Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Ketika Seni Bertemu Teknologi: Revolusi Kampanye Sosial di Era Digital
16 Januari 2025 10:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Janete CS tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemunculan seni digital telah mengubah cara kita memahami budaya visual di era ini. Sejak pertama kali berkembang pada 1960-an, seni digital menggabungkan kreativitas dan teknologi, memungkinkan para seniman menciptakan karya yang inovatif dan dapat diakses oleh audiens global. Selain memiliki fungsi estetika, seni digital juga memainkan peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan sosial yang mendalam. Melalui platform media sosial, seniman kini dapat menyoroti berbagai isu sosial yang mendesak, seperti keadilan sosial, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan gender kepada khalayak yang lebih luas. Keberadaan seni digital kini sangat relevan dalam mendukung gerakan sosial dan menciptakan kesadaran global akan pentingnya perubahan sosial
ADVERTISEMENT
Sejak pertama kali muncul, seni digital telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dimulai dengan grafis komputer yang sederhana, kini seni digital telah berkembang menjadi media kreatif yang beragam, mencakup ilustrasi 2D, animasi, Augmented Reality (AR), dan Virtual Reality (VR). Keunggulan seni digital terletak pada kemampuannya untuk menghasilkan karya yang inovatif, relevan secara budaya, dan mudah diakses oleh banyak orang. Selain itu, seni digital juga telah menjadi salah satu cara penting untuk menyuarakan berbagai isu sosial. Platform digital dan media sosial memungkinkan seniman untuk mengangkat isu-isu terkini, seperti perubahan iklim dan kesetaraan gender, sehingga mendorong partisipasi publik yang lebih besar dalam mengatasi permasalahan tersebut (Hassanpour, 2023). Seperti yang dikatakan dalam penelitian D’Souza (2019), seni visual memiliki kemampuan untuk membangkitkan solidaritas dan menyuarakan perjuangan kolektif, memberikan ruang bagi gerakan sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan memberi dampak yang nyata.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh nyata dari kekuatan seni digital dalam memperjuangkan tujuan sosial adalah kontribusinya terhadap kampanye-kampanye lingkungan hidup. Greenpeace, sebagai contoh, telah menggunakan seni digital dalam banyak kampanye mereka untuk menyuarakan isu-isu terkait deforestasi, polusi plastik, dan perubahan iklim. Infografis yang memukau serta video animasi yang mereka produksi mampu menjangkau audiens global dan mendorong mereka untuk bertindak. Gerakan global #MeToo juga memanfaatkan seni digital, dengan poster, ilustrasi, dan meme yang didistribusikan melalui media sosial untuk meningkatkan kesadaran tentang kekerasan dan pelecehan berbasis gender. Karya seni ini kemudian menyebar dengan sangat cepat dan mendorong percakapan global tentang keadilan sosial dan kesetaraan (D’Souza, 2019).
Peran seni digital sebagai katalisator perubahan sosial sangat erat kaitannya dengan kemampuannya untuk menghubungkan dan menggerakkan audiens dari seluruh dunia. Menurut Mann dan Evans (2022), seni memiliki kekuatan emosional yang luar biasa yang bisa membantu masyarakat lebih memahami masalah-masalah sosial yang sangat mendesak. Seni visual memungkinkan masyarakat merasakan dan mendalami isu-isu tersebut dengan cara yang lebih mendalam dibandingkan media lainnya. Bevers (2023) juga menekankan pentingnya seni digital yang diintegrasikan dengan media sosial sebagai alat untuk mobilisasi sosial dalam perubahan sistemik. Kampanye-kampanye yang melibatkan seni digital ini seringkali membawa dampak yang signifikan, seperti meningkatnya dukungan masyarakat terhadap kebijakan yang menyangkut ketidaksetaraan atau kerusakan lingkungan. Seni digital melalui visual yang kuat dan pesan yang emosional mampu menciptakan perubahan sosial yang nyata.
ADVERTISEMENT
Dengan kemampuannya menjangkau audiens yang luas, seni digital telah membuktikan perannya dalam menciptakan perubahan besar. Dengan memanfaatkan teknologi yang terus berkembang, seni digital berpotensi besar menjadi dasar bagi perubahan sosial yang lebih baik, menciptakan dampak positif yang dapat bertahan lama, sambil menghadapi berbagai isu krusial yang sedang dihadapi dunia saat ini.
Sumber Referensi:
Bevers, H. (2023). Mapping research on the social impact of the arts. Journal of Arts and Society, 31(2), 101-112. Diperoleh 15 Januari 2025 dari
https://carijournals.org/journals/index.php/IJARS/article/download/2071/2465/6257?srsltid=AfmBOorViA9XS5YYA0hwFkoZgnsUPhEnZYtXYvQLsKDmH5hRCFxHj2hP&utm_source=chatgpt.com
D’Souza, J. (2019). The role of visual arts in social movements. Journal of Cultural Activism, 25(4), 451-468. Diperoleh 15 Januari 2025 dari https://kc.cgpub.net/assets/downloads/arts/A19FinalProgram-compressed.pdf?utm_source=chatgpt.com
ADVERTISEMENT
Mann, L., & Evans, R. (2022). The impact of art as a catalyst for social change. Journal of Social Change, 18(1), 72-89. Diperoleh 15 Januari 2025 dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10445867/?utm_source=chatgpt.com