Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Awal Mula Kopi Hadir di Indonesia
18 April 2018 10:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Coffindo Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di balik kenikmatan secangkir kopi, ada sebuah perjalanan panjang yang layak kita ketahui. Indonesia memang dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik dunia, tapi tahukah Anda, bagaimana sejarah serta awal mulanya kopi hadir di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebelum kita menelusuri sejarah kopi di Indonesia, ada baiknya kita mundur lagi ke belakang perihal bagaimana asal mulanya kopi ditemukan oleh manusia. Jauh 3000 tahun yang lalu, seorang pengembala kambing di dataran Afrika, negeri Ethiopia, melihat bagaimana kambing - kambingnya memakan beberapa biji buah menyerupai berry di pepohonan dan melihat mereka tetap aktif serta terjaga berkat buah tersebut.
Berawal dari situlah, sang pengembala mencoba untuk mengolah biji kopi tersebut dan memakannya dan akhirnya mendapatkan manfaat yang sama seperti yang dirasakan oleh kambing - kambingnya tersebut. Itulah awalnya kopi dikenal sebagai makanan yang bermanfaat untuk menambah energi dan mengusir rasa kantuk. Hingga 500 tahun kemudian, alat penghancur dan pengolah biji kopi ditemukan serta menjadi awal mula kopi dinikmati sebagai minuman hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, kopi atau dalam bahasa inggris disebut coffee, berasal dari bahasa Arab “qahwa” yang mana lebih populer disamakan dengan terjemahannya dalam bahasa Turki “kahveh”. Kata “qahwa” atau “kahveh” tersebut merujuk pada minuman yang terbuat dari biji yang diseduh dengan air panas. Selain itu, istilah “qahwa” juga berarti kuat, karena memang kopi dikenal sebagai minuman untuk meningkatkan energi dan stamina.
Lama berkembang di beberapa negara Afrika, Arab hingga Eropa dan Amerika, kopi kemudian merambah ke negara - negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kopi mulai dibawa ke Indonesia pada abad ke 17 oleh Belanda yang pada saat itu tengah menjajah Indonesia. Wajar, karena di negaranya, kopi sangat sulit dikembangkan karena faktor cuaca yang kurang mendukung.
ADVERTISEMENT
Bibit kopi pertama di Indonesia dikirim oleh Gubernur Belanda di Malabar, India, yakni berjenis Arabika yang berasal dari Yaman. Bibit kopi itu dikirim kepada Gubernur Belanda di Batavia (sekarang Jakarta) pada 1696. Namun sayang, bibit itu gagal tumbuh akibat banjir di Batavia.
Barulah di tahun 1711, kopi berhasil ditanam dan diekspor dari Jawa ke Eropa melalui perusahaan dagang Belanda, VOC (Verininging Oogst Indies Company). Selama 10 tahun, budidaya kopi di Batavia terus berkembang pesat dan berhasil memberikan keuntungan yang sangat besar bagi Belanda.
Setelah sukses di Batavia, Belanda kemudian memperluas produksi kopinya di beberapa daerah di Indonesia, seperti di daerah Prenger, Jawa Barat, Sumatera Utara, Aceh, Bali, Sulawesi, hingga Papua. Hampir semua kopi Indonesia ditanam di daerah dataran tinggi dengan tingkat kesuburan tanah dan cuaca yang baik. Itulah kenapa, hasil kopi di Indonesia berhasil menciptakan berbagai jenis Kopi Nusantara berkualitas terbaik dan menjadi favorit di dunia.
ADVERTISEMENT
Pascakemerdekaan di tahun 1945, bekas - bekas perkebunan kopi milik Belanda itupun kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah. Sehingga, Indonesia secara berdaulat memiliki kendali penuh untuk menghasilkan dan mengekspor kopi di beberapa negara di dunia. Termasuk Coffindo, yang saat ini memiliki perkebunan kopi milik swasta terluas di Indonesia, yakni sekitar 3.412 hektar.
Adapun beberapa jenis Kopi Indonesia yang kini dikenal sebagai Indonesia Specialty Coffee (Kopi Khas Nusantara) di antaranya adalah Kopi Aceh Gayo, Kopi Sumatra Mandheling, Kopi Lintong, Kopi Kalosi Toraja, Kopi Lampung, Kopi Kintamani Bali, Kopi Jawa Prenger, dan Kopi Papua. Selain itu, Indonesia juga memiliki Kopi Luwak yang dikenal sebagai kopi termahal di dunia.