Konten dari Pengguna

Batik Tulis, Inefisiensi Yang Bernilai.

Ahmad Juwana
mengingat sesuatu dg tulisan
28 November 2017 8:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Juwana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam beraktifitas ekonomi, mencapai kondisi yang efisien merupakan suatu kondisi yang dikatakan sebagai sebuah kondisi ideal. Efisiensi juga merupakan salah satu pendorong makin kuatnya kebiasaan masyarakat dalam jual-beli secara online. Para pelaku usaha di bidang perdagangan mengharapkan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan melalui jual-beli online ini.
ADVERTISEMENT
Jika pelaku usaha di bidang perdagangan menerapkan sistem jual-beli online, pelaku usaha yang bergerak di bidang produksi menerapkan sistem otomasi untuk meningkatkan efisiensi. Sistem otomasi ini adalah dengan mengganti tenaga manusia dengan mesin atau kecerdasan buatan.
Kata efisiensi ini mengingatkan saya pada sebuah pertanyaan dosen saya pada sekitar tahun 2009. Beliau menanyakan “apakah konsekuensi dari sebuah efisiensi?”. Terhadap pertanyaan ini, mayoritas mahasiswa sepakat menjawab dengan hal-hal yang bersifat positif.
Dosen saya pada saat itu memberikan sebuah pandangan lain mengenai efisiensi. Beliau menyatakan efisiensi dapat membawa konsekuensi meningkatnya pengangguran. Beliau menyampaikan pernyataan tersebut dengan menyebutkan berbagai argumen.
Tentunya pernyataan tersebut sangat menggelitik. Ternyata efisiensi tidak selalu berakibat positif. Terkadang efisiensi juga berakibat negatif.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari sisi pelaku ekonomi mikro, tentunya mereka sangat berharap bahwa biaya yang dikeluarkan haruslah sesedikit mungkin dan hasil yang didapatkan sebanyak mungkin. Tapi ternyata hal ini sedikit berbeda apabila dilihat dari sisi ekonomi makro.
Ekonomi makro juga melihat faktor penyerapan tenaga kerja, penurunan pengangguran yang mungkin sedikit bertentangan dengan prinsip efisiensi. Pelaku ekonomi mikro mengharapkan sesedikit mungkin mengeluarkan biaya tenaga kerja, waktu pengerjaan yang minimal, dan tingkat kesalahan yang kecil.
Saat ini hampir semua pelaku ekonomi berlomba-lomba beralih ke sistem online dan mesin untuk menggantikan tenaga manusia demi efisiensi. Salah satu contohnya adalah taksi online, jika sebelumnya kita memesan taksi dengan cara menelepon ke kontak layanan dan berbicara kepada petugas di kantor taksi, diganti dengan memencet tombol-tombol di aplikasi di aplikasi ponsel.
ADVERTISEMENT
Salah satu developer taksi online saat ini juga sedang giat-giatnya untuk mengembangkan mobil otomatis, yang dapat bergerak kemanapun tanpa perlu adanya sopir manusia.
Di Cina dan beberapa Negara lainnya saat ini telah ada jasa sewa sepeda yang tidak perlu lagi ada interaksi antara penyewa dengan petugas dari penyedia sewa. Penyewa tinggal melakukan booking melalui aplikasi di telepon seluler. Penyewa kemudian mendapatkan kode tertentu yang dapat digunakan untuk membuka kunci dari sepeda.
Sepeda yang disewa pun bisa ditemukan dipinggir-pinggir jalan. Jika mau mengembalikan pun penyewa bisa meninggalkan sepedanya dimana saja.
Bisa jadi kedepannya di sekitar kita akan menemukan jasa sewa motor yang menerapkan sistem yang serupa. Jadi para pemilik jasa sewa motor jogja, lombok, bali tidak akan banyak membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan usahanya.
ADVERTISEMENT
Untuk bidang retail pakaian pun juga, dimana kita biasanya datang ke suatu toko dan mendapatkan pelayanan dari penjaga toko, sekarang berubah menjadi klik tombol-tombol di ponsel, pilih, bayar, tunggu barang tiba.
Dari perubahan tersebut, bisa kita lihat secara kasat mata ada tenaga manusia yang hilang yang berakibat pada pengurangan pegawai. Untuk penjualan dengan sistem online mungkin yang dibutuhkan sekarang hanya tenaga gudang dan packing. Untuk para penjaga tokonya harap untuk pergi dan mencari pekerjaan lain.
Tapi ada suatu bentuk inefisiensi yang saat ini sangat dijaga dan dihargai lebih oleh hampir semua kalangan, yaitu batik tulis.
Harga dari batik tulis ini dapat berkali-kali lipat jika dibandingkan dengan jenis batik cap atau print. Padahal batik cap dan batik print sebenarnya memiliki motif yang lebih variatif dengan warna-warna yang lebih beragam.
ADVERTISEMENT
Padahal jika kita mengamati proses pembuatan batik tulis, kita akan menemukan banyak sekali inefisiensi di dalamnya. Mulai dari proses pengerjaan yang lama, lukisan motif yang mungkin tidak simetris dan ada cacat dalam motifnya. Akan tetapi batik tulis saat ini dinilai dengan harga yang sangat tinggi.
Jika kita sebagai pelaku ekonomi mikro mencari kesempurnaan motif, kecepatan pengerjaan tentunya kita akan memilih untuk membuat batik print atau batik cap yang tentunya lebih cepat dan motifnya lebih sempurna.
Tapi kenapa Batik tulis dihargai dengan sedemikian mahalnya? Ternyata ke-inefisiensi-an itulah yang menjadi nilai lebih batik tulis ini. Waktu proses pengerjaan yang lama membutuhkan ketekunan tersendiri. Motif yang tidak selalu sempurna menunjukkan sisi manuasiwi dari batik.
ADVERTISEMENT
Hal-hal manusiawi inilah yang membuat batik tulis berharga jauh diatas batik print dan batik cap. Proses pembuatan batik tulis ini penuh dengan seni kehidupan manusia.
Bagaimana dengan bidang pekerjaan yang lainnya?
Untuk saat ini masih banyak yang melihat mempekerjakan banyak manusia adalah sebuah beban. Sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk mengurangi pegawai sehingga beban pengeluaran untuk biaya pegawai menurun.
Ditambah lagi dengan karakter manusia yang lebih susah ditebak dan susah diatur daripada mesin membuat para pelaku usaha mencari jalan pintas dengan mengganti tenaga manusia dengan mesin atau sistem online.
Latar belakang developer taksi online ikut mengembangkan mobil otomatis pun adalah karena merasa terganggu dengan ulah sopir yang terkadang susah diatur.
Jika banyak pelaku ekonomi mikro dapat memahami bahwa manusia dengan segala macam interaksinya adalah sebuah hal yang perlu untuk dinilai lebih, tentunya kita akan dapat melihat lagi sektor-sektor usaha yang tidak masalah untuk membayar lebih atas inefiensi manusia.
ADVERTISEMENT
Mereka perlu untuk dapat menghargai hal-hal manusiawi sebagaimana juga dapat menghargai batik tulis lebih tinggi daripada batik cap dan batik print.
Ada suatu ungkapan dari Ketua Badan Ekonomi Kreatif yang dilansir dari detik.com pada tanggal 16 November 2017. Beliau berujar bahwa kecerdasan buatan itu menakutkan. Beliau menyampaikan bahwa saat ini sudah ada mesin yang membuat ukiran lebih sempurna daripada ukiran Jepara, hal ini sangat menakutkan. Suatu saat alat ini akan menggantikan peran pengrajin ukiran.
Beliau juga menambahkan manusia seharusnya bisa menghargai ketidaksempurnaan. Manusia harus memahami bahwa mereka memiliki hak untuk tetap natural, secara biologis dan organik. Mereka memiliki hak untuk menurunkan efisiensi, boleh saja lebih lambat dan less capable sewaktu-waktu. Manusia juga mempunyai hak untuk tidak selalu terkoneksi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari detikinet, CEO Perusahaan teh Dilmah, Dilhan Fernando memprediksi bahwa pekerjaan memetik teh yang selama ini dilakukan oleh manusia akan segera digantikan oleh robot dengan kecerdasan buatan.
Jack Ma sebagai pendiri Alibaba juga menyatakan bahwa dalam 30 tahun ke depan dunia akan merasakan jauh lebih banyak rasa sakit daripada kebahagiaan. Rasa sakit itu disebabkan kemajuan teknologi yang berdampak pada berbagai jenis industri dan lapisan masyarakat serta menurunnya peran manusia sehingga rentan terjadi konflik sosial.
Pada akhirnya, jika kita dapat menghargai batik tulis dengan segala ketidakefisiensiannya, semoga kita juga dapat menghargai manusia dengan segala macam keunikan interaksinya.