Menyanyi Butuh Percaya Diri yang Tinggi

Cory Pramesti
Pecandu kopi tengah malam yang hidup di dua benua, lifeascory.com dan corydiary.blog
Konten dari Pengguna
22 Juli 2017 18:30 WIB
Tulisan dari Cory Pramesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menyanyi Butuh Percaya Diri yang Tinggi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dulu sebelum aku menekuni hobi yang baru, menggambar menjadi salah satu hobi yang tak bisa sedetik pun terlewatkan. Semasa TK, aku sering mengikuti perlombaan hingga menjuarai Lomba menggambar dan mewarnai tingkat kabupaten dan kota. Lalu semenjak ibu tidak pernah membolehkanku menekuni hobi menggambarku, terpaksa aku alih hobi menjadi penyanyi. Ya, penyanyi cilik yang cuma tenar saat kumpul keluarga atau tenar seantero komplek karena tampil di haflah akhirussanah pelepasan siswa-siswi SD di sekolahku.
ADVERTISEMENT
Bercerita soal menyanyi saat haflah akhirussanah malam itu, aku benar-benar gagal menjadi seorang penyanyi. Setelah namaku disebut di tengah-tengah acara, kakiku benar-benar kaku saat melangkah berjalan ke atas panggung, tanganku gemetaran, dan tubuhku merinding sedikit dipenuhi kelenjar natrium klorida hingga terbentuk suhu yang dingin. Aku macam terkutuk! No, no, cukup malam ini saja, gerutuku saat itu.
Menyanyi Butuh Percaya Diri yang Tinggi (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ibuku di baris paling depan, tersenyum lebar karena anaknya bentar lagi nyanyi dan diwisuda, Sorot matanya tajam berlinang sedikit air mata karena dia sudah tahu kalau di akhir acara namaku bakal diumumkan jadi juara kelas. Semua orang bersorak-sorai, menepukkan tangan ramai-ramai. Nyanyianku makin gagap dan tak keruan. Nada di setiap liriknya jadi berubah macam terkena aransemen tapi bukan. Setelah lagunya habis, penonton kembali bersiul, bersorak-sorai, sambil tepuk tangan. Entah maknanya apa, yang jelas bibiku komen abis-abisan setelah acara itu.
ADVERTISEMENT
Masuk SMP, aku jadi semakin minder dan alih hobi lagi ke menggambar, tapi lebih spesifik membuat tokoh-tokoh komik. Aku jadi sering ikut lomba bikin komik. Ya, meski tidak semuanya juara, setidaknya sekali pernah juara tiga tingkat SMP lomba membuat komik berbahasa arab. (Wajar karena waktu SMP, aku sekolah di MTs. milik Yayasan Pondok Pesantren yang ada di kota sebelah). Aku jadi lupa kalau aku sudah berusaha keras untuk bisa menyanyi.
Menyanyi Butuh Percaya Diri yang Tinggi (2)
zoom-in-whitePerbesar
Akhir SMP, lagi-lagi aku harus kena batunya. Penampilan menyanyi dari kelas unggulan terpilihlah aku untuk mewakilinya. Jadilah aku belajar menyanyi dan cengkok suara, karena pada saat itu aku dituntut membawakan dua lagu, yaitu lagu religi dan yang satu lagi lagu pop barat. Jadilah, aku terkenalnya bukan si pembuat komik, tapi si penyanyi muda dari kota sebelah.
ADVERTISEMENT
Tetap saja diriku masih minder, sampai ibuku sendiri menyarankan untuk membuat channel youtube agar potensi menyanyiku tersalurkan. “Siapa tahu Nak, dengan Youtube kamu bisa menghibur orang lain melalui suaramu. Meski orang-orang di sekitarmu bilang suaramu jelek, belum tentu orang lain bilang begitu, jadi ya pede aja. Pisau tumpul saja kalau tiap hari diasah jadi bisa jadi tajam, apalagi suara. Iya toh?” Tutur ibuku. Barulah aku sadar bahwa betapa pentingnya rasa percaya diri akan bakat kita sendiri itu. Dan perlu juga kita mengeksplorasinya agar tidak menjadi bakat yang terpendam dan sia-sia.
Sejak itu, saya jadi sering nyanyi sama anak-anak ekstra kulikuler band sekolah. Kadang mendendangkan lagu religi, melayu, dangdut, pop, dan jazz. Meski karakter suaraku hanya masuk ke beberapa kategori, setidaknya bakat menyanyiku tidak tersimpan sia-sia, karena bakat itu sudah diturunkan dari ibu untukku.
Menyanyi Butuh Percaya Diri yang Tinggi (3)
zoom-in-whitePerbesar
Saat ini, aku jadi lebih percaya diri dibanding dulu. Aku sudah berani tampil di panggung dan di sosial media, seperti youtube, vidio, dan soundcloud. Untuk membantu proses mengeksplorasi bakatku di sosial media pun butuh internet yang super untuk memudahkan upload dan share sesuai jadwal. Aku sendiri percaya XL Go sebagai Mi-Fi/ modem, karena hanya dengan 250 ribu rupiah, aku bisa menikmati kuota 30GB/bulan. Dan juga, saat ini XL memperluas jaringannya sampai ke daerah-daerah pelosok. Jadi, kalau pun aku lagi di desa yang katanya susah sinyal, di sana aku dapati sinyal XL yang terus lancar.
ADVERTISEMENT
Benar kata ibu, menyanyi itu butuh Percaya Diri yang tinggi. Kalau tidak percaya diri, maka kita hanya bisa menikmati suara indah kita di rumah, bahkan hanya terdengar di kamar mandi saja (yang mana orang lain tidak bisa menikmatinya pula). Jadi, kalian masih mau menyanyi di kamar mandi saja? Kalo punya bakat mah bawa keluar aja! Kalo kalian suka nyanyi, tunjukkan pada dunia bahwa kamu juga punya bakat menyanyi seperti halnya mereka, para penyanyi hebat seluruh dunia.
Xoxo,