Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Musik sebagai Penawar Stres: Terapi Kesehatan Mental!
12 Januari 2025 8:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Cristin Yohana Putri Sujarwo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Stres sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan di zaman yang modern ini. Mulai dari tantangan dalam hubungan sosial dan tekanan dalam sekolah, rumah, pekerjaan yang seringkali kita alami. Menurut WHO atau World Health Organization, stres adalah reaksi alami manusia saat menghadapi tekanan atau perubahan dalam hidup. Saat mengalami tekanan dalam hidup, tubuh kita akan banyak melepas hormon stres seperti adrenalin dan kortisol supaya tubuh siap untuk menghadapi ancaman. Tapi stres yang berkepanjangan juga tidak baik untuk kita, karena bisa memberi dampak buruk bagi kesehatan mental dan bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti hipertensi, penyakit jantung, dan bahkan gangguan mental (contoh: depresi, gangguan kecemasan, dll).
Salah satu hal sederhana yang bisa menjadi cara efektif untuk mengatasi stres adalah musik. Musik merupakan salah satu seni yang bisa kita dengar dan bisa dilibatkan sebagai media untuk mengekspresikan emosi dan suasana hati. Musik menawarkan jalan keluar yang luar biasa untuk kita bisa mengurangi kadar hormon stres dan menenangkan pikiran. Musik dapat memengaruhi otak dengan cara yang sangat unik seperti pelepasan hormon yang dapat meredakan stres itu sendiri. Misalnya, jenis musik yang cenderung berirama lambat dan menenangkan bisa mengurangi kadar hormon kortisol, musik klasik dapat menurunkan tekanan darah, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, musik juga punya peran penting dalam terapi kesehatan mental yang jauh lebih terstruktur. Terapi musik sudah mulai banyak digunakan oleh banyak ahli dan profesional kesehatan untuk membantu tiap-tiap individu mengatasi gangguan mental yang dimilikinya. Mulai dari depresi, stres pasca-trauma, dan gangguan kecemasan. Dalam kasus ini, pasien tidak hanya dilibatkan untuk mendengarkan musik, tapi mereka juga berpartisipasi aktif dalam bernyanyi, memainkan alat musik, dan bahkan menulis lagu. Beberapa aktivitas tersebut memungkinkan mereka untuk mengeksplor cara mengekspresikan emosi mereka yang sulit dimengerti secara verbal atau lisan.
Memang perlu kesadaran penuh untuk kita paham betapa pentingnya mengelola stres dan mengupayakan yang terbaik untuk kesehatan mental kita masing-masing. Bukan hanya untuk meningkatkan kesejahteraan diri saja tapi juga penting untuk menjadi langkah kita dalam meningkatkan kualitas hidup.
ADVERTISEMENT