Tajirnya Orang Terkaya Ketiga RI, Habiskan Rp 1 T untuk Renovasi Rumah

Crazy Rich
Gaya Hidup dan Selera Gw, Lo Gak Usah Sirik
Konten dari Pengguna
16 Juni 2021 16:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Crazy Rich tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sri Prakash Lohia/lifepal.co.id
zoom-in-whitePerbesar
Sri Prakash Lohia/lifepal.co.id
ADVERTISEMENT
Nama Sri Prakash Lohia telah menarik perhatian publik. Lantaran kekayaan yang dimiliki pengusaha Indonesia berdarah India tersebut.
ADVERTISEMENT
Sri merupakan laki-laki kelahiran Kolkata, India pada 11 Juli 1952. Saat ini ia tercatat oleh Forbes sebagai orang terkaya ketiga di Indonesia dan menduduki posisi 414 orang terkaya di dunia dengan total kekayaannya mencapai US$ 4.3 Miliar atau setara Rp 61 triliun.
Pada saat ia berusia 19 tahun, ia memutuskan pindah ke Indonesia untuk mendapatkan kehidupan yang baru. Tepatnya di tahun 1973.
Sebelumnya, ia berkuliah dan belajar tentang perdagangan di Universitas Delhi pada tahun 1971. Sekitar tahun 1976, ia mendirikan perusahaan bernama PT. Indo-Rama Synthetics, yang memproduksi benang pintal dengan fasilitas manufaktur di Purwakarta, Jawa Barat. Perusahaan ini berfokus di bidang bahan baku tekstil.
Pada 1991, perusahaannya melakukan diversifikasi dan merambah industri serat poliester dan Resin Poliester Botol (PET) yang mulai diproduksi pada 1995.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Indorama berkembang menjadi produsen bahan baku tekstil yang terbesar di Indonesia dan memiliki fasilitas manufaktur yang berada di seluruh Indonesia, Uzbekistan, dan Thailand.
Selain itu, pada 2006 ia mulai berpikir untuk melakukan investasi di industri petrokimia dengan membeli perusahaan Eleme Petrochemicals yang berpusat di Nigeria dengan nilai US$ 255 juta atau setara Rp 4 miliar sebagai bagian dari Indorama.
Semenjak itu, Indorama sukses menjadi investor terbesar di sektor petrokimia dan sampai saat ini telah menginvestasikan dana sekitar US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun.
Pada tahun 2008, Sri menjual sahamnya kepada dua perusahaan serat poliester dan benang ke Indorama Ventures, dengan imbalan saham di Indorama Ventures yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Indorama Ventures meraup pendapatan tahunan sebesar US$ 8 miliar atau setara Rp 114 triliun dan menjadi produsen botol PET terbesar di dunia.
Ia tidak hanya berkutat dengan bisnis dan plastik saja. Ia juga merupakan kolektor seni yang terkenal dan kolektor buku langka terbesar di dunia. Di London, ia telah menghabiskan US$ 75 juta atau setara Rp 1 triliun untuk merenovasi rumahnya yang berusia 243 tahun.
Hingga saat ini, ia masih terlibat pengoperasian perusahaan dan sukses meraup pendapatan lebih dari US$ 10 miliar atau sekitar Rp 142 triliun per tahun.