Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Menilik Bunker Anti Kiamat yang Dibuat untuk Crazy Rich, Harganya Rp 344 M
4 November 2020 16:11 WIB
Tulisan dari Crazy Rich tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setiap sesuatu pasti akan menemui titik jenuh. Begitupun dengan dunia ini. Segala apa yang ada di dalamnya, pasti akan musnah. Ditambah, bumi memang sudah tua dan penuh dengan kerusakan.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diajarkan di setiap mitologi dan agama, kiamat pasti akan terjadi. Meskipun punya sumber yang berbeda-beda, tetapi pesan bahwa dunia ini akan menemui akhir, tetap punya konsep yang sama.
Di Amerika Serikat, tepatnya di kawasan South Dakota, ada seseorang yang percaya bahwa kiamat dapat dihindari, yakni dengan membangun sebuah bunker yang ditanam di bawah tanah.
Ialah Robert Vicino dan Larry Hall, orang yang membangun bunker untuk menghindari bencana-bencana besar di permukaan bumi, bahkan kiamat. Melalui perusahaan yang didirikannya, Vivos, Vicino dan Larry membangun 575 bunker yang diklaim dapat menampung 10 ribu orang.
Tentu saja, bunker-bunker yang dibuat Vicino dan Larry tidak gratis. Setiap orang yang ingin "menghindari" kiamat dengan bunker ciptaan Vicino, perlu merogoh kocek minimal sebesar 40 ribu dolar AS atau senilai Rp 584 juta (kurs: Rp 14.604).
ADVERTISEMENT
Bunker yang diberi banderol Rp 584 juta adalah termasuk bunker yang paling murah di kompleks bunker milik Vivos. Untuk yang termahal, sekaligus termewah, Vivos mematok harga hingga 23,4 juta dolar AS atau senilai Rp 344 miliar.
Bunker-bunker Vivos memang bukan bunker sembarangan. Selain difasilitasi dengan sumber daya yang berumur panjang, bunker Vivos juga memiliki interior super mewah yang bisa jadi mengalahkan isi rumah Anda.
Bunker-bunker Vivos awalnya merupakan tempat penyimpanan senjata milik Angkatan Darat Amerika Serikat. Bunker-bunker tersebut dioperasikan sebagai fasilitas militer sepanjang 1942 hingga 1967.
Setelah tak lagi dioperasikan oleh pihak militer, Vivos mengakuisisinya dan menjadikannya sebagai tempat untuk menghindari bencana besar. Jika dilihat dari permukaan, deretan bunker tersebut akan tampak seperti kompleks pemakaman.
Hingga saat ini, Vivos terus kebanjiran pesanan mengusul pandemi covid-19 yang tak kunjung berakhir. Orang-orang kaya di Amerika Serikat tampaknya sudah siap kapanpun bencana besar tiba.
ADVERTISEMENT