Konten dari Pengguna

Bagaimana Kita Harus Menyikapi Pelecehan yang Marak Terjadi?

Cristin Yohana Putri Sujarwo
Pelajar SMA Citra Berkat
26 Desember 2024 15:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cristin Yohana Putri Sujarwo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang masih saja berasumsi bahwa pelecehan hanya terjadi pada perempuan. Padahal, nyatanya pelecehan juga bisa terjadi pada laki-laki. Bisa kita lihat dari data yang dicatat pada 1 Januari 2024, Kemenpppa (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) membuktikan bahwa sudah ada setidaknya 28.101 kasus dengan mayoritas korban perempuan sebesar 80 persen dan korban laki-laki sebesar 20 persen yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Walaupun korban di dominasi oleh perempuan, tapi ada kemungkinan korban berjenis kelamin laki-laki.
Sumber: kemenpppa.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: kemenpppa.go.id
Pelecehan secara umum dapat diartikan sebagai perilaku yang menghina, mempermalukan, atau pun merendahkan seseorang dan perilaku ini menjadi salah satu hal yang dianggap tidak pantas dan tidak sesuai norma sosial dan juga moral. Pelecehan juga dibagi menjadi beberapa jenis, seperti berikut ini :
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dari banyaknya jenis pelecehan ini, mungkin yang sering muncul disekitar kita adalah cat calling. Biasanya bisa kita jumpai di ruang publik seperti di jalan, di pasar, di halte atau tempat transportasi umum lainnya, dan juga di media sosial (daring). Pelecehan ini pasti memberikan efek samping dan dampak yang tidak mengenakkan bagi para korban. Mulai dari perasaan tidak nyaman, takut, sedih, malu, marah, dan lain sebagainya. Lantas, siapa yang harus bertanggung jawab atas semua ini? Bagaimana kita harus menyikapi kasus-kasus pelecehan ini?
Semua kalangan masyarakat harusnya bertanggung jawab dan harus mengambil peran dalam menyikapi pelecehan dan diskriminasi gender yang marak terjadi. Kita sebagai warga negara juga harusnya berani berpendapat atau berani menyuarakan suara jika suatu saat melihat adanya tindak pelecehan. Berani bersuara demi keadilan dan keamanan bukan hanya akan berdampak pada korban tapi juga berdampak untuk masyarakat luas atau pun korban lain yang belum berani melapor. Dengan keberanian ini, kita juga tidak boleh bertindak gegabah. Kita harus memikirkan dampak yang lain untuk kesehatan mental korban dan menjaga nama baik korban, jadi kita bisa memilih opsi untuk melaporkan kepada pihak yang berwenang dalam mengatasi hal-hal serupa. Tentu saja dengan kita melapor, kita harus menyertakan bukti-bukti yang valid untuk mendukung laporan kita kepada pihak terkait.
Sumber: pexels.com/Pavel Danilyuk
Harapannya kedepan, jika kalian adalah salah satu korban dari banyaknya tindak pelecehan, cobalah mulai untuk berbicara kepada orang yang bisa dipercaya. Korban tidak selalu perempuan karena sangat bisa bahwa laki-laki yang menjadi korbannya. Tidak perlu takut dan tidak perlu menyalahkan diri sendiri karena apa yang sudah diperbuat oleh pelaku dari setiap pelecehannya tidak bisa dibenarkan. Tidak ada gender yang lebih tinggi dan yang lebih rendah. Semua berhak mendapatkan keadilan dan haknya.
ADVERTISEMENT