Sejarah Radikalisasi bagi kemajuan Dunia, Amerika dan Indonesia

Konten dari Pengguna
11 Juni 2018 3:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Colombo 009 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Radikalisasi bagi kemajuan Dunia, Amerika dan Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh : Indra Wardhana,
#Aktivis 90 #PergerakanIndonesia
#TheBlueJacket
radical
ADVERTISEMENT
adjective UK /ˈræd.ɪ.kəl/ US /ˈræd.ɪ.kəl/
radical adjective (SUPPORTING CHANGE)
C2 believing or expressing the belief that there should be great or extreme social or political change:
He was known as a radical reformer/thinker/politician.
Source : CAMBRIDGE DISTIONARY
Gerakan Radikal baik secara individu maupun kelompok dalam lintasan sejarah terbukti membawa perkembangan ke arah kemajuan peradaban manusia, hingga saat ini yang kita rasakan. Perubahan yang radikalisasi dalam berbagai literatur telah di mulai sejak peradaban manusia mengenal sistim kontruksi peradaban, Setiap perubahan tentunya terkait dengan paradigma pergantian barang lama yang tidak bermanfaat menjadi sesuatu yang dianggap jauh lebih baik. Revolusi Industri adalah salah satu periode radikalisasi yang sangat ekstrim antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Tanpa disadari sekeliling kita penuh dengan bentuk-bentuk radikalisasi peradaban, dari tidak ada era jaringan informasi dunia, sekarang teknologi internet, gadget, medsos ada di jari anda, budaya ala tik tok besutan aplikasi dari Canada, semua itu adalah contoh radikalisasi peradaban.
ADVERTISEMENT
Mengapa takut dengan radikalisasi ?
Mari kita runtut sejenak perjalanan manusia yang ditakdirkan sebagai reformer atau individu radikal yang disebut sebagai pembaharu peradaban dalam tulisan singkat di bawah ini :
PERGERAKAN REFORMASI RADIKAL abad 16
Pelopor Berdirinya Kristen protestan di Dunia
Selama berabad-abad sejak abad pertengahan, agama Katolik berkuasa di dunia. Kuasa penuh dipegang oleh Paus. pengaruh gereja makin luas, Paus diangkat sebagai sumber kekuasaan agama dan dunia, dan menerima kekuasaan tak terbatas. Melanggar titah dan perintahnya adalah dosa besar (diktator). Ia mempunyai hak dalam menyusun undang-undang, para kaisar tidak memiliki jalan lain, selain takluk dan tunduk kepadanya. Semua orang tunduk dalam masalah agama dan dunia kepada lapisan pastur dan susunan kepegawaian. Mereka seperti bentuk sebuah piramida dan Paus berada di puncaknya.
ADVERTISEMENT
Banyak keputusan Paus yang kurang menyenangkan bagi raja-raja. Penyalahgunaan wewenang gereja menyebabkan masalah politik, sosial, ekonomi, dan keprihatinan terhadap masyarakat di dunia. Puncak krisis pada agama Katolik terjadi saat Paus Leo X menjual surat-surat berharga penebusan dosa. Hal ini dilakukan untuk mengisi kas gerejanya.
Ulah Paus Leo X sangat ditentan…
[20:23, 6/9/2018] Indra WARDHANA: Tradisi dan sejarah Radikal hanya untuk Negara-Negara dengan Budaya Besar
Oleh : Indra Wardhana,
#Aktivis 90 #PergerakanIndonesia
#TheBlueJacket
radical
adjective UK /ˈræd.ɪ.kəl/ US /ˈræd.ɪ.kəl/
radical adjective (SUPPORTING CHANGE)
C2 believing or expressing the belief that there should be great or extreme social or political change:
He was known as a radical reformer/thinker/politician.
ADVERTISEMENT
These people have very radical views.
The feeling among the grassroots of the Party is that the leaders are not radical enough.
This is a desperate situation which requires a truly radical solution.
He belonged to the radical fringes of the party.
She described herself as a radical feminist.
He holds some radical opinions on the subject.
Source : CAMBRIDGE DISTIONARY
Gerakan Radikal baik secara individu maupun kelompok dalam lintasan sejarah terbukti membawa perkembangan ke arah kemajuan peradaban manusia, hingga saat ini yang kita rasakan. Perubahan yang radikalisasi dalam berbagai literatur telah di mulai sejak peradaban manusia mengenal sistim kontruksi peradaban, Setiap perubahan tentunya terkait dengan paradigma pergantian barang lama yang tidak bermanfaat menjadi sesuatu yang dianggap jauh lebih baik. Revolusi Industri adalah salah satu periode radikalisasi yang sangat ekstrim antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Tanpa disadari sekeliling kita penuh dengan bentuk-bentuk radikalisasi peradaban, dari tidak ada era jaringan informasi dunia, sekarang teknologi internet, gadget, medsos ada di jari anda, budaya ala tik tok besutan aplikasi dari Canada, semua itu adalah contoh radikalisasi peradaban.
ADVERTISEMENT
Mengapa takut dengan radikalisasi ?
Mari kita runtut sejenak perjalanan manusia yang ditakdirkan sebagai reformer atau individu radikal yang disebut sebagai pembaharu peradaban dalam tulisan singkat di bawah ini :
PERGERAKAN REFORMASI RADIKAL abad 16
Pelopor Berdirinya Kristen protestan di Dunia
Selama berabad-abad sejak abad pertengahan, agama Katolik berkuasa di dunia. Kuasa penuh dipegang oleh Paus. pengaruh gereja makin luas, Paus diangkat sebagai sumber kekuasaan agama dan dunia, dan menerima kekuasaan tak terbatas. Melanggar titah dan perintahnya adalah dosa besar (diktator). Ia mempunyai hak dalam menyusun undang-undang, para kaisar tidak memiliki jalan lain, selain takluk dan tunduk kepadanya. Semua orang tunduk dalam masalah agama dan dunia kepada lapisan pastur dan susunan kepegawaian. Mereka seperti bentuk sebuah piramida dan Paus berada di puncaknya.
ADVERTISEMENT
Banyak keputusan Paus yang kurang menyenangkan bagi raja-raja. Penyalahgunaan wewenang gereja menyebabkan masalah politik, sosial, ekonomi, dan keprihatinan terhadap masyarakat di dunia. Puncak krisis pada agama Katolik terjadi saat Paus Leo X menjual surat-surat berharga penebusan dosa. Hal ini dilakukan untuk mengisi kas gerejanya.
Ulah Paus Leo X sangat ditentang oleh Pendeta Luther. Bentuk pertentangan Luther dibuktikan dengan adanya Reformasi. Reformasi Kristen berhasil menjadikan Kristen sebagai sekte tersendiri pada masa itu.
Reformasi diawali pada 31 Oktober 1517 di Saxonia. Pada waktu itu, Martin Luther memakukan Sembilan Puluh Lima Tesis mengenai Kuasa dan Efikasi Indulgensi pada daun pintu Gereja. Tesis tersebut berisi perdebatan dan kritisasi terhadap gereja.
Namun, para pelopor Kristen seperti Ulrich Zwingli dan Martin Luther akhirnya berselisih paham. Sehingga berdirilah gereja Kristen dengan ajaran yang berbeda. Selain itu, persaingan pun mulai terjadi diantara Lutheran, Puritan, Reformed, dan Presbiterian.
ADVERTISEMENT
Asal mula pergerakan Reformasi “radikal” muncul di dua tempat yang berbeda, yaitu di Jerman dalam kebangkitan kelompok Luther, dan di Swiss dalam kebangkitan Zwingli
Di Jerman, Thomas Müntzer, mantan pendeta, berpikir bahwa pergerakan Gereja-gereja Lutheran yaitu gereja-gereja yang berasaskan ajaran Martin Luther, tokoh Reformasi (pelopor pembentuk agama protestan) gereja pada abad ke-16 yang mengkritik ajaran dan praktik Gereja pada waktu itu. Luther di rasa lambat dalam melakukan reformasi. Luther mereformasi Gereja, tetapi Müntzer berpikir masyarakat harus direformasi juga, dibuat lebih adil dengan menghapuskan hak istimewa kaum bangsawan, dan memberikan hak kepada rakyat, dengan membagikan kekayaan kepada rakyat miskin.
(Martin Luther, O.S.A. (bahasa Jerman: [ˈmaɐ̯tiːn ˈlʊtɐ] lahir 10 November 1483 – meninggal 18 Februari 1546 pada usia 62 tahun) adalah seorang profesor teologi, komponis, imam, dan pendeta berkebangsaan Jerman, serta seorang tokoh berpengaruh dalam Reformasi Protestan.)
ADVERTISEMENT
Sementara Martin Luther menyerukan penyerahan hanya kepada otoritas sosial dan politik, hal itu membuat Müntzer melakukan pemberontakan. Para petani, terutama yang miskin dan ditindas serta di manfaatkan mendengar seruan Muntzer ikut memberontak, tetapi pemberontakan tersebut dihancurkan pada pertempuran Frankhausen pada tahun 1525. Müntzer dijadikan tahanan, disiksa dan kemudian dibunuh.
Setiap ajaran menganggap dirinya paling benar. Karena itu, banyak muncul berbagai macam reformasi. Salah satunya adalah Reformasi Jerman.
Reformasi tidak hanya berhenti sampai disitu. Hal yang paling disayangkan adalah saat agama Kristen protestan tidak lagi mempergunakan beberapa kitab dari kitab agama Katolik. Namun, perpecahan seperti ini sudah dapat diatasi dewasa ini. Terbukti dari kerukunan beragama antara Kristen dengan Katolik.
ADVERTISEMENT
AMERIKA
Barack Obama menyampaikan sebuah kebenaran penting yang ada di dalam Sejarah Amerika pada pidatonya dengan judul: America is a protest nation
Dalam pidato tersebut, dapat disingkat sebagai berikut :
Amerika adalah Negara Protes.
Yang terbangun sejak Deklarasi Kemerdekaan hingga pemilihan presiden (saat itu tahun 2008) yang bersejarah, politik dan budaya kita telah sangat berubah untuk menjadi Negara BESAR oleh aksi-aksi kecil protes dan mobilisasi massa. Perbedaan pendapat terjadi dari semua kelompok, dan dalam berbagai bentuk – mulai dari kelompok konservatif dan juga progresif, ada yang cepat dan ada yang bertahap, ada yang penuh dengan kekerasan dan ada yang damai, baik individual maupun kolektif. Dalam sejarah Amerika, radikalisme Amerika telah mengambil dan mengubah Bangsa itu menjadi besar. Radikal adalah inspirasi bagi kelompok revolusioner pendiri bangsa yang berbicara tentang KEBEBASAN, KESETARAAN dan HAK-HAK WARGA NEGARA.
ADVERTISEMENT
Pidato Barrack OBAMA adalah kebenaran Sejarah Amerika, selanjutnya mencari bukti bagaimana Amerika terbentuk menjadi Negara dan Budaya BESAR, di antara banyak bukti sejarah mereka yang terpampang di seantero Negeri di Wilayah-wilayah bagian Amerika, kita ambil salah satu bukti itu pada sejarah dan dokumentasi yang cukup lengkap, yang langsung cepat sampai di depan mata anda dan siap untuk di baca. Sebuah buku dengan hanya membayar US $ 24.95 dengan judul ” The Radical Reader: A Documentary History of the American Radical Tradition - Timothy Patrick McCarthy dalam bentuk file digital elektronik.
Isi dari buku tersebut menguatkan dan mengingatkan bahwa sejarah terbentuknya Negara Amerika bersifat radikal – yang dilakukan oleh para pendiri negara, atau di Indonesia bahasa yang sering dikumandangkan dengan embel-embel NKRI harga mati dengan sebutan Founding Father, mereka bukanlah tokoh yang SUCI tetapi mereka adalah para revolusioner yang mengarahkan arah dan tujuan negara baru. Dengan demikian, di antara 155 entri yang dipilih oleh dua akademisi Harvard, adalah bukti dan sejarah Resolusi 1765 dari Stamp Act Congress dan Bill of Rights. Juga disertai dokumen-dokumen penting dari gerakan abolisionis (seperti Frederick Douglass's " What to the Slave Is the Fourth of July? teks-teks feminis, yang berasal dari dari Surat Sarah Grimke tentang Kesetaraan Gender ke Amandemen-19 yang memberi perempuan suara; teks-teks dari counterculture tahun 60-an, dari "Howl" si Allen Ginsberg hingga brosur Weathermen; dan volume berakhir dari buku tersebut berisikan surat terbuka 2002 oleh para akademisi yang menentang invasi ke Irak. Setiap Bab pembahasan didahului oleh pengantar singkat yang memberikan konteks historis dan biografis.
ADVERTISEMENT
Mengapa Amerika yang dipergunakan sebagai contoh utama, terlepas dari sisi negatif negara tersebut. Karena memang tidak terbantahkan, bahwa tidak ada satupun negara yang dibangun dalam catatan sejarah dunia abad kini, yang di mulai dari awal dan bermula dari tanah kosong, tandus, hingga menjadi suatu Negara yang di bangun oleh ratusan suku bangsa di dunia, dan telah membuat sejarah di sana. Merekalah Bangsa Amerika itu sendiri, fakta yang dapat di lihat hingga saat ini.
INDONESIA HARUS RADIKAL dan MERDEKA
Terlalu banyak untuk di sebutkan satu-persatu Organisasi Radikal di Indonesia, yang melakukan perlawanan untuk memerangi Belanda dengan tujuan utama kemerdekaan NKRI. Berikut di antaranya Organisasi yang disebut Belanda Radikal selain itu, organisasi / individu tersebut memang mengambil langkah dan tindakan secara radikal sebagai strategi perlawanan dalam perjuangannya di Indonesia. Pemerintah Belanda pada masa itu menyebut idnividu/kelompok yang berjuang melawan ketertindasan demi kemerdekaan di sebut dengan sebutan Indonesische radicale jongeren
ADVERTISEMENT
1916 – 1942 (Non-coöperatie (1923-1942) -
1. Bersamaan dengan berdirinya Boedi Oetomo, pada tahun 1908 di negeri Belanda didirikan perkumpulan pelajar (1916) yang diberi nama Indische Vereniging (Perhimpunan India). Pendirinya antara lain R. Panji Sosrokartomo saudara tua R.A. Kartini, R.M. Notosuroto putra pangeran dari Paku Alam, R. Husein Jayadiningrat keturunan Sultan Banten. Ini adalah organisasi RADIKAL pertama Indonesia untuk tujuan KEMERDEKAAN RI.
Pada awalnya organisasi ini bersifat sosial, tetapi seperti disebutkan di atas dengan kedatangan mantan para pemimpin Indische Partij ke negeri Belanda, PI berubah menjadi organisasi politik. Di bawah kepemimpinan Mohammad Hatta, Sunario, A. Subarjo, dan Ali Sastroamijoyo,
Pada tahun 1922 namanya diubah dari Indische Vereniging menjadi Indonesische Vereniging, dan pada tahun 1925 diubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Tujuan PI tegas, yaitu Indonesia merdeka. Selain itu, PI juga bersifat radikal, artinya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, PI bersikap nonkooperatif dengan tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Pada tahun 1925 PI mengeluarkan Manifesto Politik sebagai asas ideologi yang meliputi: kesatuan nasional, solidaritas, nonkooperasi, dan swadaya
ADVERTISEMENT
2. Kecewa bahwa reformasi yang dijanjikan Belanda tidak terwujud, Bung Hatta pada tahun 1922 memutuskan bahwa jalan menuju kebebasan bagi Indonesia terletak pada aksi non-kooperatif secara radikal dan melibatkan massa. Ia belajar pada waktu itu di Belanda di saat menjadi anggota siswa nasionalis di Perhimpunan Indonesia . Terinspirasi oleh peristiwa di dunia kolonial dan aktivis anti-kolonial di luar negeri, mereka berpendapat bahwa nasionalis harus menolak semua kerja sama dengan Belanda dan partisipasi dalam lembaga-lembaga kolonial. Ini mengakhiri kerjasama baik yang dimulai dengan politik etis (Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan bumiputera. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa/cultuurstelsel.). Nasionalisme dengan cara radikal tersebut bahkan bisa di bilang ekstrim , ternyata menerima lebih banyak pendukung, bahkan di antara kelompok-kelompok yang berlawanan.
ADVERTISEMENT
3. Pada tahun 1928, Kongres Pamoeda II , konferensi pemuda-pemuda yang saat itu berasal dari berbagai gerakan radikal nasionalis membuat Sumpah Pemuda . Ini terdiri dari tujuan-tujuan yang bersifat revolusioner; " satu negara - Indonesia, satu orang - orang Indonesia, dan satu bahasa - Indonesia ." Ini juga akan menjadi arah dan tujuan politik Indonesia setelah kemerdekaan. Di sini, Indonesia Raya tampil untuk pertama kalinya, lagu kebangsaan saat ini.
4. Pemuda Soekarno dengan stempel radikal karena membuat rakyat Indonesia untuk sadar akan tindakan keras dan intimidasi dari pihak Belanda membuat De Graeff akhirnya menangkap Soekarno dengan beberapa orang lainnya pada akhir tahun 1929. Soekarno dilarang bebas oleh penggantinya De Graeff, BC de Jonge , sementara Hatta dan Soetan serta Sjahrir untuk d pindah ke Boven-Digoel.
ADVERTISEMENT
Kabupaten Boven Digoel (bahasa Belanda: boven berarti atas) adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Tanah Merah. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten Boven Digoel dikenal dengan sebutan Digul Atas, dan merupakan tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Digul Atas terletak di tepi Sungai Digul Hilir.
Kamp Boven Digoel dipersiapkan dengan tergesa-gesa oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk menampung tawanan Pemberontakan PKI tahun 1926. Selanjutnya Boven Digul digunakan sebagai tempat pembuangan pergerakan nasional dengan jumlah tawanan tercatat 1.308 orang. Di antara tokoh-tokoh pergerakan yang pernah dibuang ke sana antara lain Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Sayuti Melik, Marco Kartodikromo, Chalid Salim, Lie Eng Hok, Muchtar Lutfi, dan Ilyas Ya'kub.
ADVERTISEMENT
5. Penyebutan bagi individu / kelompok rakyat Indonesia dalam masa penjajahan Belanda di sebut dengan sebutan pemuda radikal indonesia, lihat dan baca dokumen KOLONIALE OORLOG 1945 – 1949, hal 17, Bab JAKARTA (BATAVIA), OOST-JAVA, SEPTEMBER 1945.
Kesimpulan :
Demokrasi tidak identik dengan netralitas. Demokrasi adalah nilai yang pasti : Equality, Liberty, and Fraternity. Maka :
1. Penguasa yang demokratis harus berpihak kepada perjuangan terhadap nilai-nilai tersebut. Pilihan Demokrasi atau Tirani adalah pilihan yang mudah bagi seorang pemimpin suatu Negara, tetapi demokrasi adalah benteng perlawanan bagi sikap anti-kebebasan.
2. Pada tingkat tertentu, kehadiran kelompok radikal yang kritis terhadap penggunaan kebebasan berpendapat serta HAK-nya, perlu untuk menjadi kekuatan kontrol dari praktek demokrasi. Sebagai cara tepat untuk menghilangkan kekerasan atau kekuasaan berlebih kepada pihak yang dianggap berseberangan, karena pada gilirannya akan dapat merusak Demokrasi itu sendiri.
ADVERTISEMENT
3. Demokrasi dengan pimpinan yang demokratis membutuhkan kehadiran kaum radikal: radikal humanis, radikal kebebasan berpikir, radikal akademis, radikal musik. Dan hal yang sejenis lainnya
4. Rakyat yang cerdas dan kritis baik secara individu/kelompok adalah ciri pertumbuhan DEMOKRASI dan PERADABAN Manusia maju, harus diberi ruang untuk berekspresi, agar tidak ada kesalahan dalam menempatkan kata RADIKAL untuk suatu kepentingan yang berisfat STATUS QUO .
5. Negara Indonesia yang besar sebagai Negara demokrasi no 3 di Dunia, tentunya harus radikal dalam menjalankan fungsi-fungsi dasar DEMOKRASI-nya, yaitu menegakkan hukum tanpa penuh intrik dan keberpihakan, sekaligus membuat kebijakan yang bersifat PRO-Rakyat dan bukan menelantarkan, menistakan apalagi mengkhianatinya.
6. Tanpa memenuhi itu semua di atas , maka kata RADIKAL patut untuk disematkan pada Negara dan pemerintahan-nya.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, Jika Bangsa Indonesia adalah Negara Besar dan Berbudaya Besar yang sering di kumandangkan dan dibanggakan, maka sudah selayaknya Tradisi Radikal hanyalah untuk Negara-Negara dan Berbudaya Besar, dan Indonesia… kita pastikan sebagai salah satunya, Semoga.
Radicalism has drawn
its inspiration from the nation's revolutionary
founding claims
Radikalisme telah mengambil inspirasi
dari klaim pendirian revolusioner
Bapak Pendiri Bangsa ini.
Salam Takjim
Sources:
1. McCarthy is lecturer and director of the Human Rights and Social Movements Program at Harvard's Kennedy School. McMillian is an assistant professor of history at Georgia State University.
2. Harry A. Poeze, Politiek-Politioneele Overzichten van Nederlandsch-Indië. 4 vols. 's-Gravenhage: Nijhoff, 1982-1994.
3. George McTurnan Kahin, Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca: Cornell University Press, 1956.
ADVERTISEMENT
4. Indonesische nationale beweging
5. KOLONIALE OORLOG 1945 – 1949, hal 17, Bab JAKARTA (BATAVIA), OOST-JAVA, SEPTEMBER 1945.
6. Timothy Patrick McCarthyTWITTERTimothy Patrick McCarthy teaches history, literature, and public policy at Harvard University,
7. books—The Radical Reader: A Documentary History of the American Radical Tradition (New Press, 2003);
8. Prophets of Protest: Reconsidering the History of American Abolitionism (New Press, 2006);
9. Protest Nation: Words That Inspired a Century of American Radicalism (New Press, 2010); and
10. André Gounelle : The radical Reformation in 16th century, Virtual Museum of Protestantism
11. The Indispensable Zinn: The Essential Writings of the People’s Historian (New Press, 2012). He lives in Cambridge, Massachusetts.
ADVERTISEMENT
12. BAECHER Claude, Michael Sattler, la naissance d’Église de professants, Excelsis, 2002
13. Collectif, Miroir des martyrs (anabaptistes), Excelsis, 2003
14. En.wikipedia.org/wiki/Lutheranism
15. www.christianitytoday.com/history/people/theologians/martin-luther.html
16. tuhanyesus.org/sejarah-agama-kristen
17. www.gpibhosea.or.id/index.php/sejarah-agama-kristen-protestan
18. www.history.com/topics/history-of-christianity
19. www.sarapanpagi.org/paulus-dan-sejarah-kekejaman-gereja-vt3751.html