Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Menjaga Kehidupan Laut: Tantangan dan Solusi di Tengah Polusi Plastik
30 Januari 2025 14:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Cristin Yohana Putri Sujarwo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kehidupan laut di seluruh dunia saat ini sedang dihadapi berbagai tantangan besar akibat polusi plastik yang semakin menjadi-jadi. Menurut salah satu laporan United Nations Environment Programme (UNEP), tercatat ada sekitar 8 juta ton sampah plastik masuk ke laut dan hal ini mengancam keberlangsungan ekosistem laut dan berbahaya bagi spesies yang bergantung pada laut untuk bertahan hidup. Sampah plastik termasuk ke salah satu limbah yang butuh waktu ratusan tahun untuk terurai. Hal ini juga menjadi ancaman serius bagi plankton dan mamalia laut. Tidak hanya mencemari air laut, namun plastik juga bisa mencemari rantai makanan yang kemudian bisa memengaruhi manusia yang akan mengonsumsi produk laut seperti ikan dan yang lainnya.
Polusi dari plastik ini juga membawa dampak yang luas, mulai dari terjebaknya banyak hewan laut dalam sampah-sampah plastik hingga rusaknya habitat alami hewan laut. Banyak spesies laut yang juga seiring berjalannya waktu, terancam punah karena terputusnya rantai makanan dan lain sebagainya. Di sisi lain, dengan meningkatnya kesadaran global tentang masalah ini, banyak negara atau pun organisasi yang pastinya mulai mengupayakan pencarian solusi untuk meminimalisir polusi plastik untuk melindungi kehidupan laut. Tapi, meski ada kemajuan, masih ada banyak hal yang perlu diupayakan dan dilakukan.
ADVERTISEMENT
Masalah polusi plastik ini juga berhubungan erat dengan perilaku baru manusia yang berlebihan dan didukung juga dengan pengelolaan sampah yang kurang baik. Misalnya mulai dari penggunaan botol plastik sekali pakai yang menyumbang produk plastik yang mencemari laut. Di beberapa negara, pengelolaan sampahnya masih belum berjalan dengan optimal sehingga banyak sampah plastik yang akhirnya berakhir ke sungai dan kemudian ke laut. Oleh karena itu, dibutuhkan banyak pendekatan yang lebih menyeluruh yang mencakup penentuan kebijakan yang lebih ketat, perubahan perilaku konsumsi yang berlebihan, dan kemajuan teknologi dalam pendauru langan sampah.
Meskipun beberapa upaya besar telah dijalankan, semua hal ini terletak di konsistensi dan efektivitas dari pengimplementasiannya. Banyak negara berkembang yang masih kesulitan dalam hal mengelola sampahnya dan kurang dalam pengawasan produk plastik di pasaran. Seringkali penegakan hukum juga masih kurang optimal dan tidak maksimal atau pun beberapa kebijakan belum diterapkan dengan rata. Dengan begini, sampah plastik akan sangat mudah menjadi penyebab utama rusaknya ekosistem laut dan memengaruhi keberlanjutan sumber daya alam.
ADVERTISEMENT
Solusi yang efektif bisa berjalan dengan baik apabila ada relasi yang baik dan jelas antara masyarakat, pemerintah, dan sektor-sektor yang punya tanggung jawab khusus untuk menangani masalah ini. Tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah beserta dengan inovasi teknologinya, tapi juga kesadaran masyarakat untuk membatasi penggunaan produk berbahan plastik atau mengurangi perilaku konsumsi yang berlebihan. Semua ini bisa diupayakan dengan maksimal untuk mencapai masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan untuk manusia dan lautan.