news-card-video
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

8 Fakta Anak Pertama dan Kebiasaan-kebiasaannya: Pandangan Psikologi dan Sosial

rezki kurniawan
Saya adalah seorang profesional freelance dengan pengalaman lebih dari 5 tahun di industri kreatif. Memiliki keahlian dalam bidang editing video, fotografi, videografi, dan penulisan konten.
13 Maret 2025 11:15 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rezki kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: anak pertama bersama ibu nya ( Sumber: Freepik )
zoom-in-whitePerbesar
Foto: anak pertama bersama ibu nya ( Sumber: Freepik )
ADVERTISEMENT
Anak pertama dalam keluarga sering kali dianggap memiliki posisi yang istimewa. Dalam banyak budaya, mereka dianggap sebagai penerus harapan orang tua dan sosok yang diandalkan. Namun, tak hanya karena posisi mereka yang pertama, anak pertama juga sering menunjukkan kebiasaan dan karakteristik yang unik, yang bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk peran mereka dalam keluarga, harapan orang tua, serta dinamika sosial yang mereka hadapi.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel ini, kita akan membahas 8 fakta menarik tentang anak pertama dan kebiasaan-kebiasaan mereka yang dapat memengaruhi perkembangan psikologis dan sosial mereka.

1. Anak Pertama Cenderung Lebih Bertanggung Jawab

Salah satu fakta anak pertama yang paling mencolok adalah kecenderungan mereka untuk menjadi lebih bertanggung jawab. Sejak kecil, anak pertama sering kali dihadapkan pada ekspektasi tinggi, baik dari orang tua maupun dari lingkungan sekitarnya. Mereka sering kali menjadi contoh bagi adik-adik mereka dan diharapkan bisa menunjukkan perilaku yang baik serta dapat diandalkan.
Karena peran ini, anak pertama cenderung belajar untuk mengelola waktu dengan baik, menyelesaikan tugas dengan teliti, dan menjadi lebih mandiri dalam mengambil keputusan. Mereka merasa lebih bertanggung jawab dalam keluarga, bahkan terkadang menjadi figur pemimpin bagi saudara-saudaranya.
ADVERTISEMENT

2. Anak Pertama Memiliki Kecenderungan Perfeksionis

Fakta lainnya adalah bahwa anak pertama sering kali menunjukkan sifat perfeksionis. Hal ini terkait dengan harapan orang tua yang tinggi terhadap anak pertama mereka. Sebagai anak pertama, mereka biasanya menjadi objek perhatian penuh dari orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik. Oleh karena itu, anak pertama sering merasa tekanan untuk memenuhi ekspektasi tersebut, baik dalam hal akademik, perilaku, maupun pencapaian lainnya.
Anak pertama sering kali merasa bahwa mereka harus tampil sempurna, dan jika ada kekurangan atau kegagalan, mereka mungkin merasa telah mengecewakan orang tua. Kebiasaan ini bisa berlanjut hingga dewasa, di mana mereka cenderung menuntut kesempurnaan dari diri mereka sendiri dalam berbagai aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT

3. Kemandirian yang Lebih Kuat pada Anak Pertama

Anak pertama umumnya lebih mandiri dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lebih muda. Hal ini bisa dijelaskan karena sejak kecil, anak pertama sering kali dituntut untuk melakukan banyak hal sendiri, mulai dari mengatur jadwal belajar hingga membantu orang tua mengurus adik-adiknya. Posisi ini mengajarkan mereka untuk lebih bertanggung jawab dan dapat diandalkan.
Kemandirian yang tumbuh pada anak pertama juga dapat berdampak positif dalam kehidupan sosial mereka. Mereka cenderung lebih percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional. Hal ini membuat anak pertama lebih siap untuk mengatasi masalah hidup tanpa banyak bergantung pada orang lain.

4. Anak Pertama Sering Memiliki Sifat Kepemimpinan

Karena mereka sering diharapkan untuk memimpin atau menjadi contoh bagi saudara-saudaranya, anak pertama cenderung mengembangkan sifat kepemimpinan yang kuat. Anak pertama belajar untuk membuat keputusan penting, memberi arahan, dan mengatur situasi di rumah. Kebiasaan ini mengarah pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional yang memungkinkan mereka untuk mengambil peran kepemimpinan di lingkungan sosial atau profesional mereka kelak.
ADVERTISEMENT
Namun, peran sebagai pemimpin ini tidak selalu mudah, dan anak pertama sering merasakan tekanan untuk selalu tampil sebagai sosok yang kuat dan tidak boleh tampak lemah. Hal ini bisa menambah beban emosional bagi mereka, meskipun di sisi lain dapat mendorong mereka untuk berkembang dengan kemampuan yang luar biasa.

5. Anak Pertama Cenderung Lebih Empati dan Peduli

Fakta anak pertama yang sering kali terabaikan adalah sifat empati mereka yang tinggi. Karena mereka sering berperan sebagai pengasuh atau pelindung bagi adik-adiknya, anak pertama sering kali belajar untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain. Mereka memahami pentingnya menjaga hubungan harmonis dalam keluarga dan kelompok sosial mereka.
Sifat empati ini juga dapat membantu anak pertama dalam hubungan sosial mereka. Mereka cenderung lebih memperhatikan kebutuhan orang lain dan berusaha membantu tanpa diminta. Kecenderungan ini bisa membuat mereka lebih diterima dalam berbagai lingkungan sosial dan memudahkan mereka dalam membangun hubungan yang lebih mendalam dengan orang lain.
ADVERTISEMENT

6. Tekanan Ekspektasi dari Orang Tua Bisa Mempengaruhi Kesejahteraan Mental Anak Pertama

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi anak pertama adalah tekanan dari ekspektasi orang tua yang tinggi. Anak pertama sering kali menjadi "percobaan pertama" bagi orang tua, yang ingin memberikan pendidikan terbaik dan mengharapkan mereka untuk tampil sempurna. Tekanan ini bisa menyebabkan anak pertama merasa cemas dan stres, terutama jika mereka merasa tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan.
Kebiasaan perfeksionis yang tumbuh dalam diri anak pertama sering kali datang dari rasa takut akan kegagalan. Mereka mungkin merasa khawatir mengecewakan orang tua atau tidak memenuhi ekspektasi yang tinggi terhadap mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberi dukungan emosional yang cukup kepada anak pertama, agar mereka tidak terbebani oleh tekanan yang berlebihan.
ADVERTISEMENT

7. Anak Pertama Lebih Cenderung Menjadi Pengambil Keputusan

Sebagai anak pertama, mereka sering kali dipandang sebagai sosok yang lebih dewasa dan lebih mampu membuat keputusan. Sejak kecil, mereka sering dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan keluarga, seperti merencanakan liburan atau menentukan kegiatan bersama. Hal ini membentuk kebiasaan anak pertama untuk menjadi lebih mandiri dalam mengambil keputusan.
Kebiasaan ini terus berkembang hingga mereka dewasa, di mana anak pertama cenderung lebih nyaman untuk mengambil tanggung jawab dalam berbagai situasi. Mereka lebih suka membuat keputusan berdasarkan pemikiran mereka sendiri dan merasa lebih percaya diri ketika harus bertindak atau memberikan arahan.

8. Anak Pertama Memiliki Hubungan yang Lebih Dekat dengan Orang Tua

Karena mereka adalah anak pertama, sering kali ada ikatan emosional yang lebih kuat antara mereka dan orang tua mereka. Orang tua cenderung lebih fokus pada anak pertama mereka, karena mereka adalah anak pertama yang mereka didik. Anak pertama sering kali merasakan perhatian lebih dari orang tua, baik dalam hal pendidikan, pengasuhan, maupun perhatian emosional.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa menciptakan hubungan yang lebih dekat antara anak pertama dan orang tua, tetapi juga bisa menyebabkan tekanan tambahan pada anak pertama untuk selalu memenuhi harapan orang tua mereka. Sebagai anak pertama, mereka mungkin merasa harus menjadi contoh bagi saudara-saudaranya, yang bisa menambah rasa tanggung jawab dan beban emosional mereka.
Ilustrasi Anak Bersama Ayah. Foto: Shutterstock

Pentingnya Dukungan Orang Tua ke Anak

Posisi sebagai anak pertama dalam keluarga membawa banyak dampak psikologis dan sosial yang unik. Anak pertama cenderung lebih bertanggung jawab, mandiri, dan memiliki sifat kepemimpinan yang kuat. Mereka juga sering kali menunjukkan sifat perfeksionis dan empati yang tinggi, yang membentuk kebiasaan-kebiasaan positif dalam kehidupan mereka. Namun, tekanan dari ekspektasi orang tua yang tinggi juga bisa memengaruhi kesejahteraan mental anak pertama, yang membuat mereka lebih rentan terhadap kecemasan dan stres.
ADVERTISEMENT
Penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan emosional yang tepat kepada anak pertama, agar mereka dapat mengelola tekanan yang ada dan berkembang menjadi individu yang seimbang dan siap menghadapi tantangan hidup. Dengan pemahaman yang baik tentang kebiasaan dan karakteristik anak pertama, orang tua dapat membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan mampu mengatasi setiap situasi dengan bijaksana.mpu menghadapi tantangan hidup dengan percaya diri.