Gagal 192 Kali, Pria Asal Polandia Habiskan Puluhan Juta Demi Lolos Ujian SIM

Crazy Rich
Gaya Hidup dan Selera Gw, Lo Gak Usah Sirik
Konten dari Pengguna
12 Oktober 2021 11:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Crazy Rich tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi SIM. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi SIM. Foto: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Pria asal Polandia kesulitan untuk lolos ujian SIM hingga gagal sebanyak ratusan kali. Ia pun telah menghabiskan biaya hingga puluhan juta untuk berjuang mendapatkan SIM tersebut.
ADVERTISEMENT
Melansir informasi dari Notes From Poland, pria tersebut merupakan penduduk dari Kota Piotrków Trybunalski, Provinsi Łódź, Polandia. Pria yang dirahasiakan namanya tersebut sudah mengambil ujian SIM selama 17 tahun, namun selalu gagal.
Kegagalan tersebut membuat pria ini sudah menghabiskan banyak biaya demi mendapatkan SIM. Tercatat, pria tersebut menghabiskan biaya 1,300 euro atau sekitar Rp 21 juta untuk melakukan ujian SIM.
Bila dijumlahkan, pria tersebut sudah gagal lolos ujian SIM sebanyak 192 kali. Angka ini memecah rekor sebagai jumlah percobaan gagal tertinggi saat ujian SIM di negaranya.
Pria tersebut kini sudah berusia 50 tahun dan belum juga lulus ujian SIM. Menurut informasi yang ada, kegagalan terakhirnya adalah saat menjalani ujian teori. Pria tersebut pun kemudian dijuluki sebagai pengemudi terburuk karena memegang rekor percobaan gagal tertinggi dalam ujian SIM.
ADVERTISEMENT
Di Polandia sendiri, tidak ada batasan jumlah percobaan untuk ujian SIM. Kandidat dinyatakan lulus setelah berhasil melalui ujian teori, kemudian ujian praktek. Rasio kelulusannya berkisar 50-60 persen untuk tes teori, dan dibawah 40 persen untuk ujian praktek.
Instruktur Pengemudi di Polandia, Stanislaw Kobusiewicz pun sempat turut menanggapi hal ini. Ia merasa prihatin dan meminta pemerintah untuk membuat pembatasan jumlah percobaan dalam ujian SIM.
“Harus ada peraturan di Polandia yang melaran kandidat mengikuti ujian lebih dari 20 atau 30 kali. Jika seseorang tidak tahu aturan dan nsama sekali tidak mengetahuinya, dia tidak boleh mengemudi di jalanan. Bagaimanapun, hal itu dapat membahayakan orang lain,” ucapnya mengutip dari Notes From Poland.