputusan dagang. Sebaliknya, Tiongkok memiliki kontrol yang lebih besar atas narasi dalam negeri, tetapi juga merasakan tekanan internal.
ADVERTISEMENT

Keempat, politik keamanan nasional.

Amerika Serikat memandang Tiongkok sebagai pesaing strategis dalam hal keamanan nasional. Isu-isu seperti teknologi, keamanan siber, dan hak cipta menjadi bagian dari konflik dagang ini. Pemerintah AS merasa perlu untuk melindungi kepentingan keamanan nasionalnya dalam negosiasi dagang.

Dan kelima, hubungan multilateral.

Tiongkok menggunakan hubungannya dengan negara-negara lain dalam upayanya untuk mengatasi tekanan dari Amerika Serikat. Mereka membangun aliansi ekonomi dengan negara-negara lain, seperti melalui proyek Belt and Road Initiative, sebagai reaksi terhadap sanksi dan tarif AS.

Perang Dagang sebagai Alat Politik

Ilustrasi. Foto: Karolina Grabowska/Pexels
Perang dagang yang digunakan sebagai alat politik adalah fenomena di mana negara-negara mengambil tindakan perdagangan eksternal, seperti menerapkan tarif impor tambahan, pembatasan ekspor, atau sanksi perdagangan, sebagai sarana untuk mencapai tujuan politik tertentu.
ADVERTISEMENT
Perang dagang semacam ini sering kali melibatkan perseteruan antara negara-negara dan dapat memiliki dampak yang signifikan pada perdagangan internasional, ekonomi global, serta hubungan diplomatik antarnegara.

Dampak pada Hubungan Diplomatik

Perang dagang yang digunakan sebagai alat politik dapat memiliki dampak diplomatik yang mendalam dan beragam terhadap hubungan antara negara-negara yang terlibat. Fenomena ini menciptakan dinamika yang kompleks, yang melibatkan interaksi antara diplomasi, ekonomi, dan politik nasional.
Dampak diplomatik dari perang dagang ini mencerminkan bagaimana politik eksternal dan perdagangan dapat bersilangan dengan potensi dampak jangka pendek dan jangka panjang yang signifikan.
Ketika negara-negara memutuskan untuk menggunakan perang dagang sebagai alat politik, ini seringkali merupakan respons terhadap masalah atau ketidaksetujuan dalam hubungan mereka. Tindakan seperti penerapan tarif tambahan, pembatasan ekspor, atau sanksi perdagangan dapat diarahkan kepada negara tertentu sebagai bentuk tekanan ekonomi.
ADVERTISEMENT

Pertimbangan Geopolitik

Ilustrasi. Foto: Aliaksei Lepik/Pexels
Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok adalah contoh nyata di mana pertimbangan geopolitik memiliki peran sentral. Perang dagang ini dimulai pada tahun 2018 dan menjadi salah satu konflik dagang terbesar dalam sejarah perdagangan internasional.
Sebagai dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia, konflik ini mencerminkan dinamika geopolitik yang rumit yang telah mempengaruhi perdagangan global dan hubungan diplomatik.
Amerika Serikat dan Tiongkok adalah dua kekuatan dominan dalam politik dan ekonomi global. AS telah lama menjadi pemimpin ekonomi dan militer dunia, sementara Tiongkok telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa selama beberapa dekade terakhir.
Persaingan antara dua negara ini mencerminkan upaya Tiongkok untuk memperoleh posisi yang lebih dominan dalam geopolitik global dan AS yang mencoba mempertahankan keunggulannya. Persaingan Wilayah dan Pengaruhnya juga mempengaruhi pertimbangan geopolitik yang mencakup persaingan untuk pengaruh di berbagai wilayah di dunia.
ADVERTISEMENT
Ini termasuk persaingan di Laut China Selatan, di mana Tiongkok telah mengejar klaim wilayah yang bertentangan dengan klaim sejumlah negara lain, termasuk sekutu Amerika Serikat. Perang dagang ini dapat dilihat sebagai salah satu elemen dalam persaingan ini.

Saling Ketergantungan Ekonomi dan Politik

Ilustrasi. Foto: Karolina Grabowska/Pexels
Saling ketergantungan antara ekonomi dan politik adalah karakteristik yang mendasari dalam tatanan masyarakat modern. Ini adalah hubungan erat di mana perubahan di satu bidang dapat memengaruhi yang lainnya dengan cara yang sangat signifikan.
Dalam realitas kompleks masyarakat global saat ini, ekonomi dan politik tidak bisa dipisahkan. Lantas, bagaimana ekonomi dan politik saling ketergantungan?
Ketika kita membicarakan politik, kita berbicara tentang bagaimana negara-negara diatur, bagaimana kebijakan dibentuk, dan bagaimana keputusan dibuat yang akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi. Politik membentuk kerangka kerja hukum dan regulasi yang mengatur aktivitas ekonomi.
ADVERTISEMENT
Kebijakan perdagangan, peraturan perusahaan, pajak, dan anggaran pemerintah semuanya adalah contoh nyata bagaimana politik berinteraksi dengan ekonomi. Kebijakan fiskal adalah salah satu contoh yang sangat jelas tentang bagaimana politik mempengaruhi ekonomi.
Keputusan politik tentang tingkat pajak, belanja pemerintah, dan pengeluaran publik secara langsung mempengaruhi kesehatan ekonomi. Misalnya, pengurangan pajak oleh pemerintah dapat merangsang pertumbuhan ekonomi.
Bagaimana caranya? Yaitu dengan memberikan insentif kepada individu dan perusahaan untuk menghabiskan lebih banyak uang. Di sisi lain, pengurangan belanja pemerintah dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi karena pengeluaran publik yang lebih rendah.
Di sisi lain, ekonomi juga dapat mempengaruhi politik. Kondisi ekonomi yang buruk, seperti resesi atau tingkat pengangguran yang tinggi, dapat menciptakan ketidakpuasan publik yang dapat mempengaruhi hasil pemilihan dan kebijakan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Pemimpin politik sering mengejar kebijakan yang dirancang untuk memperbaiki kondisi ekonomi guna memenangkan dukungan publik.

Peran Organisasi Internasional

Ilustrasi. Foto: Xabi Oregi/Pexels
Peran utama organisasi internasional adalah untuk menjadi mediator dan fasilitator dalam mengatasi berbagai tantangan global yang melibatkan negara-negara di seluruh dunia.
Ini mencakup beragam isu seperti perdamaian dan keamanan internasional, perdagangan internasional, perubahan iklim, hak asasi manusia, kesehatan global, pengentasan kemiskinan, dan banyak lagi.
Salah satu peran utama organisasi internasional adalah sebagai platform di mana negara-negara dapat berkomunikasi, bernegosiasi, dan bekerja sama dalam menangani masalah bersama. Ini terutama penting dalam situasi di mana masalah tersebut melibatkan banyak negara atau tidak dapat diselesaikan oleh satu negara secara mandiri.
Organisasi seperti PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) memfasilitasi dialog antarnegara, membantu merumuskan kesepakatan internasional, dan mengawasi implementasi kesepakatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam ranah ekonomi, organisasi internasional seperti WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) memainkan peran penting dalam merumuskan aturan perdagangan global dan memfasilitasi perdagangan antarnegara. Ini membantu mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.